Gereja Katolik hari ini memperingati Uskup Jenewa dan Pujangga
Gereja, juga menjadi Pelindung Serikat Salesian Don Bosco, Santo
Fransiskus dari Sales, seperti dilansir dari Keuskupan Agung Jakarta,
Selasa (24/1/2017).
Khotbah-khotbahnya dinilai sangat menarik,
dengan dibawakan sangat rendah hati. Ia mengajarkan bahwa kesempurnaan
hidup bukan hanya milik imam, biarawan-biarawati tetapi juga milik awam
yang mau melakukan kehendak-nya dalam hidup dan perannya sehari-hari.
Santo Fransiskus dari sales lahir pada tanggal 21 Agustus 1567 dari
keluarga bangsawan di Savoy, sebuah kota yang terletak antara Perancis
dan Italia. Ia adalah anak sulung dari 13 bersaudara. Pada masa mudanya,
ia belajar retorika, humaniora, dan teologi di bawah bimbingan para
pastor Jesuit di Paris. Setelah mengalami peristiwa rohani yang luar
biasa, ia mengucapkan kaul kemurnian dan mempersembahkan dirinya kepada
Bunda Maria. Kemudian ia belajar di Padua sampai memperoleh gelar doktor
di bidang ilmu kemasyarakatan dan hukum.
Setelah berhasil
menyakinkan orang tuanya akan panggilan Allah yang tertuju padanya,
fransiskus memilih mempersembahkan diri seutuhnya pada Tuhan. Ia menjadi
imam dan tak lama kemudian dipercaya sebagai pejabat tertinggi kedua di
Keuskupan Jenewa.
Karena begitu percaya pada penyelenggaraan
Alla, tanpa menghiraukan bahaya yang mengancamnya, Fransiskus pergi
berkeliling di wilayahnya yang pada waktu itu di bawah pengaruh kuat
Kalvinis. Ia giat mewartakan Kerajaan Allah dengan berkotbah,
menerimakan pengakuan dosa, dan bekerja keras mengembalikan putra-putri
gereja yang tersesat ke pangkuan Bunda Gereja.
Sebagai buah dari kerja dan imannya, tak kurang dari 72.000 orang
di Cablais kembali ke pangkuan Gereja. Selain itu, ia makin dikenal
karena nasehat rohani dan teladan hidupnya. Karena kemasyurannya dalam
memberi penerangan iman bagi yang sesat, Raja Henry IV memintanya secara
khusus untuk berkhotbah dan menjadi pembimbing rohani bagi orang-orang
di penjara.
Sepanjang hidupnya, Fransiskus dari Sales yang juga
dijuluki sebagai "Pembawa Damai", selalu siap sedia membawa kedamaian
Allah bagi umatnya melalui sakramen pengakuan dan bimbingan spiritual.
Banyak bimbingan spiritual yang dilakukannya secara tertulis di antara
ribuan karyanya.
Maka tak heran apabila Gereja Katolik menetapkan
Fransiskus dari Sales sebagai Pujangga Gereja dan Pelindung Mass Media
dan Jurnalis.
Ia juga berhasil medirikan Serikat Santo
Fransiskus dari Sales yang kemudian dikenal dengan nama Salesian Don
Bosco (SDB) dan terbentuknya FMA (Putra-Putri Maria Penolong Umat
Kristiani).
Uskup de Sales kemudian wafat pada 28 Desember 1622
pada usia 56 tahun dan dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius X pada
1665. Berkat pengabdiannya, Ia dianugerahkan gelar ‘Pujangga Gereja’ dan
dijadikan sebagai Santo pelindung pers Katolik dan para
wartawan–wartawati. (www.netralnews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin