Rabu, 22 Februari 2017

Kutipan Katolik Terbaik

“Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” – Yoh 20 : 31
“Roh Tuhan berembus dalam lembaran-lembaran ini. Kalimat-kalimatnya dibiarkan tidak selesai, sehingga Anda bisa melengkapinya sesuai dengan perilaku Anda sendiri. Jika anda menghayati kata-kata bijak ini dalam kehidupan Anda, maka Anda akan menjadi pengikut Kristus yang sejati.” ~ St. Josemaria Escriva
 ————————
“Sangat membantu bagi kita untuk mengaku dosa dengan teratur. Benar bahwa dosa kita selalu sama; tapi kita membersihkan rumah kita, ruangan kita, paling tidak sekali seminggu bahkan bila kotorannya selalu sama, dengan tujuan untuk hidup dalam kebersihan, untuk memulai kembali. Bila kita melakukan hal yang sebaliknya,  kotoran mungkin tidak dilihat, tapi kotoran tersebut akan bertambah.” ~ Paus Benediktus XVI
———————— 
“Ketika kamu melihat salib, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu. Ketika kamu memandang Hosti Suci, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu sekarang.” ~ Mother Teresa
 ———————— 
“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu. Jangan hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah untuk memperbaikinya – mulailah setiap hari dengan tugas yang baru.” ~ St. Fransiskus dari Sales
 ————————
“Kita sering menemukan diri kita di persimpangan jalan, tidak tahu jalan mana yang harus dipilih, jalan mana yang harus dilalui; ada bagitu banyak jalan yang salah…begitu banyak ambiguitas. Di saat seperti ini, jangan lupakan bahwa Kristus…selalu dan satu-satunya jalan yang paling aman, jalan yang menuju pada kebahagiaan yang penuh dan abadi.” ~ Beato Yohanes Paulus II
———————— 
“Mengapa kita harus membela diri ketika kita disalahpahami atau dihakimi dengan keliru? Tinggalkanlah hal itu. Mari kita tidak mengucapkan apapun. Merupakan hal yang manis untuk membiarkan orang lain menghakimi kita dengan cara yang mereka suka. Oh keheningan yang terberkati, yang memberi begitu banyak kedamaian bagi jiwa!”~ St. Therese of Lisieux
 ————————
“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustrasimnu, tapi tentang potensi yang belum terpenuhi. Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk melakukan sesuatu.” ~ Paus Yohanes XXIII
————————
“Komuni merupakan satu-satunya obat bagi iman yang lemah dan rapuh. Meskipun Sakramen Maha Kudus pada dirinya selalu sempurna dan suci dan lengkap, Sakramen Maha Kudus tidak bekerja secara utuh sekali untuk selamanya dalam diri kita. Seperti tindakan iman, ia harus tumbuh secara berkelanjutan melalui latihan. Frekuensi adalah efek yang tertinggi. Tujuh kali [menerima Komuni]dalam seminggu jauh lebih bergizi daripada tujuh kali pada rentang waktu tertentu.”  ~ John Ronald Reuel Tolkien (Penulis Novel Lord of The Rings).
——————————————
“Lain waktu jika suatu hal buruk terjadi padamu meskipun itu bukan salahmu, dan kamu mengeluh pada Allah, “aku tidak pantas mendapatkan itu,” lihatlah pada salib dan katakan perkataan yang sama kepada-Nya: “aku tidak pantas mendapatkan itu” ini akan memberikanmu rasa perspektif yang berbeda.” ~ Dr. Peter Kreeft
———————— 
“Kita tidak berdamai dengan orang lain karena kita tidak berdamai dengan diri kita sendiri. Dan kita tidak berdamai dengan diri kita sendiri karena kita tidak berdamai dengan Allah.” – Thomas Merton
“Lebih baik menerangi orang daripada hanya sekedar bersinar, membawa orang kepada renungan akan kebenaran daripada merenung.” ~ St. Thomas Aquinas

———————— 
“Kemalasan adalah musuh terbesar jiwa.”  St. Benediktus dari Nursia
———————— 
“Berikan kepada saya pasukan yang mendaraskan Rosario dan saya akan menaklukkan dunia.” ~ Paus Pius IX
———————— 
“Jika dua teman meminta Anda untuk menghakimi sebuah perselisihan, janganlah diterima, karena Anda akan kehilangan satu orang teman, di sisi lain, jika dua orang asing datang dengan permintaan yang sama, terimalah karena Anda akan mendapatkan satu teman.” ~ St. Agustinus
————————  
“Jika Santo Paulus mendesak kita untuk berdoa pada satu sama lain, dan kita dengan gembira berpikir adalah tepat untuk meminta setiap orang yang malang untuk mendoakan kita, haruskah kita berpikir hal ini jahat untuk meminta kepada Orang Kudus di Surga untuk melakukan hal yang sama?” ~ St. Thomas More
——————————————
“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu, namun engkau tidak akan kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tak ada seorang manusia pun yang dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju, seraya mempercayai Ia yang mengasihimu.” ~ Joseph Ratzinger (Paus Benediktus XVI)
————————
“Kebenaran tidak selalu sama dengan keputusan mayoritas.” ~ John Paul II
———————— 
“Tuhan, bila umatmu memerlukanku, aku tidak akan menolak untuk bekerja. Terjadilah kehendak-Mu.” ~ St. Martin de Tours
———————— 
“Berdoalah seolah-oleh semuanya bergantung pada Allah. Bekerjalah seolah-oleh segalanya bergantung kepadamu.” ~ St. Agustinus
———————— 
“Suatu perbuatan yang paling cemerlang, tanpa cinta, sama sekali tidak berarti.” ~ St. Therese of Lisieux
———————— 
“Kita selalu menemukan bahwa mereka yang berjalan paling dekat kepada Kristus adalah mereka yang harus bertahan terhadap pencobaan terbesar.” ~ St. Teresa of Avilla
———————— 
“Kita tidak bisa mengubah arah dunia hanya dengan upaya kita sendiri. Bukan itu pekerjaan kita. Pekerjaan kita – dan khususnya pekerjaan anda sebagai pemimpin muda – adalah membiarkan Allah mengubah kita, dan melalui kita, Allah akan mengubah orang lain dan dunia. Kita memenangkan dunia dengan memenangkan satu jiwa pada satu waktu demi Yesus Kristus dan Gereja, dan hal ini dimulai dari diri kita…Cintailah Yesus Kristus seperti saudara dan Tuhanmu. Cintailah Gereja sebagai ibumu. Ketahui imanmu, ketahuilah dunia dan perjuangannya – dan kemudian bukalah hatimu. Biarkan Allah menggunakanmu untuk membawa orang lain menuju kesalamatan yang Allah tujukan bagi kita.” ~ Uskup Agung Charles J. Chaput
——————————————
 Beato Yohanes Paulus II, dalam bukunya yang berjudul Love and Responsibility, serta dalam tulisan-tulisan lainnya. Semoga menginspirasi anda
————————  
”Di dalam cinta ada tanggung jawab khusus – tanggung jawab untuk seorang pribadi yang ditarik ke dalam persekutuan yang paling dekat dalam kehidupan dan aktivitas orang lain, dan menjadi pihak yang memperoleh keuntungan dari hadiah diri/pemberian diri ini.”
————————  
”Semakin besar rasa tanggung jawab bagi pribadi lain semakin besar adanya cinta yang sejati.”
“Cinta diantara pribadi adalah ciptaan dari kehendak bebas manusia.”
————————  
“Kekuatan cinta muncul paling jelas ketika kekasih kita tersandung, ketika kelemahan dan dosanya menjadi terbuka. Seseorang yang sungguh mencintai tidak menarik cintanya, tapi semakin mencintainya, mencintai dalam kesadaran penuh akan kekurangan dan kesalahan yang lain, dan tanpa menyetujui kesalahan tersebut. Karena seorang pribadi tidak pernah kehilangan nilai esensialnya. Emosi yang melekatkan dirinya pada nilai pribadi tetap setiap kepada manusia.”
————————  
“Cinta terdiri dari komitmen yang membatasi kebebasan seseorang – ia adalah pemberian diri, dan memberikan diri berarti membatasi kebebasan demi kepentingan yang lain. Batasan terhadap kebebasan seseorang dapat dilihat sebagai sesuatu yang negatif dan tidak menyenangkan, tapi cinta menjadikannya hal yang positif, bersukacita dan kreatif. Kebebasan ada demi cinta.
————————  
“Tidak ada tempat bagi keegoisan dan rasa takut! Jangan takut, ketika cinta menyebabkan tuntutan. Jangan takut ketika cinta mengharuskan pengorbanan.”
————————  
“Cinta sejati, cinta yang lengkap secara batiniah, ada ketika kita memilih seorang pribadi demi pribadi itu sendiri, dimana pria memilih wanita dan wanita memilih pria bukan hanya sebagai partner seksual, tapi sebagai pribadi yang kepadanya dilimpahkan hadiah kehidupannya sendiri.”
————————  
“Cinta untuk seorang pribadi, yang berasal dari pilihan yang sah yang dipusatkan pada nilai seorang pribadi, dan membuat kita merasakan cinta emosional untuk pribadi tersebut seperti apa adanya, bukan untuk pribadi yang kita bayangkan, tapi untuk pribadi yang nyata.”
————————  
“Cinta tidak pernah menjadi sesuatu yang siap dibuat, sesuatu yang semata-mata diberikan pada pria dan wanita, cinta pada saat yang sama, selalu merupakan sebuah tugas yang harus mereka kerjakan. Cinta harus dilihat sebagai sesuatu yang tidak pernah “ada”, tapi selalu hanya [sebagai proses] “menjadi”, dan menjadi seperti apa cinta itu bergantung pada kontribusi kedua pribadi dan kedalam komitmen mereka.”
————————  
“Hanya pria dan wanita yang murni yang sanggup memiliki cinta yang sejati. Kemurnian membebaskan asosiasi mereka… dari kecenderungan untuk saling memanfaatkan.”
————————  
“Cinta sejati itu menuntut. Aku akan gagal dalam misiku bila aku tidak memberitahu anda. Cinta menuntut sebuah komitmen pribadi terhadap kehendak Allah.”
————————  
“Kegelapan hanya dapat dihancurkan oleh terang, kebencian hanya bisa ditaklukkan oleh cinta.”
————————  
“Manusia tidak dapat hidup tanpa cinta. Ia tetaplah makhluk yang tidak dapat dimengerti oleh dirinya sendiri, kehidupannya tidak bermakna bila cinta tidak ditunjukkan padanya, bila ia tidak menemukan cinta, bila ia tidak mengalami cinta dan menjadikan cinta miliknya, dan bila ia tidak berpartisipasi secara intim didalamnya. Inilah alasannya mengapa Kristus Sang Penebus menyatakan diri-Nya secara penuh kepada manusia.”
“Seorang pribadi yang tidak memutuskan untuk mencintai selamanya akan menemukan bahwa ia sangat sulit untuk sungguh mencintai bahkan untuk satu hari.”
——————————————
“Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus.” ~ St Hieronimus
“Karena Kristus sendiri telah berkata, “Inilah Tubuh-Ku” siapa yang berani meragukan hal ini bahwa itu adalah Tubuh-Nya?” ~ St. Cyril dari Yerusalem
———————— 
“Ajarkan kami untuk memberi dan tidak memperhitungkan biayanya.” ~ St. Igantius de Loyola
————————  
“Ketika anda merasa kemarahan menyerang, maka sudah waktunya untuk diam seperti Yesus, diam ditengah-tengah penderitaan dan rasa malunya.” ~ St. Paulus dari Salib
———————— 
“Sang iblis takut kepada kita ketika kita berdoa dan membuat pengorbanan. Ia juga takut ketika kita rendah hati dan baik. Terutama ia takut ketika kita mencintai Yesus dengan begitu besar. Ia lari jauh ketika kita membuat Tanda Salib” ~ St. Antonius dari gurun
———————— 
“Anda harus meminta kepada Allah untuk memberikanmu kekuatan untuk melawan dosa kesombongan yang adalah musuh terbesarmu – akar dari semua yang jahat, dan kegagalan dari semua yang baik. Karena Allah menentang kesombongan.” ~ St. Vincent de Paul
 ———————— 
“Anda tidak bisa menjadi Orang Kudus yang setengah-setengah; anda harus menjadi Orang Kudus yang penuh atau bukan Orang Kudus sama sekali.” ~ St. Therese of Lisieux
——————————————
“Kita takut untuk berbagi penderitaan kita. Namun kita bisa mengingat bahwa Yesus tidak takut untuk berbagi penderitaan-Nya dengan kita. Ia masih berbagi penderitaan-Nya. Itulah arti dari salib.” ~ Romo Benedict Groeschel
———————— 
“Selama masa prapaskah ini, mari kita memperbaiki semangat doa dan rekoleksi. Mari kita membebaskan pikiran kita dari semua hal yang bukan tentang Yesus. Jika anda sulit berdoa, mintalah kepada-Nya lagi dan lagi, “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.”  ~ Teresa dari Calcuta
———————— 
“Pengakuan dosa menyembuhkan, membenarkan, dan memberi pengampunan dosa. Semua harapan berada dalam pengakuan dosa. Dalam pengakuan dosa ada kesempatan bagi kerahiman. Percayalah dengan teguh. Jangan ragu, jangan pernah putus asa demi kerahiman Allah. Berharaplah dan yakinlah dalam pengakuan dosa.” ~ St. Isidore of Seville
———————— 
“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah] berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita.” ~ Mother Angelica
———————— 
“Dari Maria kita belajar untuk menyerahkan segala hal kepada kehendak Allah. Dari Maria kita belajar untuk percaya ketika semua harapan sirna. Dari Maria kita belajar untuk mempercayai Putra-Nya dan Kristus Putra Allah.” ~ Beato Yohanes Paulus II
———————— 
“Allah memberikan diri-Nya kepadamu; berikanlah dirimu kepada Allah.”~ Blessed Robert Southwell
———————— 
“Melalui jalan cinta, yang adalah kasih, agar Allah mendekat kepada manusia, dan manusia kepada Allah. Tapi ketika kasih tidak ditemukan, Allah tidak berdiam disana. Maka, ketika kita memiliki kasih, kita memiliki Allah, karena “Allah adalah kasih” (1 Yoh 4:8).” ~ St. Albertus Agung
——————————————
“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” ~ Yesus Kristus
————————  
“Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” ~ Yesus Kristus
———————— 
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” ~ Yesus Kristus
———————— 
“…haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” ~ Yesus Kristus
———————— 
“…janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” ~ Yesus Kristus
———————— 
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” ~ Yesus Kristus
————————  
“Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” ~ Yesus Kristus
——————————————
“Yesus yang manis, terimalah jiwaku.” ~ Thomas Thwing, Martir dari Inggris, perkataan terakhirnya sebelum dihukum mati.
———————— 
“Semoga Allah tidak meninggalkan saya!” ~ Blaise Pascal, ilmuwan, apologist, meninggal secara Katolik setelah mendapatkan Sakramen Perminyakan.
———————— 
“Lakukan apa yang kamu mau; karena kami adalah orang Kristen, dan kami tidak berkorban kepada berhala.” ~ St. Justin Martir, pembicaraan dengan Rusticus, setelah ia mengancam mereka dengan “siksaan tanpa ampun”, kecuali mereka mengorbankan sesuatu kepada “dewa-dewa” Romawi.
———————— 
“Di dalam dan segala hal, saya memutuskan untuk mengikuti Santo Thomas, seperti ia mengikuti Bapa.” ~ Domingo Banez, teolog dari Dominikan, dikenal sebagai “cahaya yang paling terang ” dari Spanyol; didalam pernyataan kesetiaannya kepada ajaran dari “cahaya terang” Gereja.
———————— 
“Tradisi Para Rasul telah dinyatakan dengan jelas di seluruh dunia, dan dapat ditemukan di setiap Gereja oleh mereka yang ingin mengenal kebenaran.”
~ Irenaeus, tulisan pada tahun 189, tentang kesatuan Gereja berdasarkan pada Tradisi Apostolik dimanapun hal ini di ajarkan.
———————— 
“Bapa Suci, sekarang saya percaya.” ~ Uskup Edward Fitzgerald dari Little Rock, Arkansas, satu dari dua Uskup dari Konsili Vatikan I yang  berlawanan dengan definisi infalibilitas kepausan pada voting terakhir; dikenal secara publik penerimaannya terhadap kebenaran dari definisi infalibilitas kepausan.
 ———————— 
“Karena pengudusan manusia berada di kekuasaan Allah yang menguduskan, bukanlah dalam wewenang manusia untuk memilih bagaimana ia akan dikuduskan, tapi hal ini harus ditetapkan oleh institusi Ilahi.” ~ St. Thomas Aquinas, Summa Teologia, kutipan dari artikel tentang Sakramen.
——————————————
St. Ignatius dari Anthiokia
“Perhatikanlah pada mereka yang mempunyai pandangan beragam tentang rahmat Tuhan yang datang pada kita, dan lihatlah betapa bertentangannya pandangan mereka dengan pandangan Tuhan …. Mereka pantang menghadiri perjamuan Ekaristi dan tidak berdoa, sebab mereka tidak mengakui bahwa Ekaristi adalah Tubuh dari Juru Selamat kita Yesus Kristus, Tubuh yang telah menderita demi dosa-dosa kita, dan yang telah dibangkitkan oleh Allah Bapa…” c. Dalam suratnya kepada jemaat di Filadelfia, ia mengatakan pentingnya merayakan Ekaristi dalam kesatuan dengan Uskup, “Karena itu, berhati-hatilah… untuk merayakan satu Ekaristi. Sebab hanya ada satu Tubuh Kristus, dan satu cawan darah-Nya yang membuat kita satu, satu altar, seperti halnya satu Uskup bersama dengan para presbiter [imam] dan diakon.”
———————— 
St. Yustinus Martir
 “Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami… Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa; tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang telah diubah menjadi Ekaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.”
———————— 
St. Ireneus
“Dia [Yesus] menyatakan bahwa piala itu, … adalah Darah-Nya yang darinya Ia menyebabkan darah kita mengalir; dan roti itu…, Ia tentukan sebagai Tubuh-Nya sendiri, yang darinya Ia menguatkan tubuh kita.”
———————— 
St. Cyril dari Yerusalem
“Karena itu, jangan menganggap roti dan anggur hanya dari penampilan luarnya saja, sebab roti dan anggur itu, sesuai dengan yang dikatakan oleh Tuhan kita, adalah Tubuh dan Darah Kristus. Meskipun panca indera kita mengatakan hal yang berbeda; biarlah imanmu meneguhkan engkau. Jangan menilai hal ini dari perasaan, tetapi dengan keyakinan iman, jangan ragu bahwa engkau telah dianggap layak untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.”
———————— 
St. Agustinus
“Roti yang ada di altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan, adalah Darah Kristus….Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh. Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat tidak dari saru butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu dalam air setelah digiling…[dan menjadi roti].”
———————— 
St. Ambrosius dari Milan, The Mysteries 9:50, 58 [A.D. 390].
“Barangkali kamu mungkin berkata, ‘ aku melihat sesuatu yang lain; bagaimana mungkin kamu meyakinkan aku bahwa aku sedang menerima Tubuh Kristus?’ [Itu] tetapi tinggal untuk [kita/kami] untuk membuktikan itu. Dan berapa banyak contoh yang kita gunakan !… Kristus berada di dalam sakramen itu, sebab [itu] adalah Tubuh Kristus.”
———————— 
Origen, Homilies on Numbers 7:2 [A.D. 248] :
“Dahulu ada pembaptisan di dalam suatu jalan yang mengaburkan… sekarang, bagaimanapun, dalam pandangan penuh , ada regenerasi di dalam air dan di dalam Roh Kudus . Dahulu, di dalam suatu jalan yang mengaburkan, ada manna(roti dari surga) untuk makanan; sekarang, bagaimanapun, dalam pandangan penuh , sungguh ada makanan, daging Sabda Tuhan, ketika Dia sendiri berkata : ‘ Daging ku adalah benar-benar makanan , dan darah ku adalah benar-benar minuman.’” [ Yohanes 6:55]
——————————————
 ”Penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan atau neraka. Penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Cinta tidak memiliki kekuatan untuk membunuh penderitaan atau memusnahkannya, tapi cinta memiliki kekuatan untuk mengurangi penderitaan.” ~ Fulton Sheen, dari buku “Life is Worth Living”
———————— 
“Allah tidak memanggilku untuk menjadi sukses, melainkan Ia memanggilku untuk menjadi taat.” ~ Beata Teresa dari Calcuta
———————— 
“Kenyataannya, hanya ada satu Misa, satu Liturgi Ekaristi yang abadi, dan ini terjadi di surga selamanya… Kita tidak sekedar menghadiri Misa, kita bergabung dengan semua penghuni surga dan bumi dalam merayakan Liturgi yang abadi.” ~ Vinny Flyn, dari Buku “7 Secrets of Eucharist”
 ———————— 
“Manusia macam apa yg tidak akan menangis melihat Ibu Kristus dlm penderitaan sekejam itu? Putranya terluka…dan kita, pengecut, menjauh, menolak kehendak Allah. Ibuku dan Bundaku, ajarilah aku utk menjawab ‘ya’, spt engkau, yg akan membuat aku menyatukan diriku dg Yesus yg berkata kpd Bapa-Nya: non mea voluntas..(luk 22:24): bukan kehendak-Ku namun kehendak-Mu yg terjadi.” ~ St Josemaria Escriva; Jalan Salib; hal 33
———————— 
“Bahkan sekarang ini Allah meminta kita untuk menjadi “penjaga” bagi saudara dan saudari kita (Kej 4:9) untuk membuat sebuah hubungan yang berdasarkan [sikap] saling memperhatikan satu sama lain.” ~ Paus Benediktus XVI
———————— 
“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.” ~ St. Paulus (Roma 2:4-5)
———————— 
“Selanjutnya ketika temanmu bertanya “Dimanakah Allah?”, demi rasa cinta terhadap semua hal yang kudus, jangan menjelaskan kepadanya bahwa Allah berada di dalam hatimu, atau bahwa Allah berada di luar, di hari yang cerah. Ajaklah temanmu dalam adorasi, suruhlah ia duduk, dan tunjukklah kepada Ekaristi dan katakan “Itulah Ia”.” ~ Marc Banres, Blogger Katolik di Amerika
——————————————
“Allah telah mendirikan Gereja seperti pelabuhan di tepi laut, agar kamu dapat berlindung dari pusaran kekhawatiran dan menemukan kedamaian dan ketenangan.” ~ St. Yohanes Krisostomus
————————  
 ”Tuhan kita memiliki kekuatan untuk meletakkan kehidupan-Nya dan mengangkat-Nya kembali. Tapi kita tidak bisa memilih berapa lama kita akan hidup, dan kematian datang pada kita bahkan ketika hal tersebut bertentangan dengan kehendak kita. Kristus, dengan wafat-Nya, telah mengatasi kematian. Kebebasan kita dari kematian berasal dari kematian Kristus. Untuk menyelamatkan kita Kristus tidak memerlukan kita. Namun tanpa Kristus, kita tidak bisa melakukan apapun. Ia memberikan diri-Nya bagi kita seperti pokok anggur dan rantingnya; kita tidak bisa hidup bila terpisah dari Kristus.” ~ St. Agustinus
———————— 
“Bila kita terpisah dari salib, kita tidak memiliki anak tangga lain yang dapat membawa kita menuju surga.” ~ St. Rose of Lima
 ———————— 
“Banyak orang berkata “Aku telah melakukan banyak perbuatan jahat. Tuhan tidak bisa mengampuniku”. Ini merupakan penghujatan terbuka yang membatasi kerahiman Allah. Tapi kerahiman Allah tidak memiliki batas, kerahiman Allah tiada batas. Tidak ada apapun yang menghina
 Tuhan kita yang terkasih selain keraguan terhadap kerahiman-Nya.” ~ St. Yohanes Vianney
————————  
“Orang muda menginginkan hal-hal besar…Kristus tidak menjanjikan kehidupan yang mudah. Mereka yang menginginkan kenyamanan telah masuk ke jalan yang salah. Tapi kristus menunjukkan kita jalan menuju hal-hal besar, kebaikan, terhadap kehidupan manusia yang autentik.” ~ Paus Benediktus XVI
———————— 
“Mencintai Kristus sama saja dengan mencintai Gereja.” ~ Brother Roger Schutz
————————  
“Apa yang tidak terletak pada rencanaku terletak dalam rencana Allah. Dan semakin sering hal seperti ini terjadi kepadaku, semakin hiduplah keyakinan imanku bahwa – dari perspektif Allah – tidak ada yang terjadi secara kebetulan.” ~ St. Edith Stein
——————————————
Mari kita kembali kepada kutipan Injil hari ini dan bertanya kepada diri kita : Apakah yang sungguh terjadi dalam hati mereka yang mengelu-elukan Kristus sebagai Raja Israel? Jelas bahwa mereka memiliki gagasan tentang Mesias, sebuah gagasan tentang bagaimana Raja yang telah dinanti sejak lama dan yang dijanjikan oleh para nabi harus bertindak. Bukan karena kebetulan, beberapa hari kemudian, bukannya mengelu-elukan Yesus, kerumunan orang Yerusalem berteriak kepada Pilatus :”Salibkan Dia!”, sementara para murid, yang berkumpul bersama dengan yang lain yang telah melihat dan mendengarkan Ia, akan dikejutkan dan terpisah. Faktanya, mayoritas orang kecewa dengan cara Yesus menghadirkan diri-Nya sebagai Mesias dan Raja Israel. Inilah inti pesta hari ini, bagi kita juga. Siapakah Yesus dari Nazareth bagi diri kita? Gagasan apa yang kita miliki tentang Mesias, gagasan apa yang kita miliki tentang Allah? Ini adalah pertanyaan penting, pertanyaan yang tidak bisa kita hindari, bukan karena pada hari ini kita dipanggil untuk mengikuti Raja kita yang memilih Salib sebagai tahta-Nya. Kita dipanggil untuk mengikuti Mesias yang menjanjikan kita kebahagiaan surga, kebahagiaan ilahi, bukan kebahagiaan duniawi. Jadi kita harus bertanya pada diri kita :Apa pengharapan kita yang sebenarnya? Apa keinginan terdalam pada diri kita, yang karenanya kita datang disini untuk merayakan Minggu Palma dan memulai perayaan Pekan Suci?  ~ Paus Benediktus XVI
——————————————
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” ~ (Luk 23:34)
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” ~ (Luk 23:43)
 ———————— 
“Ibu, inilah, anakmu!” dan “Inilah ibumu!” ~ (Yoh 19:26-27)
 ———————— 
“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” ~ (Mrk 15:34)
 ———————— 
“Aku haus!” ~ (Yoh 19:28)
 ———————— 
 “Sudah selesai.” ~ (Yoh 19:30)
 ———————— 
“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” ~ (Luk 23:46)
——————————————
“Rasa bersalah tidak boleh dibusukkan dalam keheningan jiwa,  meracuni jiwa dari dalam. Rasa bersalah perlu diakukan. Melalui pengakuan dosa kita membawanya kedalam terang, kita menempatkannya dalam cinta Kristus yang memurnikan. Dalam pengakuan, Tuhan membasuh kaki kita yang kotor lagi dan lagi dan mempersiapkan kita untuk berada di meja perjamuan dengan-Nya.”~ Paus Benediktus XVI
———————— 
“Sebuah buku seperti surat dari seorang pengarang kepada banyak pembaca. Pembaca tersebut berbeda dalam jenis kelamin, usia, ras, kepercayaam, edukasi, dan ketertarikan. Tapi pembaca tersebut tidak berbeda dalam satu hal : kemanusiaan. Kodrat manusia itu sama pada pria dan wanita, pada orang dewasa dan anak-anak, pada ras yang berbeda, pada budaya yang berbeda. Jadi saya menulis ini kepada kalian semua sebagai sesama manusia satu dengan yang lain.”~ Peter Kreeft
———————— 
“Sekarang bila kita tidak memiliki damai, ini karena kita lupa bahwa kita saling memiliki satu sama lain – pria itu, wanita itu, anak itu adalah saudara atau saudariku.”~ Blessed Teresa of Calcutta
———————— 
“Pertanyaan tentang kebenaran dan apa itu kebaikan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Bila kita tidak lagi mengenali apa yang benar tidak tidak lagi bisa membedakannya dari apa yang salah, dan menjadi tidak mungkin bagi kita untuk mengenali apa yang baik; perbedaan antara kebaikan dan kejahatan kehilangan dasarnya.” ~ Joseph Ratzinger (Pope Benedict XVI)
———————— 
“Sesal terhadap dosa adalah tujuan untuk mengabaikan ego. Ini sulit dilakukan. Terkadang hal tersebut seperti  dikuliti hidup-hidup, mengupas dosa dan membuangnya, mengambil tujuan perbaikan diri yang teguh…Saya percaya bahwa sebagian besar orang menyesal terhadap dosa mereka bukan karena mereka sangat takut kehilangan surga dan takut akan neraka, melainkan karena mereka telah melukai Tuhan kita. Kendati demkian, Saliblah yang menunjukkan dimensi dosa. Tak ada seorangpun yang melihat dosa dengan seksama dalam ketelanjangannya sampai ia memahami tentang penebusan.”~ Archbishop Fulton Sheen
———————— 
“Allah telah menciptakanku untuk melakukan suatu pelayanan yang pasti bagi-Nya; Ia telah mempercayakan suatu pekerjaan kepadaku yang tidak ia percayakan kepada yang lain. Aku memiliki misiku sendiri – Aku mungkin tidak pernah mengetahuinya dalam hidup ini, tapi akan akan diberitahu tentang itu selanjutnya…Aku memiliki bagian dalam karya agung; Aku adalah mara rantai dalam rantai, sebuah ikatan hubungan diantara pribadi-pribadi.” ~ Blessed John Henry Newman
————————  
“Lebih mudah menginginkan sesuatu dari Tuhan dan bukan menginginkan Tuhan sendiri; seolah-olah Karunia atau hadiah lebih disukai daripada Sang Pemberi.” ~ St. Agustinus
——————————————
“Satu-satunya cara anda bisa mengetahui identitas anda yang sebenarnya adalah dengan berdiam diri cukup lama agar Allah bisa memberitahukannya kepadamu.” ~ Romo Larry Richards
 ———————— 
“Tanpa Paskah, Jumat Agung tidak memiliki makna. Tanpa Paskah, tidak ada harapan agar penderitaan dan keadaan terabaikan dapat ditoleransi. Tapi dengan Paskah, Sebuah Jalan menjadi tampak bagi penderitaan manusia, masa depan yang absolut : lebih dari sekedar harapan, melainkan sebuah pengharapan ilahi.”~ Hans Urs von Balthasar
 ———————— 
“Mari kita menjadikan rosario sebagai kehidupan kita, menempatkan setiap insiden [yang kita alami] di dalamnya, dan mempersembahkan kekhawatiran sehari-hari kita dengan Salam Maria.” ~ Adrienne von Speyr
————————  
“Engkau adalah anak rahmat. Bila Allah memberimu rahmat, itu karena Ia memberikan-Nya dengan bebas, maka kamu harus mencintai dengan bebas. Jangan mencintai Allah demi mendapatkan hadiah; biarkan Allah menjadi hadiahmu.” ~ St. Agustinus
 ———————— 
“Allah mencintai kita lebih dari kita mencintai diri kita sendiri.” ~ St. Teresa Avilla
“Kekuatan manusia yang paling mulia adalah akal budi. Tujuan tertinggi akal budi adalah pengetahuan akan Allah.” ~ St. Albert the Great
 ———————— 
“Cinta sejati itu menyakitkan. Ia selalu menyakitkan. Ia harus menyakitkan untuk mencintai seseorang; menyakitkan untuk meninggalkannya, engkau mau mati baginya. Ketika orang-orang menikah, mereka harus menyerahkan segala sesuatunya untuk saling mencintai. Seorang ibu banyak menderita karena memberi kehidupan bagi anaknya. Kata “cinta” disalahpahami dan disalahgunakan sedemikian seringnya.” ~ Mother Teresa Calcuta
——————————————
“Ketika anda menerima kehendak Allah dalam setiap aspek kehidupan anda, anda akan menemukan bahwa Allah memberikanmu kekuatan, keberanian, dan martabat yang bergema sampai ke surga. Hal ini bergema sampai ke surga karena mereka tidak berada jauh darinya. Surga segera berada di dalam hati anda.” ~ Mother Angelica
 ———————— 
“Bagaimana mungkin seseorang bisa berkata bahwa Ia percaya dalam Kristus bila ia tidak melakukan apa yang Kristus perintahkan kepadanya untuk dilakukan.” ~ St.  Siprianus dari Kartaghe
 ———————— 
“Sungguh kita sedang melalui masa-masa yang rawan bencana, ketika kita menjadikan ratapan para nabi milik kita :”Tidak ada kebenaran, dan tidak ada kerahiman, dan tidak ada pengetahuan akan Allah di tanah ini”(Hosea 4:1). Namun di tengah-tengah arus kejahatan ini, Sang Perawan yang Maha Rahim muncul dihadapan kita seperti pelangi, sebagai penengah antara Allah dan manusia.” ~ Paus St. Pius X
————————  
“Memilih karir dengan kepedulian adalah hal yang penting, sehingga anda bisa sungguh mengikuti panggilan yang Kristus tetapkan bagi anda. Tidak ada hari yang berlalu tanpa suatu doa untuk tujuan ini. Ulangilah perkataan St. Paulus dengan sering : “Tuhan, apa yang Kau ingin untuk aku lakukan?”” ~ St. Yohanes Bosco
 ———————— 
“Tuhan mengukur kesempurnaan kita bukan oleh banyaknya ataupun besarnya perbuatan kita, tapi melalui cara dimana kita melakukan perbuatan tersebut.” ~ St. Yohanes dari Salib
 ———————— 
“Penyangkalan terhadap rasa bersalah yang sifatnya personal membuat manusia siap untuk menyerahkan kebebasannya. Lebih baik baginya untuk menyadari kecenderungan jahat yang harus dilawan dan dikalahkan agar dirinya yang lebih tinggi dapat muncul.” ~ Uskup Agung Fulton Sheen
————————  
“Orang-orang sering datang ke Misa karena mereka memiliki kebutuhan untuk dihadirkan dihadapan Allah. Ini tidak salah. Tapi prioritasnya adalah adorasi, pujian, syukur, dan penebusan, bukan diri kita dan apa yang kita butuhkan. Bahkan lebih salah lagi bila orang-orang datang Misa untuk menikmati musik, mengagumi pengkhotbah, untuk menunjukkan talentanya, atau untuk berhadapan dalam kekaguman dan afirmasi timbal balik antara imam dan umat. Bila kita mengijinkan Ekaristi Kudus memberikan kekuatan agungnya dalam panggilan dan misi Kristen ktia, kita harus belajar untuk melihatnya,pertama dan terutama sebagai tindakan penyembahan yang diarahkan kepada Allah.” ~ Francis Cardinal Arinze
——————————————
“Kemuliaan Maria terletak di dalam fakta bahwa Ia ingin memuliakan Allah, bukan dirinya.” ~ Paus Benediktus XVI
 ———————— 
“Maria akan membantu kita bila kita memanggil dia. Tidak ada jiwa yang tidak bahagia ataupun pendosa di dunia yang memanggil Maria, ditinggalkan tanpa kerahiman.”~ Fulton J. Sheen
 ———————— 
“Biarlah mereka yang berpikir bahwa Gereja memberikan perhatian yang terlalu besar kepada Maria, memperhatikan bahwa Tuhan kita memberikan sepuluh kali dari kehidupan-Nya kepada Maria seperti Ia memberikannya kepada Para Rasul.” ~ Fulton J. Sheen
 ———————— 
“Perawan yang mulia, engkau sungguh lebih besar daripada kebesaran apapun…Jika aku berkata bahwa malaikat dan malaikat agung adalah besar – tapi engkau lebih besar dari mereka, karena mereka melayani Ia yang berdiam di rahimmu dengan gemetar, dan mereka tidak berani berbicara dalam kehadiran-Nya, sementara engkau berbicara dengan bebas kepada-Nya.”~ St. Athanasius of Alexandria
————————  
“Aku juga memiliki kenangan akan devosi bulan Mei yang biasanya dilaksanakan setiap hari selama bulan Maria. Kami selalu suka pergi ke sana karena gereja didekorasi dengan hiasan pesta, dengan banyak bunga yang menambah keindahan sanctuary, tidak hanya secara visual tapi juga dengan keharuman yang indah. Kemudian koor gereja yang terdiri dari sekelompok anak-anak yang bernyayi. Pada umumnya, Bunda Allah selalu bersama kita didalam rumah kita. Di dapur rumah kita misalnya, gambar Kristus tergantung disebelah kiri salib, dan di sisi sebelah kanan, gambar Maria. Rosario juga, seperti yang telah kusebutkan, didoakan hampir setiap hari di rumah kami. Hanya dalam bulan Rosario Suci, kami pergi ke gereja untuk berdoa Rosario.”~ Msgr. Georg Ratzinger, kakak Paus Benediktus XVI
 ———————— 
“Perawan Maria yang terberkati adalah tokoh sentral dalam rencana keselamatan Allah. Ia memainkan peran yang besar, kedua setelah putra-Nya, dalam karya penebusan dunia. Peran ini melibatkan ia dalam konflik berkelanjutan dengan Setan. Di Fatima, Bunda kita memastikan bahwa kemenangan akhir menjadi miliknya : “Pada akhirnya Hati yang tak bernoda akan menang!”~ Fr. Andrew Apostoli, C.F.R.
 ———————— 
“Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” ~ Bunda Maria
——————————————
“Begitu sukacitanya saat mengingat bahwa ia [Maria] adalah ibu kita! Sejak ia begitu mengasihi kita dan mengetahui kelemahan kita, apalagi yang perlu kita takutkan?” ~ St. Therese of Lisieux
————————  
“Jangan pernah takut untuk mengasihi Perawan Yang terberkati secara berlebihan. Anda tidak pernah bisa mencintainya lebih dari yang Yesus lakukan.” ~ St. Maximilian Kolbe
 ———————— 
“Maria, berikan kepadaku hatimu: yang begitu indah, begitu murni, tak bernoda; hatimu begitu penuh dengan cinta dan kerendahan hati bahwa saya dapat menerima Yesus didalam Roti Kehidupan dan mencintai-Nya seperti dirimu mencintai-Nya dan melayani-Nya didalam samaran orang-orang miskin yang menyusahkan.” ~ Beata Bunda Teresa
 ———————— 
“Jika anda memanggil Perawan Yang Terberkati ketika anda digoda, ia akan datang seketika untuk membantumu, dan setan akan meninggalkanmu.” ~ St. John Vianney
 ———————— 
“Sebelumnya, dengan usaha anda sendiri, anda tidak mampu. Sekarang, anda telah berbalik kepada Bunda kita, dan bersama dengannya, begitu mudahnya!” ~ St. Josemaria Escriva
————————  
“Cintai Bunda kita. Dan ia akan memperoleh rahmat yang berlimpah-limpah untuk membantumu untuk mengalahkan pergumulanmu sehari-hari.” ~ St. Josemaria Escriva
 ———————— 
“Jadi kekuatan anda sendiri tidak berhasil? Kenapa anda tidak mengatakannya kepada ibu anda tentang hal ini?… IBU! panggil dia dengan suara keras. Ia mendengarkan anda; ia melihat anda didalam bahaya, mungkin, dan dia -Maria, ibu kudus anda sendiri- menawarkan kepada anda, bersamaan dengan rahmat Putranya, lengannya sebagai tempat perlindungan, kelembutan dari pelukannya…dan anda akan menemukan diri anda sendiri kekuatan yang ditambahkan untuk menghadapi pertempuran yang baru.” ~ St. Josemaria Escriva
——————————————
“Dimana jalan yang menuntun kita pada Yesus Kristus? Jalan tersebut ada didepan mata kita: jalan itu adalah Gereja. Adalah kewajiabn kita untuk mengingatkan semua orang, besar maupun kecil, bahwa kita berada dalam keharusan absolut untuk meminta bantuan pada Gereja ini untuk mengerjakan keselamatan abadi kita.” ~ Paus St. Pius X
 ———————— 
“Toleransi hanya berlaku pada orang-orang, tidak pernah pada prinsip. Intoleransi hanya berlaku pada prinsip, tidak pernah pada orang-orang. Kita harus toleran kepada orang-orang karena mereka manusia; kita harus intoleran terhadap prinsip-prinsip karena mereka bersifat ilahi. Kita harus toleran terhadap orang yang bersalah, karena ketidaktahuan dapat menyesatkan mereka; tapi kita tidak boleh intoleran terhadap kesalahan, karena Kebenaran bukan buatan kita, tapi milik Allah. Karenanya Gereja dalam sejarahnya… selalu menyambut bidat kembali ke dalam harta karun jiwa-jiwanya, tapi tidak pernah menyambut kesesatan ke dalam harta karun kebijaksanaannya.” ~ Uskup Agung Fulton J Sheen
 ———————— 
“Kesulitan dalam menjelaskan “Mengapa saya seorang katolik” adalah bahwa terdapat 10.000 alasan yang berkembang menjadi satu alasan : bahwa katolisisme itu benar.” ~ G.K. Chesterton
————————  
“Begitu banyak umat terbaptis kehilangan identitas dan keanggotaannya : mereka tidak tahu konten iman yang esensial atau mereka berpikir bahwa mereka bisa menumbuhkan iman terpisah dari perantaraan Gerejawi. Dan sementara banyak orang melihat dengan ragu pada kebenaran-kebenaran yang diajarkan Gereja, yang lainnya mereduksi Kerajaan Allah menjadi suatu nilai-nilai besar, yang tentu berhubungan dengan Injil, tapi tidak lagi berhubungan dengan inti iman Kristen…Dalam konteks ini, bagaimana kita menghidupi tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita oleh Tuhan?” ~ Paus Benediktus XVI
————————  
“Cinta adalah ukuran kemampuan kita dalam memikul salib.” ~ St. Teresa Avila
————————  
“Kita tidak bisa seperti St. Bernard yang memiliki 12 langkah menuju kerendahan hati yang sempurna (Saya yakin bahwa sesegera mungkin anda mencapai langkah ke 12, anda akan sangat bangga bahwa anda seorang yang rendah hati).”~ Uskup Agung Fulton Sheen
 ———————— 
” Kehidupan adalah perjuangan yang tidak boleh kita hindari tapi harus kita menangkan.” ~ St. Padre Pio
——————————————
“Hal ini terjadi secara terus menerus bahwa Tuhan mengijinkan jiwa untuk jatuh sehingga ia dapat tumbuh menjadi lebih rendah hati. Ketika jiwa itu jujur, dan menyadari apa yang telah dilakukan, dan kembali, ia membuat perkembangan yang meningkat dalam pelayanan Tuhan kita.” ~  St. Teresa Avila
“Kekudusan bukan berarti tidak membuat kesalahan atau tidak pernah berdosa. Kekudusan tumbuh dengan kesanggupan untuk perubahan, pertobatan, kerelaan untuk memulai kembali, dan diatas segalanya, kesanggupan untuk rekonsiliasi dan pengampunan.” ~ Cardinal Ratzinger, Paus Benediktus XVI
————————  
“Engkau ingin bangkit?
Mulailah dengan turun ke bawah
Engkau merencanakan membangun menara yang menembus awan?
Letakkan dahulu fondasi kerendahan hati
Kesombonganlah yang mengubah malaikat menjadi iblis
Kerendahan hatilah yang membuat manusia sebagai malaikat.” ~ St. Augustinus
————————  
“Gerbang Surga sangat rendah; hanya yang rendah hati yang bisa memasukinya.”~ St. Elizabeth Ann Seton
————————  
“Orang yang rendah hati terbuka untuk dikoreksi, sementara orang sombong tertutup terhadapnya. Orang yang sombong sangat yakin dalam opini dan pemahaman mereka. Tidak seorangpun bisa menegur mereka dengan berhasil : tidak juga teman mereka, superior lokal bahkan paus sendiri. Mereka tahu – dan itulah akhirnya. Penuh dengan pandangan mereka sendiri, orang yang sombong kekurangan kesanggupan untuk mellihat sudut pandang orang lain.” ~ Romo Thomas Dubay
————————  
“Orang yang rendah hati mendengarkan saudara dan saudari mereka karena mereka beranggapan bahwa saudara saudari mereka memiliki sesuatu untuk dipelajari. Mereka terbuka terhadap koreksi, dan mereka menjadi bijak melaluinya.”~ Romo Thomas Dubay
————————  
“Kita hanya bisa belajar mengetahui diri sendiri dan melakukan apa yang kita bisa – yaitu, menyerahkan kehendak kita dan memenuhi kehendak Allah didalam diri kita.” ~ St. Teresa Avila
——————————————
“Jangan takut.” ~ Yohanes Paulus II
————————  
“Bila kita menerima dari Allah hal-hal yang baik dan menggembirakan, mengapa kita tidak seharusnya menerima penderitaan dan percobaan dari-Nya? Aku telah meletakkan kepercayaanku didalam Allah, dan aku tenang.” ~ Pius IX
————————  
“Jadi, mengambil waktu untuk berdoa dan menyuburkan doa dan aktivitas melalui pembelajaran biblis, teologis dan doktrinal, dan hidup bersama Kristus dan rahmat-Nya dengan menerima sakramen rekonsiliasi dan Ekaristi dengan tekun : itulah dasar dari kehidupan Kristiani yang mendalam.” ~ Yohanes Paulus II
————————  
“Cinta terhadap surga adalah satu-satunya jalan ke surga.” ~ Blessed John Henry Newman
“Rosario secara mistis memindahkan kita ke sisi Maria selagi ia sibuk mengawasi pertumbuhan manusiawi Kristus di rumahnya di Nazareth. Hal ini memampukan ia melatih dan membentuk kita dengan kepedulian yang sama, sampai Kristus “terbentuk secara penuh” di dalam kita…Tidak pernah, seperti di dalam Rosario, kehidupan Yesus dan Maria tampak begitu bergabung secara mendalam. Maria hidup hanya di dalam Kristus dan untuk Kristus!” ~ Yohanes Paulus II
————————  
“Iman tidak pernah mengecewakan; Allah selalu menjawab iman yang mempertanyakan, bahkan ketika Ia tidak menjawab seperti yang diharapkan secara manusiawi oleh orang beriman.” ~ Adrienne von Speyr
————————  
“Mari kita bersatu di kaki Bunda kita, sumber suka cita kami, dan berjanji untuk menjadi suka citanya. Berdoalah rosario setiap hari dan di jalan dengan devosi yang lembut kepada Maria. Mari kita berlari kepada-Nya, ketika karya bagi jiwa-jiwa terasa sulit.” ~ Blessed Teresa of Calcutta
——————————————
Kutipan Katolik : Edisi Mgr. Soegijapranata SJ
“Keputusanku untuk menjadi imam itu karena didorong untuk mengabdi bangsa. Saya telah mencari beberapa kemungkinan profesi, tetapi tidak ada yang lebih memungkinkan untuk memuliakan Tuhan dan sekaligus untuk mengabdi bangsa selain menjadi imam.”
 ———————— 
“Jika kita benar-benar Katolik sejati sekaligus kita juga patriot sejati. Karenanya kita adalah 100% patriot, karena kita adalah 100% katolik.”
 ———————— 
“Ini adalah tempat yang disucikan. Penggal dulu kepala saya, baru tuan boleh memakainya.”
 ———————— 
“Kemanusiaan itu satu, bangsa manusia itu satu. Kendati berbeda bangsa, asal-usul dan ragamnya, berlainan bahasa dan adat istiadatnya, kemajuan dan cara hidupnya, semua merupakan satu keluarga besar (umat manusia); demikian juga kendati tampak dalam kodrat laki-laki dan perempuan.
 ———————— 
Malahan, menurut kehidupan di dunia ini, seluruh umat manusia dan bangsa-bangsa saling membutuhkan satu sama lain; kalau tidak saling bekerja sama dan saling menolong pasti tak akan lepas dari bahaya, tidak akan terjelam kesejahteraan, tak akan ada kemajuan, tak akan ada tata susila, tak ada ketentraman dan keselamatan. (Surat Kegembalaan September 1940)”
————————  
“Anak-anakku laki-laki dan perempuan, yang disebut kusuma bangsa dan yang menjadi harapan Gereja, pandanglah kanan kirimu dengan hati dan pikiran yang jernih dan terbuka.”
————————  
“Bapak-bapak dan ibu-ibu, didiklah anak-anakmu secara Katolik dan Nasional agar tetap lestari, berkembang dalam hal rohani dan jasmani, dengan memperhatikan agama dan kebangsaannya agar tetap teratur siap melaksanakan tugas rohani dan tugas umum lainya sebagaimana mestinya.
 ———————— 
Gemblenglah mereka dengan teladan perkataan dan tindakan kalian agar mereka memiliki watak dan kepribadian yang kokoh, dan teguh sehingga mampu menghadapi dan menanggung segala kesulitan dan tipu daya mana pun yang akan menghancurkan warisan bangsa dan leluhur kita. Juga agar mereka berani melawan segala usaha yang akan merusak sopan santun dan tata susilal juga membongkar berbagai fitnah yang menyepelekan watak satria, tulus dan sederhana. (Surat Kegembalaan Februari 1956)”
 ———————— 
“Semoga dari rumah tangga katolik, yang betul-betul merupakan sumber hidup, sumber pendidikan, sumber kebahagiaan dan penghibur, menyumbangkan anak-anaknya sebagai pemimpin-pemimpin dan tenaga putera-puteri yang mampu membimbing golongannya menjadi golongan yang boleh dibanggakan oleh bangsa Indonesia. (Pembukaan Kongres Pemuda Katolik)”
 ———————— 
“Belajarlah dengan rajin, dengan sabar hati dan berbudi sesuai dengan kedudukanmu, supaya cukuplah kecerdasan, kepandaian, dan pengetahuan…perihal Tuhan dan wahyunya, perihal manusia, perihal semesta alam dengan segala isinya : perihal hubungan Tuhan dengan manusia, manusia dengan manusia, manusia dengan alam semesta, pun pula perihal Gereja dengan bentuk, tugas, dan sejarahnya demikian pula perihal bangsamu, tanahmu,dengan sejarahnya.”
 ———————— 
“Jiwa kita adalah merdeka, jika kita selalu menuntut apapun juga yang bersifat sungguh benar, sungguh baik, sungguh indah dengan leluasa.”
 ———————— 
“…yang diperhatikan oleh masyarakat kita adalah apakah Gereja Katolik beserta umatnya itu ada gunanya, berdaya guna untuk negar dan Rakyat Indonesia? Apakah umat katolik Indonesia memiliki keberanian yang tangguh untuk turut mengisi kemerdekaan – yang telah berhasil dijangkau – dengan tata tentrem, kertaraharja dan kemakmuran baik jasmani maupun rohani?”
 ———————— 
“Memang, tidak sedikit jumlahnya orang yang kemudian menjadi luntur, menjadi sama seperti kanan kirinya, hilang kekhasannya sebagai Katolik. Sebagian malah enggan kalau ketahuan bahwa dirinya katolik; bangga bahwa dapat menyatu dengan cara menyamar, berkulit bunglon. Betapa kasihan.
————————  
…Swara -Tama tidak bermaksud membujuk orang berkalung rosario, menjajar medali-medali, dan mendaras doa sepanjang jalan. Yang dituju (oleh Swara-Tama) adalah agar dapat memberi tuntunan dan melatih cara hidup katolik lahir-batin, tidak memandang tempat, derajat kedudukan mapupun asal-usul. Segala pengalaman hidup akan dibeber dan dibahas dalam kacamata Katolik, agar para pembaca senantiasa memegang tekad serta keyakinannya baik di gereja, di jalan, di tempat perjamuan, pekerjaan dan tempat hiburan, atau dimanapun tanpa perduli kanan-kirinya, agar jelas memperlihatkan bahwa kehidupannya telah dilandasi keyakinan akan kehidupan yang luhur”
——————————————
Memiliki iman yang jelas, berdasarkan pada Syahadat Gereja, sering dicap sebagai fundamentalisme. Sedangkan, relativisme, dimana membiarkan diri dilempar dan “tersapu oleh angin pengajaran”, sepertinya merupakan sikap yang satu-satunya diterima pada standar saat ini. Kita sedang bergerak menuju kediktatoran relativisme yang tidak mengakui apapun yang pasti dan tujuan tertingginya adalah egonya sendiri dan keinginannya sendiri.” ~ Paus Benediktus XVI
————————  
“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.”  ~ Surat St. Paulus kepada Timotius (2Tim 4: 3-4)
————————  
“Jika kamu percaya apa yang kamu suka di Injil dan menolak apa yang tidak kamu suka, maka bukanlah Injil yang kamu percaya, tetapi dirimu sendiri.” ~ St. Agustinus dari Hippo
————————  
Toleransi bukanlah sebuah kebajikan Kristiani. Kasih, keadilan, murah hati, kebijaksanaan, kejujuran – hal inilah kebajikan Kristiani.” ~ Uskup Agung Charles Chaput
————————  
“Dunia akan mengatakan kepadamu bahwa kekudusan dan kebajikan Kristiani itu membuat frustasi, bodoh, dan tidak mungkin dapat digapai! tapi aku berkata kepadamu,  dunia salah!” ~ Timothy Kardinal Dolan; Uskup Agung New York
————————  
“Racun yang paling mematikan pada abad kita sekarang ini adalah indifferent (sikap acuh)…”~ St. Maximilian Maria Kolbe
————————  
“Kerendahan hati berarti melihat diri kita sendiri seperti Allah melihat kita: mengetahui semua kebaikan yang kita punya berasal dari Dia sebagai karunia yang murni.” ~ St. Thomas Aquinas
——————————————
“Sering kita diingatkan oleh Bapa Suci Benediktus XVI bahwa kita seharusnya merayakan liturgi bukan sebagai sebuah acara yang bisa kita rombak sesuka hati, mengikuti mode atau teori yang sedang beredar, melainkan kita seharusnya merayakannya sebagai sebuah realitas yang lebih besar dari diri kita, sebuah realitas yang melampaui diri kita dan membentuk doa kita. ” ~ Dubes Tahta Suci untuk Indonesia, Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi
————————  
“Amat pentinglah menekankan kembali kesetiaan kita pada norma-norma mengenai liturgi Gereja: para uskup dan para imam, yakni para pelayan liturgi suci, bukanlah penguasa liturgi, seakan-akan dapat mengubahnya sesuka hati, dan demikian juga umat tidak boleh berpikir bahwa acara-acara liturgis mesti sesuai dengan keinginan mereka. Liturgi bukanlah milik manusia dan tidak boleh dimanipulasi sesuka hati oleh siapapun!” ~ Dubes Tahta Suci untuk Indonesia, Uskup Agung Antonio Guido Filipazzi
————————  
“Setiap kali tepuk tangan terjadi di tengah liturgi yang disebabkan oleh semacam prestasi manusia, itu adalah tanda yang pasti bahwa esensi liturgi telah secara total hilang, dan telah digantikan dengan semacam pertunjukan religius.” ~ Paus Benediktus XVI
————————  
“Ketika kita menghadiri Misa kita tidak datang untuk bertepuk tangan. Kita tidak datang untuk menonton orang-orang, ataupun menghormatinya. Kita ingin menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan.” ~ Cardinal Arinze
————————  
”Tapi musik harus mendukung perkembangan iman, muncul dari iman kita dan harus menuntun kita kembali kepada iman. Musik haruslah merupakan doa…Entertainment itu persoalan lain. Kita memiliki aula paroki untuk itu, dan teater. Orang-orang tidak datang Misa untuk dihibur. Mereka datang menyembah Allah, mengucap syukur kepada-Nya, meminta Ia mengampuni dosa kita, dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan.” ~ Cardinal Arinze
————————  
“Liturgi tidak pernah menjadi milik pribadi siapa pun, baik itu selebran atau komunitas di mana misteri dirayakan.” – Beato Yohanes Paulus II: “Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja”
“Liturgi bukan tentang kita yang melakukan sesuatu, bukan tentang kita yang menampilkan kreativitas kita, bukan tentang kita menampilkan semua hal yang bisa kita lakukan. Liturgi bukanlah sebuah pertunjukan, teater, ataupun sebuah pawai.” ~ Paus Benediktus XVI, dalam buku Light of the World.
——————————————
7 Kutipan Katolik Terbaik untuk Orang Muda Katolik (Paus Benediktus XVI)
“Teman-teman yang terkasih : jadilah [orang yang] hati-hati dan bijaksana, bangunlah kehidupanmu diatas fondasi yang kokoh yang adalah Kristus. Kebijaksanaan dan kehati-hatian akan membimbing langkahmu, tidak ada yang akan membuatmu takut dan damai akan memerintah di hatimu. Maka kamu akan terberkati dan berbahagia dan kebahagiaanmu akan mempengaruhi orang lain. Mereka akan penasaran apa rahasia kehidupanmu dan mereka akan menemukan bahwa batu karang yang menopang keseluruhan bangunan dan diatasnya terletak keseluruhan keberadaanmu, yang adalah pribadi Kristus, temanmu, saudara dan Tuhan, Putra Allah yang berinkarnasi, yang memberi makna bagi seluruh alam semesta.”
 ———————— 
“Jadikan Kristus, Putra Allah, pusat kehidupanmu. Tapi ijinkan aku juga untuk mengingatkanmu bahwa mengikuti Yesus dalam iman berarti berjalan di sisi-Nya di dalam persekutuan dengan Gereja. Kita tidak bisa mengikuti Yesus menurut cara kita sendiri. Siapapun yang tergoda untuk melakukannya “dengan caranya sendiri” atau untuk mendekati kehidupan iman dengan semacam individualisme yang umum sekarang, tidak pernah akan sungguh menemui Yesus, atau akan berakhir dengan mengikuti Yesus yang palsu.”
 ———————— 
“Bertumbuh dalam persahabatan dengan Kristus harus berarti mengenali pentingnya partisipasi suka cita dalam kehidupan parokimu, komunitas dan gerakan, juga perayaan Misa Minggu, penerimaan Sakramen Tobat yang sering, dan pemeliharaan doa pribadi dan meditasi tentang sabda Allah.
———————— 
Persahabatan dengan Yesus juga akan menuntunmu untuk menjadi saksi iman dimanapun kamu berada, bahkan ketika kamu bertemu penolakan atau indiferens (sikap acuh tak acuh). Kita tidak bisa bertemu Kristus dan tidak ingin untuk membuatnya dikenal orang lain. Jadi jangan simpan Kristus untuk dirimu sendiri! Bagilah sukacita imanmu dengan orang lain. Dunia memerlukan kesaksian imanmu, dunia sungguh membutuhkan Allah.”
 ———————— 
“Untuk menderita dengan orang lain dan untuk orang lain; utuk menderita demi kebenaran dan keadilan; untuk menderita karena kasih dan untuk menjadi orang yang sungguh mengasihi – ini adalah elemen-elemen fundamental kemanusiaan, dan mengabaikannya akan menghancurkan manusia sendiri” (ibid). Mari kita dengan antusias menyambut ajaran-ajaran ini dan melaksanakannya. Mari kita melihat Kristus, yang tergantung di kayu salib yang kasar, dan mari kita meminta Ia mengajari kita kebijaksanaan misterius Salib, yang olehnya manusia hidup. Salib bukan tanda kegagalan, tapi merupakan ekspresi pemberian diri dalam kasih yang memperluas bahkan kepada kurban tertinggi  dari kehidupan seseorang.”
 ———————— 
“Jika kamu berdiam dalam kasih Kristus, berakar dalam iman, kamu akan menemukan, bahkan ditengah kemunduran dan penderitaan, sumber kebahagiaan dan sukacita sejati. Iman tidak bertentangan dengan tujuan akhirmu yang tertinggi, iman mengangkat dan menyempurnakannya. Orang muda yang terkasih, jangan puas dengan apapun kecuali Kebenaran dan Kasih, jangan puas dengan apapun selain daripada Kristus.”
 ———————— 
“Siapapun yang telah menemukan Kristus harus menuntun yang lain kepada-Nya. Kegembiraan yang besar tidak bisa disimpan untuk diri sendiri. Ia harus diteruskan.”
————————  
“Orang muda yang terkasih, jika kamu ingin menemukan dan hidup dengan setia bentuk kehidupan yang Tuhan panggil untuk tiap orang dari kamu, kamu harus tinggal dalam kasih-Nya sebagai teman-Nya. Dan bagaimana kita mempertahankan persahabatan kecuali melalui komunikasi yang sering, percakapan, berada bersama dalam keadaan baik dan buruk? Santa Teresa Yesus berkata bahwa doa adalah “komunikasi yang bersahabat, sering menghabiskan waktu sendirian dengan orang yang kita tahu bahwa Ia mencintai kita.”
——————————————
“Perawan Tersuci di saat-saat terakhir ini di mana kita hidup, telah memberikan suatu khasiat baru untuk pendarasan Rosario sedemikian luas sehingga tidak ada permasalahan, entah temporal atau terlebih spiritual sekalipun, tidak peduli betapapun sulitnya, dalam kehidupan pribadi masing-masing dari kita, dari keluarga kita… yang tidak dapat diselesaikan dengan Rosario.”~  Sr. Lucia, visioner Fatima
————————  
“Tidak ada seorang pun yang dapat hidup terus-menerus dalam dosa sembari terus mendaraskan Rosario: entah mereka akan menyerah kepada dosa atau mereka akan menyerah kepada Rosario. “ ~ Uskup Hugh Doyle
 ———————— 
“Dengan Rosario, kita membiarkan diri kita dibimbing oleh Maria, sang model iman, dalam merenungkan misteri-misteri Kristus, dan hari demi hari kita dibantu untuk mencerna Injil, sehingga Injil membentuk kehidupan kita semua.” ~ Paus Benediktus XVI
 ———————— 
“Rosario adalah bentuk doa yang paling bermutu dan sarana yang paling manjur untuk memperoleh kehidupan kekal. Ini adalah obat untuk semua kejahatan kita, akar dari semua berkat kita. Tidak ada sarana doa lain yang lebih bermutu.” ~ Paus Leo XIII
 ———————— 
“Daraskanlah Rosario Suci. Berbahagialah bahwa Salam Maria yang monoton itu memurnikan dosa-dosamu yang monoton [= yang itu-itu juga] !” ~ St. Josemaria Escriva
 ———————— 
”Berdoalah Rosario setiap hari… Berdoalah, berdoalah sesering mungkin dan persembahkanlah silih bagi para pendosa… Akulah Ratu Rosario… Pada akhirnya Hatiku yang Tak Bernoda akan menang.” ~ Pesan Bunda Maria di Fatima
 ———————— 
“Ketika [sepasang] kekasih bersama-sama, mereka menghabiskan berjam-jam mengulangi hal yang sama: aku mencintaimu! Apa yang hilang pada orang-orang yang berpikir Rosario membosankan, adalah CINTA.” ~ Sr. Lucia, visioner Fatima
——————————————
“Seringkali hanya ada satu cara Tuhan yang baik dapat masuk ke dalam sejumlah hati adalah dengan mematahkannya.” ~ Ven. Fulton J. Sheen
————————  
“Yesus berkata, “Akulah Kebenaran”, dan adalah tugas kamu dan saya untuk menyuarakan kebenaran. Kemudian terserah orang yang mendengarnya apakah mau menerima atau menolaknya.” ~ B. Teresa dari Kalkutta
————————  
“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?” ~ St. Andreas Kim
 ———————— 
“Hanya ada satu iman Kristen, yakni Katolik.” ~ St. Brigitta dari Swedia
 ———————— 
“Ada yang salah menafsirkan pencarian akan kebenaran ini, yang memimpin mereka kepada irasionalitas dan fanatisme; mereka menutup diri mereka sendiri dalam “kebenarannya”, dan mencoba untuk memaksakannya pada orang lain. … Siapapun yang bertindak irasional, tidak bisa menjadi murid Yesus. Iman dan akal adalah penting dan saling melengkapi dalam pencarian akan kebenaran.” – Paus Benediktus XVI
 ———————— 
“Ketika Allah dikesampingkan, dunia menjadi tempat yang tidak ramah bagi manusia.” ~ Paus Benediktus XVI
 ———————— 
“Seringkali doa dilakukan pada situasi-situasi sulit, pada masalah-masalah pribadi yang membawa kita berpaling kepada Tuhan guna mendapatkan keringanan, kenyamanan dan bantuan. Maria mengajak kita untuk memperluas dimensi doa, untuk berpaling kepada Allah tidak hanya pada saat butuh dan tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga dalam cara yang tak terbagi, tekun, dan setia, dengan ‘sehati sejiwa.’” ~ Paus Benediktus XVI
——————————————
7 Kutipan Katolik dari Ibu Teresa (Minggu 4 Oktober)
“Tapi saya merasa bahwa penghancur kedamaian terbesar sekarang adalah aborsi, karena aborsi adalah perang terhadap anak. Dengan aborsi, ibu tidak belajar untuk mencintai, tapi membunuh anaknya sendiri untuk menyelesaikan masalahnya. Dan, melalui aborsi, ayah diajarkan bahwa ia tidak perlu mengambil tanggung jawab sama sekali bagi anak yang telah ia bawa ke dunia. Ayah mungkin sekali menempatkan wanita ke dalam masalah yang sama. Jadi aborsi hanya menuntun kita kepada aborsi lagi. Negara manapun yang menerima aborsi tidak mengajarkan rakyatnya untuk mencintai, tapi mengajarkan untuk menggunakan kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Inilah alasannya mengapa penghancur cinta dan kedamaian yang terbesar adalah aborsi.”
 ———————— 
“Kita tidak bisa memecahkan semua masalah di dunia, tapi mari kita jangan pernah membawah masalah terburuk sama sekali, karena itu akan menghancurkan cinta. Dan inilah yang terjadi ketika orang-orang melakukan kontrasepsi dan aborsi.”
 ———————— 
“Saya adalah pensil kencil di tangan Allah yang sedang menulis, yang mengirim sebuah surat cinta kepada dunia.”
 ———————— 
“Buah keheningan adalah doa.
 ———————— 
Buah doa adalah iman.
 ———————— 
Buah iman adalah cinta.
 ———————— 
Buah cinta adalah pelayanan.
 ———————— 
Buah pelayanan adalah damai”
 ———————— 
“Iman dalam tindakan adalah cinta, dan cinta didalam tindakan adalah pelayanan.”
“Tidak semua orang bisa melakukan hal-hal besar. Tapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar.”
 ———————— 
“Hari kemarin telah berlalu. Hari esok belum datang. Kita hanya memiliki hari ini. Mari kita mulai.”
——————————————
“Berdoalah, Berharaplah, dan jangan khawatir. Kecemasan tidak membantu sama sekali. Allah yang berbelas kasih akan mendengarkan doamu.” ~ St. Pio Pietrelcina
————————  
“Milikilah keberanian untuk apapun yang menghampiri didalam kehidupan – segala sesuatu terletak di dalam keberanian.” ~ St. Teresa Avila
 ———————— 
“Jangan biarkan godaan menakutkanmu; mereka adalah cobaan bagi jiwa yang kepadanya Allah ingin menguji ketika Ia melihat mereka memiliki kekuatan yang diperlukan untuk mempertahankan perjuangan, karenanya menenun mahkota kemuliaan dengan tangan mereka sendiri.” ~  St. Pio of Pietrelcina
————————  
“Ketika Allah bertujuan untuk memberikan manusia keutamaan tertentu, merupakan jalan-Nya untuk membiarkan manusia digoda pada sifat buruk yang bertentangan dengan keutamaan tersebut.” ~ St. Philip Neri
————————  
“Bersyukurlah untuk cobaan dan penderitaan! Ketika semuanya berjalan baik, kita melupakan Allah; hanya dalam kemalangan kita mencari Ia demi penghiburan.” ~ St. Fransiskus de Sales
————————  
“Dalam kehidupan rohani terdapat dua prinsip besar yang tidak pernah boleh dilupakan : Tanpa rahmat kita tidak bisa melakukan apa-apa (Yoh 15:5); dengan rahmat kita bisa melakukan segala sesuatu.” (Filipi 4 : 13) ~ Vital Lehodey
 ———————— 
“Jangan biarkan apapun mengganggumu, jangan biarkan apapun menakutkanmu. Segala hal berlalu, Allah tidak pernah berubah. Kesabaran mencapai segalanya. Ia yang memiliki Allah tidak kekurangan apapun : Allah sendiri cukup.” ~ St. Teresa Avilla
——————————————
Kutipan Katolik dari Venerable Fulton Sheen (Part 1, Part 2, Part 3)
“Prinsip-prinsip moral tidak tergantung pada keputusan mayoritas. Salah adalah salah, bahkan bila semua orang salah. Benar adalah benar, bahkan ketika tidak seorangpun yang benar.”
————————  
“Bila semua orang katolik menghidupi imannya, setiap orang akan menjadi katolik.”
————————  
“Bagaimana Allah akan menghakimi hidupku, aku tidak tahu, tapi aku percaya Ia akan melihatku dengan kerahiman dan belas kasih. Aku hanya yakin akan ada tiga kejutan di surga. Pertama, aku akan melihat beberapa orang yang tidak pernah kuharapkan untuk kulihat. Kedua, akan ada sejumlah orang yang aku harapkan yang tidak ada di sana. Dan – bahkan bergantung pada kerahiman Allah – kejutan terbesarnya adalah bahwa bisa saja aku akan berada di sana. Ketika catatan tentang kehidupan manusia ditulis, ada tiga pasang mata yang melihatnya dalam terang yang berbeda. 1. Seperti aku melihatnya. 2. Seperti orang lain melihatnya. 3. Seperti Allah melihatnya.”
————————  
“Dalam setiap persahabatan hati bertumbuh dan bergabung bersama, sehingga dua hati tampak menjadi satu hati dengan satu pikiran bersama. Itulah alasannya mengapa perpisahan begitu menyakitkan; bukan berarti dua hati yang saling memisahkan, tapi satu hati yang terpecah.”
————————  
“Tuhan kita menghabiskan waktu tiga jam dalam penebusan, tiga tahun dalam pengajaran, dan tiga puluh tahun dalam ketaatan, agar dunia yang memberontak, sombong, dan bebas seperti iblis, dapat mempelajari nilai ketaatan.”
————————  
“Setiap manusia ada di kayu salib. Beberapa orang meminta untuk diturunkan seperti pencuri di sebelah kiri [Yesus]; yang lain meminta untuk diangkat ke atas seperti pencuri di sebelah kanan [Yesus].”
————————  
“Hanya ada dua kelompok manusia yang mendengar tangisan malam itu: Para gembala dan orang bijak [yaitu orang Magi]. Gembala : mereka yang tahu bahwa mereka tidak tahu apapun. Orang bijak: mereka yang tahu bahwa mereka tidak tahu segala hal.”
————————  
“Doa mulai dengan berbicara kepada Allah, tapi berakhir dengan mendengarkan.”
————————  
“Aku tidak ingin hidupku menjadi milikku. Aku ingin hidupku menjadi milik Kristus. Semakin ada ego dalam hidupku, semakin tidak ada Kristus dalam hidupku.”
————————  
“Semakin dekat Kristus datang ke dalam hati, semakin hati menjadi sadar akan keberdosaannya; ia akan memohon kerahiman dan menemukan kedamaian, atau ia akan berbalik menentang-Nya karena tidak siap untuk menyerahkan keberdosaannya. Karenanya Ia akan memisahkan yang baik dari yang buruk, gandum dari ilalang. Reaksi manusia kepada Kehadiran Ilahi akan diuji: apakah ia akan memanggil segala oposisi dari hakekatnya yang egoistis, atau membangunkannya ke dalam kelahiran kembali dan kebangkitan.”
————————  
“Terlalu banyak orang mendapatkan penghargaan karena mereka baik, ketika mereka hanyalah bersikap pasif. Mereka terlalu sering dipuji karena berpikiran luas, ketika mereka terlalu berpikiran luas, mereka tidak pernah bisa memutuskan pikiran mereka terhadap apapun.”
“Manusia membutuhkan tiga hal, kehidupan, pengetahuan dan cinta.”
————————  
“Dunia akan membenci pengikut-Nya, bukan karena ada kejahatan dalam hidup mereka, tapi karena ketiadaan kejahatan atau karena kebaikan mereka. Kebaikan tidak menyebabkan kebencian, tapi memberi kesempatan bagi kebencian untuk mewujudkan dirinya. Semakin kudus dan murni sebuah kehidupan, semakin ia akan menarik kejahatan dan kebencian.”
————————  
“Kapanpun manusia berupaya untuk melakukan apa yang ia tahu yang merupakan kehendak Tuannya, kekuatan akan diberikan kepadanya setara dengan kewajibannya.”
————————  
“”Tapi tidak ada ruangan di penginapan”; penginapan adalah tempat berkumpulnya opini publik; betapa sering opini publik mengunci pintunya terhadap Sang Raja.”
————————  
“Semua cinta di bumi ini melibatkan pilihan. Ketika seorang pria muda mengungkapkan cintanya kepada seorang wanita muda dan memintanya untuk menjadi istrinya, ia tidak sekedar membuat penegasan cinta; ia juga menegasikan cintanya bagi yang lain. Dalam satu tindakan dimana ia memilihnya, ia menolak semua yang bukan wanita muda itu. Tidak ada cara nyata lainnya untuk membuktikan bahwa kita mencintai sebuah hal daripada dengan memilihnya dan bukan yang lain. Kata dan tanda cinta mungkin, dan seringkali, adalah ungkapan egoisme atau hasrat; tapi perbuatan adalah bukti cinta. Kita bisa membuktikan bahwa kita mencintai Tuhan kita dengan dengan memilih-Nya dan bukan dengan memilih yang lain.”
————————  
“Cinta adalah kunci kepada misteri. Cinta pada hakeketnya tidak egois, tapi murah hati. Ia tidak mencari dirinya sendiri, tapi kebaikan bagi yang lain. Ukuran cinta bukanlah kesenangan yang ia berikan – itu adalah cara dunia menilainya – tapi adalah sukacita dan damai yang ia beri bagi yang lain.”
————————  
“Perbedaan antara cinta seorang pria dan cinta seorang wanita adalah pria selalu memberi alasan untuk mencintai, tapi seorang wanita tidak memberikan alasan untuk mencintai.”
————————  
“Kamu harus belajar untuk mencinta orang-orang dan memanfaatkan banyak hal, bukannya mencintai banyak hal dan memanfaatkan orang-orang.”
————————  
“Dunia bisa tidak setuju dengan Gereja, tapi dunia tahu dengan pasti dengan apa ia tidak setuju. Di masa depan, seperti di masa lalu, Gereja akan intoleran tentang kekudusan pernikahan, karena apa yang Allah satukan tidak boleh diceraikan manusia; Gereja akan intoleran tentang syahadatnya, dan siap mati baginya, karena ia tidak takut terhadap mereka yang membunuh tubuh, tapi takut kepada ia yang memiliki kuasa untuk melempar tubuh dan jiwa ke neraka.”
————————  
“Terdapat dua cara bangun tidur di pagi hari. Yaitu dengan berkata, Selamat Pagi, Allah, dan yang lainnya berkata, Allah yang baik, pagi!”
————————  
“Rahmat tidak bekerja seperti uang logam di slot machine. Rahmat akan menggerakkanmu hanya ketika kamu menginginkan ia menggerakkanmu, dan hanya ketika kamu membiarkannya menggerakkanmu. Tatanan supernatural mengandaikan kebebasan tatanan alamiah, tapi ia tidak menghancurkannya.”
————————  
“Sudahkah kamu ketahui, di dalam syahadat, betapa cepat kita melewatkan kehidupan Tuhan kita? “Lahir”, lalu apa selanjutnya? “Menderita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus”. Menderita. Tidak ada tentang 8 Sabda Bahagia, tidak ada tentang mukjizatnya, tidak juga tentang konfliknya dengan fundamentalist dan modernist di jamannya, hanya “lahir” – “menderita”. Mengapa Syahadat melewati kehidupan duniawi-Nya? Karena hanya ada satu hal yang perlu diceritakan tentang kehidupan manusia: Apakah kita melakukan kehendak Bapa atau tidak? Hal-hal kecil, apakah itu jabatan imam, suster, ibu, sekretaris, dokter, pengacara, semuanya sama. Hal-hal kecil yang dapat terlewati! Segala sesuatu bisa dikatakan tentang kehidupan bila kita melakukan kehendak Bapa. Ia melakukan kehendak Bapa, karenanya, [syahadat] mengabaikan hal-hal kecil.”
————————  
“Mudah untuk menemukan kebenaran; sulit untuk menghadapinya, dan lebih sulit lagi untuk mengikutinya.”
————————  
“Kristus tanpa salib…adalah manusia tanpa misi, tapi salib tanpa Kristus…adalah beban tanpa penghibur.”
——————————————
7 Kutipan Katolik dari Santa Gianna Beretta Molla
“Seperti masa lalu, mari kita mempercayakannya kepada kerahiman Allah. Masa depan kita percayakan kepada penyelenggaraan Ilahi. Tugas kita adalah menjalani masa sekarang dengan kudus.”
————————  
“Rahasia kebahagiaan adalah untuk menghidupi momen demi momen dan bersyukur kepada Allah untuk segala hal yang Ia kirimkan kepada kita hari demi hari dalam kebaikan-Nya.”
————————  
“Penyelenggaraan Allah ada dalam segala hal, ia selalu hadir.”
————————  
“Seseorang tidak bisa mencintai tanpa menderita, atau menderita tanpa mencintai.”
————————  
“Bila kamu harus memilih antara aku dan bayi, jangan ragu; pilihlah – dan aku menuntutnya – si bayi. Selamatkan dia!”
————————  
“Dalam penderitaan, mari kita berkata : Syukur kepada Allah.”
 ———————— 
“Bila seseorang mempertimbangkan betapa besar penderitaan Yesus, seseorang tidak akan melakukan dosa yang paling kecil.”
——————————————
Kutipan Bunda Maria dari Guadalupe, Pelindung Evangelisasi Baru (12 Desember)
“Aku sungguh adalah Ibundamu yang berbelas kasih : Ibumu dan ibu dari semua orang yang berdiam di tanah ini dan Ibunda bagi segala bangsa yang mencintai aku dan memanggil serta memohon kepadaku . Akulah Ibu dari semua orang yang mencari aku dan menempatkan kepercayaan mereka didalam Aku.”
————————  
“Ketahuilah, dan taruhlah didalam hatimu, putra kecilku, yang paling kusayangi, bahwa Akulah Santa Perawan Maria Selamanya yang sempurna, dan Aku memiliki hak untuk Menjadi Ibu Allah yang benar, Pemberi Kehidupan, Pencipta orang-orang, Pemiliki apa yang dekat dan jauh, Tuhan Langit dan Bumi.”
————————  
“Karena sebenarnya aku merasa terhormat untuk menjadi Ibunda yang berbelas kasih kepada kalian semua, kamu dan semua orang yang tinggal bersama di tanah ini, dan semua orang dari leluhur yang berbeda, mereka yang mencintai aku, mereka yang menangis kepadaku, mereka yang mencari aku, mereka yang menghormati aku dengan menempatkan kepercayaan mereka dalam perantaraanku.
———————— 
Karena aku akan selalu mendengar tangisan mereka, dukacita mereka, untuk membersihkan, menyembuhkan semua penderitaan mereka, permasalahan mereka, penderitaan mereka.”
————————  
“Dengar, taruhlah didalam hatimu, yang paling kecil dari putra-putraku:
————————  
Jangan biarkan apapun menakutkan atau membuatmu sedih
Jangan biarkan hatimu diganggu.
————————  
Jangan takut akan penyakit atau penderitaan.
————————  
Bukankah aku ada disini, yang adalah Ibumu?
————————  
Bukankah kamu ada dalam perlindunganku?
————————  
Bukankah aku adalah kesehatanmu?
————————  
Tidakkah kamu gembira ada di dalam lipatan jubahku, digenggam aman didalam tanganku?
 ———————— 
Apakah kamu memerlukan sesuatu yang lain lagi?
Jangan biarkan apapun mencemaskanmu atau mengganggumu.”
——————————————
“Keberanian untuk berdiri kokoh dalam kebenaran adalah tuntutan yang tak terhindarkan dari mereka yang dikirim Tuhan sebagai domba diantara serigala. “Mereka yang takut akan Tuhan tidak akan takut”, kata kitab Sirach (34:16). Takut akan Allah membebaskan kita dari takut akan manusia. Ia membebaskan.” ~ Paus Benediktus XVI
 ———————— 
“Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan.”~ St. Therese of Lisieux
————————  
“Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; tapi bagaimanapun, berbaik hatilah…Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhan, Bukan urusan antara engkau dan mereka.”~ Bunda Theresa dari Kalkuta
————————  
“Sulit untuk menjadi orang kudus. Sulit, tapi bukannya tidak mungkin.” ~ St. Padre Pio
————————  
“Doa tidaklah rumit, karena tidak ada yang lebih alami daripada bercakap-cakap dengan kekasihmnu, dan khususnya dengan Kekasihmu yang tertinggi.” ~ Rm. Thomas Dubay
 ———————— 
Reformer selalu benar tentang apa yang salah. Namun, ia seringkali salah tentang apa yang benar.” ~ G.K. Chesterton
 ———————— 
“Cibiran skeptis Pilatus” Apakah kebenaran itu? “ditujukan kepada Kebenaran itu sendiri, berdiri di sana tepat di depan wajahnya. Pertanyaan dunia terbodoh terdiri dari tiga kata, jawaban Allah yang paling dalam adalah satu Sabda.” ~ Peter Kreeft
——————————————
7 Kutipan dari Paus Fransiskus
“Kita dapat melakukan perjalanan sebanyak yang kita inginkan, kita dapat membangun banyak hal, tapi jika kita tidak mengakui Yesus Kristus, ada sesuatu yang salah. Kita akan menjadi sebuah LSM bukan Gereja, Mempelai Kristus…” ~ Homili, Kapel Sistine, 14 Maret
————————  
“Ketika kita tidak mengakui Yesus Kristus, kita mengakui keduniawian iblis, keduniawian dari setan.” ~ Homili, Kapel Sistine, 14 Maret
————————  
“Ketika kita melakukan perjalanan tanpa salib, ketika kita membangun tanpa salib dan ketika kita mengakui Kristus tanpa salib, kita bukan murid Tuhan: kita bersifat duniawi, kita adalah para uskup, imam, kardinal, paus, tetapi bukan murid Tuhan.” ~Homili, Kapel Sistine, 14 Maret
————————  
“Tuhan tidak pernah lelah mengampuni. Kitalah yang lelah memohon pengampunan.” ~ Angelus, 17 Maret 
————————  
“Hanya mereka yang melayani dengan kasih yang mampu melindungi!” ~ Homili, Misa Inagurasi, 19 Maret
————————  
“Tetapi ada sebuah bentuk lain dari kemiskinan yaitu kemiskinan spiritual pada zaman kita yang menimpa negara-negara kaya secara khusus dan serius. Inilah yang pendahuluku terkasih, Benediktus XVI, sebut sebagai “tirani relativisme” yang membuat semua orang berdasarkan pada kriteria mereka sendiri dan membahayakan keberadaan bersama masyarakat.” ~ kepada para duta besar negara-negara sahabat dan dunia, 22 Maret 2013
“..Tidak ada kedamaian sejati tanpa kebenaran.” ~ kepada para duta besar negara-negara sahabat dan dunia, 22 Maret 2013
——————————————
7 Kutipan dari Paus Fransiskus (Part 2)
“Orang muda terkasih,  jangan mengubur talenta-talenta, karunia yang diberikan Allah padamu. Jangan takut memimpikan hal-hal besar “
————————  
“Namun identitas Kristen bukanlah sebuah kartu identitas :  Identitas Kristen menjadi menjadi milik Gereja, karena semua ini merupakan milik Gereja, Bunda Gereja. Karena tidaklah mungkin menemukan Yesus diluar Gereja.  Paulus VI yang agung berkata: “Ingin hidup dengan Yesus tanpa Gereja, mengikuti Yesus diluar Gereja, mencintai Yesus tanpa Gereja adalah dikotomi yang tidak masuk akal.” Dan Bunda Gereja-lah yang memberi kita Yesus, memberi kita identitas yang bukan sekedar materai, melainkan suatu kepemilikan. Identitas berarti kepemilikan. Menjadi milik Gereja ini merupakan hal yang indah.”
————————  
“Seluruh perjalanan kehidupan adalah perjalanan untuk persiapan. Terkadang Tuhan harus melakukannya dengan cepat, seperti yang Ia lakukan terhadap pencuri yang baik : ia hanya memiliki beberapa menit untuk bersiap-siap dan ia melakukannya…Tapi, Bapa, saya menemui seorang filsuf dan ia berkata bahwa semua pemikiran ini adalah pengasingan, bahwa kita diasingkan, bahwa kehidupan ini konkret, dan tak seorangpun tahu apa yang ada diluar kehidupan ini…’ Beberapa berpikir demikian…tetapi Yesus memberitahu kita bahwa tidaklah demikian dan Ia berkata,’Percayalah padaku’. Yang kukatakan ini adalah kebenaran : Aku tidak berbohong, Aku tidak menipu.”
 ———————— 
“Perhatikanlah, teman-teman muda : berenang melawan arus merupakan hal yang baik bagi jantung, tapi kita memerlukan keberanian untuk berenang melawan arus. Yesus memberikan kita keberanian ini!”
 ———————— 
“Bersama Tuhan, kita bisa melakukan hal-hal besar; Ia akan memberikan kita sukacita dalam menjadi murid-Nya, saksi-Nya…Kita orang Kristen tidak dipilih oleh Tuhan untuk hal-hal kecil, majulah terhadap prinsip-prinsip tertinggi!”
 ———————— 
“Tetapi kesulitan dan pencobaan adalah bagian dari jalan yang menuju kemuliaan Allah, sama seperti hal tersebut bagi Yesus, yang dimuliakan diatas salib; kita akan selalu bertemu dengan kesulitan dan pencobaan dalam kehidupan! Jangan patah semangat! Kita memiliki kuasa Roh Kudus untuk mengatasi pencobaan-pencobaan ini!”
————————  
“Apakah kalian punya keinginan untuk menjadi rasul Yesus? Masa muda harus dijalankan sebaik-baiknya untuk mencapai cita-cita yang tinggi. Apakah kalian pikir begitu? Apakah kalian setuju?

Mintalah Yesus apa yang diinginkanNya dari kalian dan jadilah pemberani! Jadilah berani, mintalah kepada-Nya! Di balik dan dibelakang setiap panggilan imamat atau hidup bakti, selalu ada doa yang kuat dan terus-menerusdari seseorang: nenek, kakek, ibu, ayah, komunitas … Itulah sebabnya Yesus bersabda, “Berdoalah kepada Tuhan yang empunya tuaian, yaitu Allah Bapa – supaya mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian-Nya” (bdk Mat 9:38). Panggilan dilahirkan dalam doa dan dari doa, dan hanya dalam doa mereka bisa bertahan dan berbuah!”
——————————————
“…setiap momen dalam hidup kita memiliki tujuan, bahwa setiap tindakan kita, tidak peduli betapa menjemukan atau rutin atau sepele kelihatannya, tetap ada martabat dan kepantasan yang melampaui pemahaman manusia…Karena ini artinya bahwa tidak ada momen yang sia-sia, tidak ada kesempatan yang terlewatkan, karena setiap kesempatan dalam kehidupan manusia, memiliki tujuan dalam rencana Allah. Pikirkanlah harimu, sekarang dan kemarin. Pikirkanlah pekerjaan yang kamu lakukan, orang-orang yang kamu temui, momen demi momen. Apa artinya bagimu – dan apa artinya itu bagi Allah? Apakah pertanyaan ini terlalu sederhana untuk dijawab, atau kita hanya takut untuk 
menanyakannya karena rasa takut akan jawaban yang harus kita berikan?” ~ Romo Walter Ciszek
————————  
“Diambang batas itu aku takut untuk menyeberanginya, hal-hal tiba-tiba tampak begitu sederhana. Hanya ada satu visi, Allah, yang adalah segala didalam segala; hanya ada satu kehendak yang mengarahkan segala hal, yaitu kehendak Allah. Saya hanya harus melihatnya, membedakannya dalam setiap situasi dalam diri saya, dan membiarkan diri saya dipimpin oleh-Nya. Allah ada dalam segala hal, menopang segala hal, mengarahkan segala hal. Untuk membedakannya dalam setiap situasi dan kondisi, untuk melihat kehendak-Nya dalam segala hal, artinya menerima setiap situasi dan kondisi dan membiarkan diri dibimbing dalam keyakinan dan kepercayaan yang sempurna. Tidak ada yang bisa memisahkan saya dari-Nya, karena Ia ada dalam segala hal. Tidak ada bahaya yang mengancam saya, tidak ada rasa takut yang menggoncangkan saya, kecuali rasa takut akan kehilangan pandangan akan Ia. Masa depan yang tersembunyi, tersembunyi dalam kehendak-Nya dan karenanya dapat saya terima tidak peduli apapun yang ia bawa. Masa lalu, dengan segala kegagalannya, tidak dilupakan; ia tetap ada untuk mengingatkan saya akan kelemahan kodrat manusia dan kebodohan dalam menempatkan iman dalam diri. Tapi hal ini tidak lagi menekan saya.
————————  
Saya tidak lagi melihat kepada diri saya untuk membimbing saya, tidak lagi bergantung padanya dalam cara apapun, sehingga ia tidak dapat membuat saya gagal. Dengan menyangkal, secara menyeluruh dan terakhir, saya merasa lega dari konsekuensi semua tanggung jawab. Saya dibebaskan dari kecemasan dan kegelisahan, dari setiap ketegangan, dan dapat mengapung tenang pada gelombang penyelenggaraan Allah dalam kedamaian jiwa yang sempurna.” ~ Romo Walter Ciszek
 ———————— 
“Bila Allah memberikan kamu panenan cobaan yang melimpah, ini merupakan tanda kekudusan besar yang Ia kehendaki untuk kamu capai. Apakah kamu ingin menjadi orang kudus yang besar? Mintalah Allah mengirimkanmu banyak penderitaan. Api Kasih Ilahi tidak pernah bangkit lebih tinggi ketika diberi makan oleh kayu Salib, yang adalah kasih tak terhingga yang digunakan Penyelamat kita untuk menyelesaikan pengorbanan-Nya. Semua kesenangan dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan kemanisan yang ditemukan dalam empedu dan cuka yang ditawarkan kepada Yesus. Itulah, hal-hal yang sulit dan menyakitkan yang ditahan untuk Yesus Kristus dan bersama Yesus Kristus.” ~ St. Ignatius Loyola
 ———————— 
“Jalan itu sempit. Ia yang ingin melaluinya dengan mudah harus membuang segala hal dan menggunakan salib sebagai tongkatnya. Di lain kata, ia harus memutuskan dengan sungguh untuk menderita dengan rela demi kasih Allah dalam segala hal.” ~ St. Yohanes Salib
 ———————— 
“Untuk memurnikan jiwa, Yesus menggunakan instrumen apapun yang Ia suka. Jiwaku menjalani pengabaian menyeluruh di sisi ciptaanl seringkali intensi terbaik saya disalah artikan oleh para suster, sejenis penderitaan yang palign menyakitkan; tapi Allah mengijinkannya, dan kita harus menerimanya karena dalam cara ini kita menjadi semakin menyerupai Yesus.” ~ St. Teresa Avilla
 ———————— 
“Bila kamu mencari kesabaran, kamu tidak akan menemukan contoh yang lebih baik selain salib. Kesabaran yang besar terjadi dalam dua cara : ketika seseorang dengan sabar menderita banyak hal, atau ketika seseorang menderita hal-hal yang mampu ia hindari, namun tidak menghindarinya. Kristus menanggung banyak [penderitaan] di salib, dan melakukannya dengan sabar, karena ketika Ia menderita Ia tidak mengancam; Ia digiring seperti anak domba ke pembantaian dan Ia tidak membuka mulut-Nya.” ~ St. Thomas Aquinas.
 ———————— 
“Ketika semuanya berakhir anda tidak akan menyesal karena telah menderita; melainkan anda akan menyesal karena menderita begitu sedikit, dan menderita hal yang sedikit ini dengan buruk.” ~ St. Sebastian Valfre
——————————————
“Janganlah puas menjalani kehidupan Kristiani yang biasa-biasa saja. Berjalanlah dengan kebulatan tekad disepanjang jalan kekudusan.” ~ Paus Fransiskus
 ———————— 
“Mulailah dari sekarang…percayalah padaku, jangan menunggu sampai besok untuk mulai menjadi orang kudus.” ~St. Theresia Lisieux
 ———————— 
“Ketika anda berkata “YA” kepada Allah tanpa syarat, anda tidak akan tahu seberapa jauh “YA” tersebut akan membawa anda.” ~ Hans ur Von Baltashar
 ———————— 
“Saya tidak mampu melakukan hal-hal besar, tapi saya ingin melakukan segala sesuatu, bahkan hal-hal terkecil sekalipun, untuk kemuliaan Allah yang lebih besar.” ~ St. Dominic Savio
 ———————— 
“Kita harus memiliki iman seperti anak-anak, tetapi ajaran para teolog.” ~ St. Josemaria Escriva
 ———————— 
“Kehendak Allah bagi kita ada dalam 24 jam sehari; orang-orang, tempat-tempat, situasi yang Ia tempatkan dihadapan kita saat itu. Semua itu adalah hal-hal yang Allah ketahui penting bagi -Nya dan kita di saat itu, dan semua itu adalah hal-hal yang atasnya Ia ingin kita bertindak, bukan karena prinsip abstrak ataupun keinginan subjektif untuk “melakukan kehendak Allah”. Bukan, hal-hal ini, yang ada dalam 24 jam sehari, adalah kehendak-Nya; kita harus belajar mengenali kehendak-Nya dalam realita suatu situasi.” ~ Romo Walter Ciszek
 ———————— 
“Kebenaran yang jelas dan sederhana adalah bahwa kehendak-Nya adalah apa yang sesungguhnya Ia kehendaki dikirimkan kepada kita setiap hari, dalam situasi, tempat, orang-orang dan permasalahan. Caranya adalah untuk belajar melihat bahwa – tidak hanya dalam teori, atau hanya sekedar kadang-kadang saja dalam pemahaman sekilas yang diberikan oleh rahmat Allah, tapi setiap hari. Kita semua tidak perlu bertanya-tanya tentang apa seharusnya yang Allah kehendaki bagi kita; kehendak-Nya bagi kita dengan jelas dinyatakan dalam setiap situasi setiap harinya, bila kita dapat belajar melihat segala hal seperti Ia melihatnya dan mengirimkannya kepada kita.” ~ Romo Walter Ciszek
——————————————
“Kita tidak bisa menjadi orang Kristen paruh waktu. Kita harus menghidupi iman kita setiap saat dalam setiap harinya.” ~ Paus Fransiskus
————————  
“Jalan Tuhan adalah jalan kerendahan hati, jalan yang berakhir pada Salib. Itulah sebabnya akan selalu ada kesulitan dan penganiayaan. Akan selalu ada, karena Ia telah melalui jalan ini terlebih dahulu sebelum kita…Engkau tidak dapat memisahkan salib dari jalan Yesus, itu selalu ada di sana.” ~ Paus Fransiskus
————————  
“Mengikuti Yesus, hanya itu: pergi bersama-Nya karena cinta, di belakang-Nya: dalam perjalanan yang sama, dalam jalur yang sama. Dan roh dunia ini tidak akan menerimanya dan akan membuat kita menderita, tetapi menderita seperti yang Yesus lakukan. Mari meminta rahmat: untuk mengikuti Yesus di jalan yang telah Ia tunjukkan kepada kita dan yang telah Ia ajarkan kepada kita. Hal ini indah, karena ia tidak pernah meninggalkan kita. Tidak pernah! Ia selalu bersama kita.” ~ Paus Fransiskus
 ———————— 
“Jika kita membiarkan Kristus masuk ke dalam hidup kita, kita tidak kehilangan apa-apa, tidak sama sekali, benar-benar bukan apa-apa yang membuat hidup bebas, indah, dan hebat. Tidak! Hanya dalam persahabatan inilah potensi besar keberadaan manusia diungkapkan. Hanya dalam persahabatan inilah kita mengalami keindahan dan pembebasan … Ketika kita menyerahkan diri kita kepadanya, kita menerimanya beratur-ratus kali lipat. Ya, bukalah, bukalah lebar-lebar pintu kepada Kristus – dan engkau akan menemukan hidup yang sesungguhnya. ” ~ Paus Benediktus XVI
 ———————— 
“Kita tidak didekatkan pada Tuhan dengan rantai besi, tetapi dengan atraksi yang manis dan inspirasi suci.” ~ St. Fransiskus de Sales
 ———————— 
“Ada tiga hal penting untuk keselamatan manusia, yaitu: mengetahui apa yang harus ia yakini, yang ia inginkan, dan yang harus ia lakukan.” ~ St. Thomas Aquinas
 ———————— 
“Tritunggal adalah jawaban dari pertanyaan Plato. Jika hanya ada satu Allah, apakah yang Ia pikirkan? Ia memikirkan pemikiran kekal; yaitu, Anak-Nya yang Kekal. Jika hanya ada satu Allah, siapakah yang Ia kasihi? Ia mengasihi Putra-Nya, dan kasih timbal balik itu adalah Roh Kudus. Saya sangat percaya bahwa filsuf besar itu sedang meraba-raba tentang misteri Tritunggal, karena pikiran hebatnya tampak dalam beberapa cara kecil untuk menduga-duga bahwa makhluk tak terbatas harus memiliki sangkut paut dengan pemikiran dan cinta dan bahwa Allah tidak dapat dipahami tanpa berpikir dan cinta. Namun, hal itu tidak terjadi sampai saatnya Sang Firman menjadi manusia sehingga manusia tahu rahasia hubungan mereka dan kehidupan batin Allah.” ~ Archbishop Fulton Sheen (The Divine Romance)
——————————————
“Ekaristi adalah rahasia hariku. Ia memberikan kekuatan dan makna bagi semua aktivitas pelayananku demi Gereja dan seluruh dunia….Biarkan Yesus dalam Sakramen Mahakudus berbicara ke dalam hatimu. Ialah yang merupakan jawaban kehidupan yang sebenarnya, yang sedang kamu cari. Ia tinggal disini bersama kita : Ia adalah Allah beserta kita. Carilah Ia tanpa lelah, sambutla Ia tanpa keraguan, cintailah ia tanpa henti : sekarang, besok, dan selamanya. ” ~ Paus Yohanes Paulus II
 ———————— 
“Di dunia ini aku tidak bisa melihat Putra Allah yang Maha Tinggi dengan mataku sendiri, kecuali melihat Tubuh dan Darah-Nya yang Maha Kudus.” ~ St. Fransiskus Asisi
————————  
“Perbaharuilah imanmu dengan menghadiri Misa Kudus. Jagalah pikiranmu tetap terpusat pada misteriyang disingkapkan dihadapan kita. Dalam mata pikiranmu, pindahkanlah dirimu ke Kalvari dan renungkanlah Kurban yang mempersembahkan diri-Nya kepada Keadilan Ilahi, yang membayar harga penebusanmu.” ~ Padre Pio
 ———————— 
“Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus adalah sebuah manifestasi Allah, sebuah penegasan bahwa Allah adalah Kasih. Di dalam cara yang unik, Hari Raya ini mengatakan kepada kita tentang Kasih Ilahi, yang adalah Kekal dan dari apa yang diperbuat-Nya.” ~ Paus Emeritus Benediktus XVI
 ———————— 
“Tidak ada yang lebih agung selain Ekaristi. Bila Allah memiliki sesuatu yang lain yang lebih berharga [dari Ekaristi], maka Ia akan memberikan-Nya pada kita.” ~ St. Yohanes Maria Vianney
————————  
“Alam, karenanya menganjurkan bahwa kurban harus mendahului sakramen; kematian adalah awal dari persekutuan. Dalam cara tertentu, kecuali sebuah hal telah mati, ia tidak mulai hidup dalam kerajaan yang lebih tinggi. Memiliki pelayanan persekutuan tanpa pengorbanan, dalam tatanan kodrati, sama dengan makan sayur yang tidak dimasak, atau memakan daging mentah. Ketika kita berhadapan dengan realita-realita kehidupan, kita memahami bahwa kita hidup oleh apa yang kita bunuh. Dosa kitalah yang membunuh Kristus di Kalvari, namun oleh kuasa Allah Ia bangkit dari mati dan berkuasa dengan mulia di surga, Ia sekarang menjadi kehidupan kita dan memiliki persekutuan dengan kita dan kita bersama Dia. Dalam tatanan ilahi, harus ada Kurban atau Konsekrasi Misa sebelum dapat terjadi sakramen atau Persekutuan jiwa dan Allah.” ~ Uskup Agung Fulton Sheen.
 ———————— 
“Anda menginginkan rahmat berlimpah?Pergi dan kunjungilah Sakramen Mahakudus sesering mungkin. Anda ingin sedikit rahmat? Kunjungilah Sakramen Mahakudus sesekali saja. Anda tidak menginginkan apapun sama sekali? Maka janganlah mengunjungi Sakramen Mahakudus.” ~ St. Yohanes Bosco
 ———————— 
Special Quote :
Engkau berkata,’Misanya lama’, maka aku menjawab,’karena cintamu terlalu singkat’.” ~ St. Josemaria Escriva
——————————————
“Ingatlah, ya Perawan Maria yang sangat rahim, bahwa belum pernah terdengar engkau meninggalkan orang yang mencari perlindunganmu, yang memohon pertolonganmu, yang meminta pengantaraaanmu. Terdorong oleh kepercayaan itu, aku datang berlindung kepadamu, Ya perawan segala perawan dan Bunda. Aku datang kepadamu, aku orang berdosa bersyukur di hadapanmu untuk berkeluh kesah. Bunda Sang Sabda, janganlah kau tolak permohonanku, tetapi dengarkanlah dengan rela hati dan kabulkanlah. Amin.” ~ Memorare
————————  
“Jangan takut untuk mengatakan ‘ya’ kepada Yesus, untuk menemukan sukacitamu dalam melakukan kehendak-Nya, memberikan dirimu sepenuhnya untuk mengejar kekudusan, dan menggunakan semua bakatmu dalam pelayanan bagi sesama!” ~ Paus Emeritus Benediktus XVI
————————  
“Tugasmu adalah untuk menguduskan dirimu. Ya, bahkan engkau. Siapa yang berpikir bahwa tugas ini hanya untuk imam dan kaum religius? Kepada setiap orang, tanpa kecuali, Tuhan kita berkata: “Jadilah sempurna, sama seperti Bapa di Surga adalah sempurna.” ~ St. Josemaría Escrivá
————————  
”Kehidupan adalah perjuangan yang tidak boleh kita hindari tapi harus kita menangkan.” ~ St. Padre Pio
“Di kaki salib, seseorang belajar tentang cinta, tapi Aku tidak memberikan ini kepada semua orang, hanya kepada jiwa-jiwa yang paling Aku kasihi.” ~ Yesus kepada St. Padre Pio
————————  
“Ketika anda mendekati Tabernakel, ingatlah bahwa Ia telah menanti anda selama dua puluh abad.” ~ St. Josemaria Escriva
————————  
“Seorang kudus, tanpa doa? Aku tidak percaya akan kekudusan yang demikian.” ~ St. Josemaría Escrivá
————————  
“Betapa sering saya gagal dalam menjalankan kewajiban kepada Allah, hal ini terjadi karena saya tidak bersandar pada pilar doa yang kokoh.” ~ St. Teresa Avilla
————————  
“Ia yang tidak berdosa diantara kamu, biarlah dia yang pertama melemparkan batu. Implikasinya jelas : Hanya yang tak berdosa yang memiliki hak untuk menghukum. Tapi Ia yang tak berdosa akan selalu memikul kesalahan orang lain, menebus kekurangannya seolah-oleh hal tersebut adalah miliknya. Cinta mengenali dosa, tetapi cinta juga mati demi dosa.” ~ Fulton J. Sheen
————————  
“Pada akhirnya hanya ada dua kemungkinan penyesuaian kehidupan : Pertama adalah menyesuaikan hidup kita kepada prinsip-prinsip; lainnya adalah menyesuaikan prinsip-prinsip kepada hidup kita. Bila kita tidak hidup seperti apa yang kita pikirkan, kita segera berpikir seperti apa yang kita hidupi.” ~ Fulton J. Sheen
——————————————
“Engkau harus menerima seluruh Doktrin Katolik, atau menolak seluruhnya; reduksinya tidak lain adalah melemahkan, dan amputasinya memutilasi.” ~ St. John Henry Newmann
————————  
“Jika kita membuat jalan, memang akan menjadi arogan untuk mengklaim bahwa salah satunya adalah satu-satunya yang benar, karena semua manusia adalah sama, setidaknya semua adalah manusia, terbatas, dan campuran dari baik dan buruk. Jika kita membuat jalan, memang menjadi sama bodoh untuk memutlakkan salah satunya—sama seperti memutlakkan sebuah bentuk seni, sebuah sistem politik, atau sebuah cara menguliti kucing. Namun, jika Allah membuat jalan, kita HARUS mencari tahu apakah Ia membuat banyak atau satu. Jika ia membuat hanya satu, maka sepatu yang berada di kaki yang lain: adalah kerendahan hati—bukan kesombongan, untuk menerima satu jalan ini dari Allah; dan merupakan kesombongan—bukan kerendahan hati, ketika bersikeras bahwa jalan buatan manusia sama baiknya seperti SATU Milik Buatan-Nya.” ~ Peter Kreeft
 ———————— 
“Tak ada bedanya apa yang kau percayai; melainkan bagaimana kau berbuat. Tak ada bedanya apakah kau memiliki peraturan dalam sepakbola; itu tergantung pada bagaimana kau bermain. Tak ada bedanya apakah kau percaya segitiga memiliki tiga sisi; itu tergantung pada bagaimana kau menggambar: Tidakkah kita lihat, jika kita percaya secara salah, kita akan berbuat secara salah?”~ Venerable Fulton J. Sheen
————————  
“Seseorang yang ingin mengasihi Allah tidak benar-benar mencintai-Nya jika orang tesebut memiliki tidak memiliki keinginan dan semangat untuk terus-menerus menderita bagi Dia.” ~ Sto. Aloysius Gonzaga
 ———————— 
“Sudah jelas bahwa Katolisitas tidak mungkin ada tanpa ekspresi Marian, bahwa untuk menjadi Katolik artinya menjadi Marian, bahwa ini berarti cinta bagi Bunda, bahwa di dalam Bunda dan oleh Bunda, kita menemukan Tuhan.” ~Paus Emeritus Benediktus XVI
————————  
“Ketika kau berdoa, jangan berbicara terus menerus, dengarkan! Jika kita terus mengetuk-ngetuk dengan palu kita, bagaimana Arsitek Ilahi dapat memberitahu kita bagaimana kita harus membangun?” ~ Venerable Fulton J. Sheen
————————  
“Pengakuan adalah sebuah tindakan dari kejujuran dan keberanian.. sebuah tindakan dari mempercayakan diri kita, melampaui dosa, kepada kerahiman Allah yang pengasih dan pengampun.” ~ Blessed John Paul II
——————————————
10 Kutipan dari Ensiklik Lumen Fidei (Terang Iman)
Perlahan tapi pasti, menjadi jelas bahwa terang akal budi yang otonom tidaklah cukup untuk menerangi masa depan; pada akhirnya masa depan tetaplah samar dan penuh kekhawatiran, dengan rasa takut terhadap hal yang tak diketahui. Akibatnya, manusia meninggalkan pencarian terang yang besar, Kebenaran itu sendiri, agar menjadi puas dengan terang-terang kecil yang menerangi suatu masa sesaat namun terbukti tidak mampu menunjukkan jalan. Dalam ketiadaan terang [iman] segala sesuatu menjadi membingungkan; tidaklah mungkin menmbedakan yang baik dari yang jahat, atau jalan menuju tujuan kita dari jalan-jalan lain yang membawa kita kepada lingkaran tak berujung, yang tak pergi kemanapun.
————————  
Lawan dari iman adalah penyembahan berhala. Selagi Musa berbicara kepada Allah di Sinai, umat Israel tidak tahan dengan misteri ketersembunyian Allah, mereka tidak mampu bertahan dari lamanya waktu penantian untuk melihat wajah Allah. Iman pada hakekatnya menuntut [seseorang] meninggalkan kepemilikan langsung yang ditawarkan oleh pandangan [mata]; iman merupakan undangan untuk berbalik kepada sumber terang, sementara menghormati misteri sebuah wajah yang akan menyingkapkannya secara pribadi pada waktunya….Tampak lebih baik menggantikan iman dalam Allah dengan menyembah suatu berhala, yang wajahnya dapat kita lihat secara langsung dan asal usulnya kita ketahui, karena ia merupakan hasil karya tangan kita. Dihadapan berhala, tidak ada resiko bahwa kita akan dipanggil untuk meninggalkan rasa aman kita, karena berhala-berhala “memiliki mulut, tetapi mereka tidak bisa bicara” (Maz 115:5). Berhala ada, kita memahaminya, sebagai alasan palsu untuk menempatkan diri kita di pusat realita dan menyembah karya tangan kita. Sekali manusia telah kehilangan orientasi fundamental yang menyatukan keberadaannya, ia terpecah ke dalam keanekaragaman dari keinginannya.
————————  
Iman bukan persoalan pribadi, gagasan yang sungguh individualistik atau sebuah opini pribadi; iman berasal dari pendengaran, dan iman dimaksudkan untuk menemukan ungkapannya dalam perkataan dan untuk dinyatakan. Karena “bagaimana mereka percaya padanya yang tidak pernah mereka dengar? Dan bagaimana mereka mendengar tanpa seorang pengkhotbah” (Rom 10:14). Iman menjadi berpengaruh dalam orang Kristen atas dasar karunia yang diteirma, kasih yang menarik hati kita kepada Kristus (Gal 5:6), dan memampukan kita menjadi bagian dari peziarah agung Gereja melalui sejarah sampai akhir zaman.
————————  
…Kita membutuhkan pengetahuan, kita membutuhkan kebenaran, karena tanpa keduanya kita tidak dapat berdiri kokoh, kita tidak dapat melangkah maju. Iman tanpa kebenaran tidak menyelamatkan, juga tidak memberikan pijakan yang pasti. Ia tetap merupakan kisah yang indah, proyeksi kerinduan mendalam kita akan kebahagiaan, sesuatu yang mampu memuaskan kita sejauh kita rela menipu diri kita sendiri.
————————  
Tetapi Kebenaran sendiri, kebenaran yang dapat secara komprehensif menjelaskan kehidupan kita sebagai individu dan dalam masyarakat, ditanggapi dengan kecurigaan. Tentu jenis kebenaran ini – kita mendengar bahwa dikatakan demikian – adalah apa yang diklaim oleh gerakan totalitarian besar akhir abad ini, kebenaran yang memaksakan pandangannya tentang dunia untuk menghancurkan kehidupan individual yang aktual. Pada akhirnya, kita ditinggalkan hanya dengan relativisme, dimana pertanyaan tentang kebenaran universal – dan pada akhirnya ini berarti pertanyaan tentang Allah – tidak lagi relevan. Merupakan hal yang logis sekali, dari sudut pandang ini, untuk berupaya memutuskan ikatan antara agama dan kebenaran, karena ia tampaknya berakar pada fanatisme, yang terbukti menindas siapapun yang tidak memiliki keyakinan yang sama.
————————  
Hanya sebatas kasih yang didasarkan pada kebenaran ia dapat bertahan sepanjang waktu, dapat melampaui momen yang berlalu dan cukup kokoh untuk menopang perjalanan bersama. Bila kasih tidak terikat pada kebenaran, ia menjadi korban dari emosi yang berubah-ubah dan tidak dapat bertahan bila menghadapi ujian waktu. Kasih yang benar/ Kasih sejati, di sisi lain, menyatukan semua unsur pribadi kita dan menjadi terang baru yang menunjukan jalan kepada kehidupan yang agung dan terpenuhi. Tanpa kebenaran, kasih tidak mampu mendirikan ikatan yang kuat; ia tidak bisa membebaskan ego kita yang terisolasi atau menebusnya dari momen sesaat untuk menciptakan kehidupan dan menghasilkan buah.
————————  
Bila kasih membutuhkan kebenaran, kebenaran juga membutuhkan kasih, kasih dan kebenaran tidak terpisahkan. Tanpa kasih, kebenaran menjadi dingin, impersonal, dan menindas orang jaman sekarang. Kebenaran yang kita cari, kebenaran yang memberi makna perjalanan kita melalui kehidupan, menerangi kita kapanpun kita disentuh oleh kasih. Hanya mereka yang mencintai yang menyadari bahwa kasih merupakan pengalaman akan kebenaran., ia membuka mata kita kepada realita dalam cara yang baru, dalam persatuan dengan Ia yang kita kasihi.
————————  
Karena iman adalah sebuah jalan, ia harus berhubungan dengan kehidupan pria dan wanita, yang walaupun bukan orang beriman, namun berkeinginan untuk percaya dan terus mencari. Sejauh mereka secara tulus terbuka kepada kasih dan mulai dengan terang apapun yang mereka temukan, mereka sudah, tanpa menyadarinya, berada di jalan menuju iman. Mereka berjuang untuk bertindak seolah-olah Allah itu ada, karena mereka menyadari betapa pentingnya Ia untuk menemukan petunjuk arah yang pasti bagi kehidupan bersama kita atau karena mereka mengalami kenginan akan terang ditengah kegelapan, tetapi juga dalam memahami kemegahan dan keindahan mereka mengetahui melalui hati, kehadiran Allah yang menjadikan semuanya lebih indah…Siapapun yang memulai perjalanan dalam melakukan kebaikan kepada orang lain sudah mendekat kepada Allah, ia ditopang oleh pertolongan-Nya, karena hal ini merupakan ciri terang ilahi untuk menerangi mata kita kapanpun kita berjalan menuju kepenuhan kasih.
————————  
Teologi juga menjadi bagian dalam bentuk iman gerejawi; terangnya adalah terang subjek yang percaya, yang adalah Gereja. Implikasinya, di sisi lain, teologi harus melayani iman orang Kristiani, ia harus bekerja dengan rendah hati untuk melindungi dan memperdalam iman setiap orang, khususnya orang beriman biasa. Di sisi lain, karena ia menarik kehidupannya dari iman, teologi tidak dapat menganggap magisterium Paus dan Para Uskup dalam persatuan dengannya sebagai sesuatu yang ekstrinsik, batasan bagi kebebasannya, melainkan sesbagai satu dari dimensinya yang inernal, dimensi konstitutif, karena magisterium melindungi kontak kita dengan sumber primordial dan karenanya memberikan kepastian dalam mencapai sabda Kristus dalam segala integritasnya.
————————  
Sebagai pelayanan bagi kesatuan iman dan penyebaran integralnya, Tuhan memberikan Gereja-Nya karunia suksesi apostolik. Melalui sarana ini, keberlanjutan memori Gereja dilindungi dan akses tertentu kepada air mancur yang darinya iman mengalir, dapat [kita] dimiliki. Kepastian keberlanjutan dengan asal usulnya karenanya diberikan oleh pribadi-pribadi yang hidup, dalam cara yang selaras dengan iman yang hidup yang diteruskan oleh Gereja. Gereja bergantung pada kesetiaan para saksi yang dipilih Tuhan untuk tugas ini. Untuk alasan ini, magisterium selalu berbicara dalam keataatan kepada perkataan sebelumnya, dimana iman didasarkan padanya; magisterium dapat dipercaya karena kepercayaannya kepada sabda yang ia dengar, ia lindungi dan ia jelaskan. Dalam diskursus perpisahan St. Paulus kepada tua-tua Efesus di Miletus, yang dikisahkan kembali oleh St. Lukas pada kita dalam Kisah Para Rasul, ia memberi kesaksian bahwa ia telah melaksanakan tugas yang Tuhan percayakan padanya untuk “menyatakan seluruh nasehat Allah” (Kis 20:27). Syukur kepada Magisterium Gereja, nesehat ini dapat sampai kepada kita dalam integritasnya, dan dengan suka cita mampu mengikutinya secara penuh.
————————  
Quote Tambahan:
Karena Iman itu hanya satu, hal tersebut harus dipercayai dengan jelas dan utuh. Lebih tepatnya karena semua isi dari Iman berhubungan satu dengan lainnya, maka menolak salah satu, bahkan hal kecil yang kelihatan tidak terlalu penting, maka menodai sampai pada menyimpang dan penolakan seluruh Iman tersebut. Setiap lembaran sejarah kita dapat melihat bahwa hal tertentu dalam Iman mudah atau susah diterima, tetapi kita harus membutuhkan kesadaran dan pengawasan yang penuh untuk memastikan deposit dari Iman diteruskan atau diturunkan secara kesuluruhan (bdk 1 Tim 6:20) dan lebih dari itu semua aspek dari kepercayaan dari Iman harus dijelaskan secara apa adanya.
———————— 
Memang, dalam persatuan dalam Iman adalah persatuan dalam Gereja, maka menambah sesuatu yang berbeda dalam Iman, maka menambah sesuatu yang berbeda dari kebenaran dalam persekutuan dengan Gereja juga. Para Bapa Gereja menjelaskan bahwa Iman bagaikan sebuah tubuh, tubuh dari kebenaran yang berisi hal yang beragam, dan hal ini menyamakan Tubuh Kristus yang didalamnya juga berhubungan dengan Gereja. Kejelasan dalam Iman juga berhubungan dengan gambaran dari Gereja layaknya perawan dan cinta-Nya yang tulus kepada Kristus sebagai pengantin pria-Nya, maka dari itu melukai Iman sama saja melukai hubungan persekutuan dengan Kristus. Persatuan dalam Iman, juga merupakan persatuan dalam tubuh yang hidup, hal ini dijelaskan dengan jelas oleh Beato John Henry Newman ketika beliau menjelaskan karakter dari ciri-ciri pengembangan doktrin dalam masa ke masa dan pengaruhnya dalam menjelaskan berbagai hal ketika hal tersebut bertemu dengan berbagai masalah pada saat muncul yang juga berpengaruh dalam kultur dan kebiasaan pada saat tersebut dan dijelaskan dalam Iman, maka dari itu dengan menjelaskan secara pasti dan memurnikan segala hal berhubungan dengan Iman maka dengan begitu ekspresi dalam Iman sampai ketitik paling sempurna. Maka dari itu Iman itu bersifat Universal dan Katolik, karena hal tersebut menerangi seluruh jagat raya dan seluruh sejarah.
——————————————
“Iman bukanlah terang yang menghancurkan semua kegelapan kita, tetapi sebuah lampu yang menerangi langkah kita di waktu malam, dan ia cukup untuk [melakukan] sebuah perjalanan.” ~ Paus Fransiskus, Lumen Fidei
 ————————
“Berdoa bagi mereka yang berada dalam dosa berat adalah amal kasih yang terbaik. Demi kasih kepada Allah, ingatlah selalu jiwa-jiwa tersebut ketika engkau berdoa.” ~ St. Teresa Avilla
———————— 
“Kadang-kadang kita cenderung, pada faktanya, mereduksi istilah “amal” menjadi solidaritas atau bantuan kemanusiaan. Hal ini penting, bagaimana pun juga, untuk menginat bahwa karya amal yang terbesar adalah evangelisasi, yang merupakan “pelayanan Firman.” Tidak ada tindakan yang lebih menguntungkan – dan oleh sebab itu lebih dermawan – kepada sesama daripada untuk memecahkan roti dari Sabda Allah, untuk berbagi dengannya Kabar Baik Injil, untuk memperkenalkannya pada relasi dengan Allah: Evangelisasi adalah promosi yang paling integral dan tertinggi dari pribadi manusia.” ~ Paus Benediktus XVI
———————— 
“Iman adalah mempercayai hal yang tidak engkau lihat; upah dari iman ini adalah untuk melihat hal yang kau percayai.” ~ St. Augustinus
———————— 
“Ukuran dari kasih adalah kasih tanpa batas.”~ Sto. Fransiskus dari Sales
———————— 
“Kemuliaan Allah adalah seorang manusia yang sungguh hidup; dan (manusia hanya bisa) sungguh hidup dengan memandang Allah.” ~ St. Ireneus
———————— 
“Tetaplah dekat dengan Gereja Katolik di setiap saat, karena hanya Gereja yang dapat memberikanmu kedamaian sejati, sebab hanya dia yang memiliki Yesus, Raja Damai yang sesungguhnya, dalam Sakramen Maha Kudus.” ~ St. Padre Pio
——————————————
7 Kutipan dari St. Maximilian Kolbe
Doa adalah kuasa yang melampaui batas ketika kita beralih kepada Yang Tak Bernoda yang adalah ratu bahkan dari Hati Allah.
 ———————— 
Yesus menghormati [Maria] sebelum segala abad, dan akan menghormati [Maria] un…tuk segala abad. Tidak ada seorang pun datang kepada-Nya, atau bahkan ke dekat-Nya, tidak ada seorang pun diselamatkan atau dikuduskan, jika dia juga tidak menghormati [Maria].
 ———————— 
Konflik dengan Neraka tidak dapat diurus oleh manusia, meskipun yang paling pintar. Yang Tak Bernoda sendiri memiliki janji dari Allah berupa kemenangan atas Setan.
————————  
Yang Tak Bernoda sendiri memiliki janji dari Allah berupa kemenangan atas Setan. Dia mencari jiwa-jiwa yang akan menguduskan diri mereka sendiri sepenuhnya untuk dia, yang akan menjadi instrumen yang berdaya guna di tangannya untuk mengalahkan Setan dan [untuk] penyebaran kerajaan Allah.
 ———————— 
Janganlah pernah takut mencintai Santa Perawan terlalu banyak. Engkau tidak akan pernah bisa mencintainya lebih dari yang Yesus lakukan.
————————  
Barangsiapa yang tidak menghendaki Maria Yang Tak Bernoda sebagai bundanya, dia tidak akan mendapatkan Kristus sebagai saudaranya.
————————  
Allah telah memutuskan bahwa kita harus menerima segala sesuatu dari Bapa, dari Putera, dan dari Roh Kudus, dan dari Yang Tak Bernoda. Ini adalah satu-satunya jalan di mana setiap anugerah dapat terjadi.
——————————————
“Seseorang yang telah mendapatkan kasih ilahi di dalam dirinya tidak akan menjadi lelah walaupun dengan erat mengikuti Tuhan, Allahnya.” ~ St. Maximus The Confessor
———————— 
“‘Orang yang tidak berdosa dalam perkataannya adalah sempurna,’ kata Kitab Suci. Orang menyinggung sesama mereka atau Allah dalam sesamanya, ketika satu waktu berbicara buruk tentang mereka, dan waktu yang lain dengan tetap diam.” ~ St. Jane Frances de Chantal
———————— 
“Allah Maha Tinggi, Maha Mulia, terangilah bayangan dalam hatiku, dan berikanlah kepadaku iman yang benar, harapan yang pasti, dan kasih yang sempurna, pengertian dan pemahaman, Tuhan, sehingga aku dapat melaksanakan perintah-Mu yang kudus dan benar.” ~ Doa St. Fransiskus Di Hadapan Salib
———————— 
“Letakkan pandanganmu pada salib, karena Yesus tanpa Salib adalah seseorang tanpa misi, dan Salib tanpa Yesus adalah sebuah beban tanpa pelega.” ~ Ven. Fulton J. Sheen
———————— 
“Tidak ada salib, besar atau kecil, dalam hidup kita yang Tuhan kita tidak turut menanggungnya.” ~ Paus Fransiskus
———————— 
“Menghindari salib adalah esensi iblis. … Pikirkan lunaknya Gereja hari ini: keinginan untuk mengakomodasi dirinya kepada dunia, menyusut dari penderitaan, dan penyangkalan diri. Kita memiliki, di dunia Kekristenan hari ini, kata kotor yang baru dengan lima huruf: s-a-l-i-b. Kristus tanpa salib? Tentu saja semua orang menginginkannya.”~ Ven. Fulton J. Sheen
———————— 
“Seseorang yang hanya memikirkan dirinya sendiri, hanya mengucapkan doa permohonan; ia yang memikirkan sesamanya, mengucapkan doa syafaat; siapa pun yang hanya memikirkan mencintai dan melayani Allah mengucapkan doa penyerahan kepada kehendak Allah, dan inilah doa para orang kudus.” ~ Ven. Fulton J. Sheen
———————— 
“Orang hanya dapat memperoleh scientia crucis (pengetahuan tentang salib) jika orang telah secara mendalam mengalami salib. Aku yakin akan hal ini sejak dari saat pertama dan seterusnya dan mengatakannya dengan segenap hatiku: ‘Ave, Crux, Spes unica!’ (Aku menyambut Engkau, wahai Salib, satu-satunya pengharapan kami).” ~ St. Teresa Benedikta dari Salib
———————— 
“Jangan menerima Kristus dalam Sakramen Mahakudus sehingga engkau dapat menggunakan-Nya seperti yang engkau nilai …paling baik, tetapi berikan dirimu kepada-Nya dan biarkan Dia menerimamu dalam Sakramen ini, sehingga Ia sendiri, Allah penyelamatmu, dapat melakukan kepadamu dan melaluimu apa saja yang Ia inginkan.” ~ St. Cajetan
———————— 
“Jika Kristus tidak ingin membubarkan orang-orang Yahudi tanpa makanan di padang gurun karena takut mereka mungkin akan ambruk di tengah jalan, ini untuk mengajarkan kepada kita bahwa sangat berbahaya untuk mencoba pergi ke Surga tanpa Roti Surgawi.” ~ St. Jerome
 ———————— 
“Jangan meninggalkan bacaan spiritualmu. Bacaan (tersebut) telah membuat banyak orang kudus.” ~ St. Josemaria Escriva
———————— 
“Tidak ada tempat lain di mana jiwa yang suci membuat ketetapan yang mengagumkan selain di sini, di kaki Allah mereka yang tersembunyi. Karena rasa syukurku pada Yesus, yang terselubung dalam Sakramen agung ini, aku harus menyatakan bahwa melalui devosi inilah, mengunjungi-Nya dalam tabernakel, aku telah menarik diri dari dunia di mana, karena ketidakberuntunganku, aku diami hingga usia dua puluh enam. Berbahagialah engkau jika engkau dapat memisahkan dirimu darinya lebih cepat daripada yang aku lakukan dan memberikan dirimu sepenuhnya kepada Tuhan yang telah memberikan diri-Nya sepenuhnya kepadamu. Maka, di sinilah, surga kita di atas dunia — Sakramen Mahakudus.” ~ St. Alfonsus Ligouri
———————— 
“Ambillah Tuhan, dan terimalah seluruh kemerdekaanku, ingatanku, pikiranku, dan segenap kehendakku, segala kepunyaan dan milikku. Engkaulah yang memberikan seluruhnya kepadaku. Kepada-Mu, O Tuhan, ku…kembalikan. Semuanya milik-Mu, pergunakanlah semuanya sesuai sekehendak-Mu. Berilah aku cinta dan rahmat-Mu, karena itu cukup bagiku.” ~ St. Ignatius Loyola
———————— 
“Sekarang kita sudah terlahir kembali, seperti yang sudah saya katakan, dalam rupa Tuhan kita, dan memang telah diangkat oleh Allah sebagai anak-anak-Nya, mari kita kenakan gambaran lengkap Pencipta kita supaya menjadi seperti Dia sepenuhnya, bukan dalam kemuliaan yang hanya dimiliki-Nya, namun dalam kemurnian, kesederhanaan, kelembutan, kesabaran, kerendahan hati, belas kasih, harmoni, itulah kualitas yang ia pilih, dan untuk menjadi satu dengan kita.” ~ St. Petrus Krisologus
——————————————

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin