Ketidakpedulian, yang didorong oleh retorika populis di dunia saat
ini, mendorong penolakan kaum migran yang mengancam hak-hak dan martabat
mereka, kata Paus Fransiskus.
Para pengungsi, yang melarikan diri dari penganiayaan, kekerasan dan
kemiskinan sering dijauhi dan dianggap sebagai “tidak layak diperhatikan
oleh kita, sebagai saingan atau seseorang yang tunduk dengan kemauan
kita,” kata Paus kepada para peserta Forum Internasional untuk Migrasi
dan Perdamaian IV.
“Menghadapi jenis penolakan ini, berakar pada kepentingan diri
sendiri dan diperkuat oleh hasutan populis, yang dibutuhkan adalah
perubahan sikap untuk mengatasi ketidakpedulian dan melawan ketakutan
dengan pendekatan murah hati menyambut orang-orang dengan membuka pintu
hati kita,” kata Paus Fransiskus pada 21 Februari, seperti dilaporkan Catholic News Service.
Konferensi yang berlangsung pada 21-22 Februari bertajuk, “Integration and Development: From Reaction to Action,”
diselenggarakan oleh Scalabrini International Migration Network dan
disponsori oleh Dikasteri untuk Mempromosikan Pembangunan Manusia
Integral Vatikan.
Dalam sambutannya, Bapa Suci mengatakan jutaan orang terpaksa
mengungsi dari kampung halaman mereka akibat “konflik, bencana alam,
penganiayaan, perubahan iklim, kekerasan, kemiskinan ekstrem dan kondisi
hidup yang tidak manusiawi.”
Untuk menghadapi tantangan ini, katanya, Gereja dan masyarakat sipil
harus memiliki “respon bersama” dengan menyambut, melindungi,
mempromosikan dan mengintegrasikan kaum migran dan pengungsi.
Menyediakan akses untuk “saluran keamanan kemanusiaan” – jalur hukum
untuk keselamatan – sangat penting dalam membantu orang-orang yang
“melarikan diri dari konflik dan penganiayaan yang mengerikan,” namun
sering bertemu dengan penolakan dan ketidakpedulian.
Paus Fransiskus menyerukan “perubahan sikap” dalam memahami kebutuhan
para migran dan pengungsi, perubahan yang menjauh diri dari rasa takut
dan ketidakpedulian terhadap “budaya perjumpaan” yang membangun sebuah
dunia “lebih baik, lebih adil dan persaudaraan.”
_________________________
(Darius Leka/ Sumber: ucanews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin