Setiap tanggal 16 Oktober Gereja Katolik
turut serta memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS), sebagai wujud
keterlibatan Gereja di tengah keprihatinan dunia sekarang ini. Hal yang
sama dilakukan juga oleh Paroki Santo Paulus-Depok, Minggu (19/10/2014).
Pesan yang sangat penting yang
disampaikan Bapa Suci Fransiskus pada HPS saat 2013 silam, Bapa Suci
mengatakan “Hari Pangan Sedunia menghadapkan kita pada salah satu
tantangan yang sangat serius bagi kemanusiaan, yaitu kondisi tragis
adanya jutaan orang lapar dan menderita gizi buruk, di antaranya banyak
anak-anak.
Paus Fransiskus juga menyebutkan
kelaparan dan gizi buruk sebagai skandal yang mestinya menantang
kesadaran pribadi dan kesadaran bersama kita untuk ikut menemukan
pemecahan masalah itu secara adil dan menyeluruh, demi kebaikan seluruh
umat manusia.
Hal senada juga disampaikan Pastor Yosef Tote, OFM dalam kotbahnya kepada ribuan umat yang membludak menghadiri Misa khusus Hari Pangan Sedunia 2014. Menurut Pastor Tote “Kita tidak hanya peduli dan solider pada persoalan sekitar altar saja, tetapi diluar dari itu yaitu masyarakat disekitar kita”.
“Solidaritas dalam bentuk lain dapat
kita wujudkan dengan menjaga lingkungan hidup yang sehat. Mari kita
dukung solidaritas dalam menjaga lingkungan hidup agar tanah tidak makin
rusak; agar air tidak makin kotor; agar udara tidak makin panas dan
mengandung racun. Kita teruskan gerakan peduli sampah, mengurangi
pemakaian plastik dan styrofoam dan prakarsa-prakarsa kreatif yang
lain”, ungkap Pastor yang pernah bertugas di Paroki Santo Paskalis,
Jakarta ini.
Tidak hanya itu, umat tampaknya antusias
dan bergembira berebutan gunungan hasil bumi yang disediakan oleh
Wilayah Santo Thomas Aquinas dihalaman gereja. Selain berebutan gunungan
hasil bumi, umat juga disuguhkan berbagai makanan dan minuman
tradisional seperti rebusan jagung, kacang, ubi-ubian, pisang, minuman
wedang jahe, dan lain-lain.
Salah satu umat, sebut saja Marianne,
menuturkan “Saya sangat senang dengan acara rutin yang dilakukan oleh
paroki. Tetapi jujur saya cukup prihatin dengan banyaknya masyarakat
yang mengalami gizi buruk seperti yang terjadi di beberapa daerah di
Indonesia”.
Lajut remaja Sekolah Menengah Pertama di
Kota Depok ini “ Mudah-mudahan dengan pemimpinan baru Indonesia,
persoalan gizi buruk dan masalah lainnya bisa teratasi dengan baik”.
Nus Lao, berpendapat lain. “Awalnya saya
malu ternyata asyik juga setelah diajak acara mencicipi makanan
tradisional yang di sediakan panitia. Sebagai umat baru di paroki ini,
buat saya menjadi moment untuk bersosialisasi dan berkenalan dengan umat
yang ada”, ungkapnya bangga. (Koresponden: Darius Lekalawo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin