Kamis, 09 Februari 2017

Umat Santo Paulus Depok diajak Peduli dan Solider dengan Masyarakat Sekitar

Setiap tanggal 16 Oktober Gereja Katolik turut serta memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS), sebagai wujud keterlibatan Gereja di tengah keprihatinan dunia sekarang ini. Hal yang sama dilakukan juga oleh Paroki Santo Paulus-Depok, Minggu (19/10/2014).

Pesan yang sangat penting yang disampaikan Bapa Suci Fransiskus pada HPS saat 2013 silam, Bapa Suci mengatakan “Hari Pangan Sedunia menghadapkan kita pada salah satu tantangan yang sangat serius bagi kemanusiaan, yaitu kondisi tragis adanya jutaan orang lapar dan menderita gizi buruk, di antaranya banyak anak-anak.

Paus Fransiskus juga menyebutkan kelaparan dan gizi buruk sebagai skandal yang mestinya menantang kesadaran pribadi dan kesadaran bersama kita untuk ikut menemukan pemecahan masalah itu secara adil dan menyeluruh, demi kebaikan seluruh umat manusia.


Hal senada juga disampaikan Pastor Yosef Tote, OFM dalam kotbahnya kepada ribuan umat yang membludak menghadiri Misa khusus Hari Pangan Sedunia 2014. Menurut Pastor Tote “Kita tidak hanya peduli dan solider pada persoalan sekitar altar saja, tetapi diluar dari itu yaitu masyarakat disekitar kita”.

“Solidaritas dalam bentuk lain dapat kita wujudkan dengan menjaga lingkungan hidup yang sehat. Mari kita dukung solidaritas dalam menjaga lingkungan hidup agar tanah tidak makin rusak; agar air tidak makin kotor; agar udara tidak makin panas dan mengandung racun. Kita teruskan gerakan peduli sampah, mengurangi pemakaian plastik dan styrofoam dan prakarsa-prakarsa kreatif yang lain”, ungkap Pastor yang pernah bertugas di Paroki Santo Paskalis, Jakarta ini.

Tidak hanya itu, umat tampaknya antusias dan bergembira berebutan gunungan hasil bumi yang disediakan oleh Wilayah Santo Thomas Aquinas dihalaman gereja. Selain berebutan gunungan hasil bumi, umat juga disuguhkan berbagai makanan dan minuman tradisional seperti rebusan jagung, kacang, ubi-ubian, pisang, minuman wedang jahe, dan lain-lain.

Salah satu umat, sebut saja Marianne, menuturkan “Saya sangat senang dengan acara rutin yang dilakukan oleh paroki. Tetapi jujur saya cukup prihatin dengan banyaknya masyarakat yang mengalami gizi buruk seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia”.

Lajut remaja Sekolah Menengah Pertama di Kota Depok ini “ Mudah-mudahan dengan pemimpinan baru Indonesia, persoalan gizi buruk dan masalah lainnya bisa teratasi dengan baik”.

Nus Lao, berpendapat lain. “Awalnya saya malu ternyata asyik juga setelah diajak acara mencicipi makanan tradisional yang di sediakan panitia. Sebagai umat baru di paroki ini, buat saya menjadi moment untuk bersosialisasi dan berkenalan dengan umat yang ada”, ungkapnya bangga. (Koresponden: Darius Lekalawo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin