Sebanyak enam tokoh agama menyambut kedatangan Raja Salman di Bali.
Menteri Pariwisata Arief Yahya langsung menyambut kedatangan raja
penjaga dua kota suci umat Muslim tersebut ditemani dengan enam tokoh
agama di Indonesia, mulai dari Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia
(PHDI), ulama Islam, pendeta Protestan, pastor Katolik, biksu Budha, dan
pendeta Konghucu.
"Ada kejadian unik di mana Raja Salman sempat
berbincang sejenak dengan Pastor Katolik Romo Venus Dewantara dalam
bahasa Arab," kata Arief di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai,
Sabtu (5/3).
Arief mengatakan Raja Salman sempat heran dengan
Romo Venus Dewantara yang fasih berbahasa Arab. Beliau ternyata pernah
kuliah di Mesir. Suasana penyambutan petang itu menjadi akrab dan penuh
hormat saat keduanya berbincang.
"Raja Salman sangat menghormati perbedaan," ucapnya.
Keakraban
Sang Raja yang sempat diceritakan di akun resmi Instagram Kementerian
Pariwisata tersebut disambut positif oleh netizen Indonesia. Mereka
salut dengan suasana harmonis yang tercipta sore itu di Bandara Ngurah
Rai.
"Karena bahasa bisa mempersatukan suku, agama, ras, dan
antargolongan. Semoga Raja Salman juga belajar bahasa Timor nantinya. We
proud of you, Romo Venus," tulis Rio Wogell.
"Intinya kita semua bersaudara, baik di dalam wilayah Indonesia, maupun di seluruh dunia. Wassalam," tulis Rafif Rizqullah.
Bali
adalah Pulau Seribu Pura dengan penduduk mayoritas beragama Hindu.
Islam adalah agama terbesar kedua yang dianut 13,37 persen penduduk
Pulau Dewata.
Suasana toleransi yang kental antara Muslim dan
Hindu di Bali salah satunya ditunjukkan dengan keberadaan Pondok
Pesanten Bina Insani di Kabupaten Tabanan, Bali. Pesantren ini berdiri
di tengah masyarakat Hindu.
Indonesia beruntung karena memiliki
sejarah kemajemukan sangat panjang. Indonesia adalah rumah bagi
kemajemukan di mana ada 1.300 etnik hidup di negara ini. Sebanyak 85
persen dari total jumlah penduduk di Indonesia beragama Islam dan
merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
_________________________
Darius Leka, SH/ Sumber: www.republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin