PALEMBANG - Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang dipenuhi tantangan sosial, ekonomi, dan moral, Gereja Katolik tidak pernah kehilangan arah. Ia tetap teguh berdiri sebagai tanda dan sarana keselamatan bagi dunia. Namun, siapa yang menjadi ujung tombak pewartaan di tengah masyarakat? Siapa yang hadir di pasar, di ruang sidang, di ruang kelas, di kantor-kantor, dan di jalanan? Jawabannya: kaum awam.
Seringkali, kita menganggap bahwa tugas kerasulan adalah
milik para imam dan biarawan-biarawati. Namun, Konsili Vatikan II melalui Lumen
Gentium menegaskan bahwa kaum awam memiliki peran yang tak tergantikan
dalam misi Gereja. Mereka bukan pelengkap, bukan penonton, melainkan pelaku
utama dalam mewartakan kasih Allah di tengah dunia.
Menurut definisi tipologis yang digunakan dalam Lumen
Gentium (LG 31), kaum awam adalah umat beriman Kristiani yang tidak
ditahbiskan dan bukan pula anggota tarekat religius (suster atau bruder).
Mereka adalah mayoritas dalam Gereja—umat biasa yang hidup di tengah dunia, namun
dipanggil untuk tugas luar biasa: menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13–14).
Konsili Vatikan II menegaskan bahwa hierarki dan awam
memiliki martabat yang sama di hadapan Allah. Perbedaan mereka bukan dalam nilai,
tetapi dalam fungsi. Para imam memimpin dan menguduskan, para religius menjadi
tanda eskatologis, dan kaum awam mewartakan Injil dalam tata dunia.
Kesadaran ini penting. Sebab, selama ini masih ada anggapan
bahwa pelayanan awam adalah “kelas dua.” Padahal, dalam tubuh Kristus, setiap
anggota memiliki peran yang khas dan tak tergantikan (1Kor 12:12–27). Ketika
semua bagian bekerja selaras, tubuh itu hidup dan bertumbuh.
Peran kerasulan awam dibagi menjadi dua medan utama:
1. Kerasulan Internal: Membangun Gereja dari Dalam
Kaum awam dipanggil untuk ambil bagian dalam tri tugas
Kristus:
- Tugas
Nabiah (Pewartaan):
Mengajar agama, menjadi katekis, memimpin pendalaman iman, menjadi anggota
dewan paroki, ketua lingkungan, atau wilayah.
- Tugas
Imamiah (Pengudusan):
Memimpin doa, menjadi prodiakon, pelayan altar, atau pemimpin nyanyian
liturgi.
- Tugas
Raja (Penggembalaan):
Mengorganisasi kegiatan pastoral, membangun komunitas basis, dan menjadi
teladan dalam pelayanan.
Keterlibatan ini bukan karena “diperbantukan” oleh imam,
tetapi karena pembaptisan yang memberi mandat kerasulan kepada setiap orang
beriman.
2. Kerasulan Eksternal: Menguduskan Dunia dari Dalam
Inilah medan khas kaum awam: dunia. Mereka hadir dalam
keluarga, politik, ekonomi, hukum, pendidikan, budaya, dan media. Mereka
dipanggil untuk meresapkan semangat Injil ke dalam struktur dunia, menjadi ragi
yang mengubah adonan (lih. Mat 13:33).
Sayangnya, masih banyak yang menganggap bahwa kerasulan
hanya terjadi di dalam gereja. Padahal, ketika seorang Katolik memperjuangkan
keadilan di pengadilan, mengajar dengan kasih di sekolah, atau membela hak-hak
buruh di pabrik, ia sedang menjalankan kerasulan.
Dokumen Gaudium et Spes menegaskan bahwa Gereja bukan
hadir untuk dirinya sendiri, tetapi untuk dunia. Maka, dunia bukanlah musuh,
melainkan medan dialog dan kerja sama. Dunia yang sekuler bukan untuk dijauhi,
tetapi untuk diinjili—bukan dengan pemaksaan, tetapi dengan kesaksian hidup.
Iman bukan hanya menghubungkan kita dengan Allah, tetapi
juga dengan sesama. Maka, tugas awam adalah menjembatani iman dan dunia,
membawa terang Kristus ke tempat-tempat yang gelap, dan menjadi saksi kasih di
tengah masyarakat yang terluka.
Hubungan antara awam dan hierarki bukanlah relasi
atasan-bawahan, melainkan kemitraan dalam Kristus. Para imam memimpin dan
mempersatukan, para awam mewartakan dan menguduskan dunia. Ketika semua
komponen Gereja menjalankan fungsinya dengan baik, maka tubuh Kristus akan
hidup dan dinamis.
Hierarki bertugas menjaga keseimbangan, memelihara ajaran
yang benar, dan memimpin sakramen. Namun, mereka juga harus menjadi pelayan
yang mendengarkan, membuka ruang partisipasi, dan mempercayakan tanggung jawab
kepada awam. Sebab, Gereja yang hidup adalah Gereja yang berjalan bersama.
Kaum awam bukanlah penonton dalam drama keselamatan. Mereka
adalah aktor utama yang dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di tengah dunia.
Dalam keluarga, di tempat kerja, di ruang publik—di situlah medan kerasulan
mereka.
Maka, mari kita sadari panggilan ini. Mari kita bangkit dan
bersinar (Yes 60:1). Dunia menanti kehadiran kita. Gereja menanti kesaksian
kita. Dan Kristus sendiri telah mempercayakan misi-Nya kepada kita.
✍️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H., Advokat &
Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik
#kerasulanawam #gerejakatolik
#imanyanghidup #awamadalahrasul #wartakasih #cintadalamtindakan
#gerejauntukdunia #sinergiawamhierarki #tritugaskristus #misiditengahdunia #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Selamat malam, dalam rangka membantu umat/warga Katolik akibat dampak Social Distancing dan stanbye dirumah karena penyebaran virus covid 19 di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Kami mengajak saudara/i untuk menyisihkan sedikit rejeki agar bisa berbagi dengan sesama. Bantuan tidak terbatas pada uang saja. Bagi yang terketuk pintu hatinya silahkan menghubungi nomor via WA/Telpon, sms ke 081256137178 atas nama Herman,S.Ag. Terima Kasih, Tuhan YESUS memberkati kita semua. Amin...
BalasHapusMengapa kaum awam tidak termasuk dalam hiraki geraja
BalasHapusSebutkan peranan dan tugas awam di paroki
BalasHapus