Di tengah dinamika globalisasi dan tantangan pastoral yang
semakin kompleks, Gereja Katolik kembali menunjukkan wajahnya yang universal
dan inklusif. Pada 13 November 2025, Paus Leo XIV secara resmi menunjuk Pastor
Edward Daniang Daleng, OSA, sebagai Wakil Kepala Rumah Tangga Kepausan—sebuah
posisi strategis yang baru dibentuk untuk mendukung pengelolaan kegiatan
non-liturgis Sri Paus di Vatikan dan selama kunjungan di Italia.
Pastor Daleng bukanlah nama asing dalam lingkup Ordo Santo
Agustinus. Imam asal Nigeria ini dikenal karena dedikasinya dalam pelayanan
pastoral, pendidikan, dan formasi religius. Penunjukannya sebagai wakil regent
Prefektur Rumah Tangga Kepausan bukan hanya pengakuan atas kapasitas pribadi,
tetapi juga simbol keterbukaan Takhta Suci terhadap keberagaman Gereja
universal.
Ia akan mendampingi Monsinyur Leonardo Sapienza, regent yang
telah lama memimpin prefektur tersebut. Bersama, mereka akan mengelola aspek-aspek
penting dari kehidupan sehari-hari Paus, termasuk audiensi, kunjungan resmi,
dan koordinasi internal Vatikan.
Sebagai seorang rasul awam, saya melihat penunjukan ini
sebagai cermin dari semangat Ad Gentes dan Evangelii Gaudium: bahwa Gereja
bukan milik satu bangsa atau benua, melainkan milik seluruh umat manusia.
Pastor Daleng membawa serta suara Afrika, semangat Agustinian, dan pengalaman
pastoral yang kaya ke jantung Gereja Katolik.
Ini juga menjadi pengingat bagi kita, umat awam, bahwa
pelayanan tidak mengenal batas geografis. Dalam bidang hukum, sosial, ekonomi,
dan kemasyarakatan, kita pun dipanggil untuk menjadi “wakil Kristus” di tengah
dunia. Kita mungkin tidak berada di Vatikan, tetapi kita bisa menjadi jembatan
kasih di lingkungan, kantor, dan komunitas kita.
Paus Leo XIV, yang berasal dari Ordo Santo Agustinus dan
sebelumnya menjabat sebagai Uskup Chiclayo di Peru, dikenal dengan pendekatan
pastoral yang hangat dan inklusif. Ia menekankan pentingnya mendengarkan suara
pinggiran, memperjuangkan keadilan sosial, dan membangun Gereja yang sinodal.
Penunjukan Pastor Daleng sejalan dengan visi ini: membangun
struktur kepausan yang lebih representatif, kolaboratif, dan responsif terhadap
kebutuhan zaman.
Ketika seorang imam dari Nigeria dipercaya mendampingi Paus
di Vatikan, kita diingatkan bahwa pelayanan dalam Gereja bukan soal posisi,
tetapi soal kesetiaan. Dan ketika Gereja membuka diri terhadap keberagaman, ia
sedang menunjukkan wajah Allah yang merangkul semua.
Sebagai umat Katolik, mari kita dukung langkah-langkah ini
dengan doa dan tindakan nyata. Karena mewartakan kasih Allah bukan hanya tugas
para imam, tetapi panggilan setiap orang beriman.
Oleh Darius Leka, S.H., M.H. –
Advokat dan Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik
#shdariusleka #reels #foryou #fyp
#jangkauanluas @semuaorang #pastordaleng #pausleoxiv #gerejakatolik
#kerasulanawam #kasihAllah #vatikan #ordoagustinus

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin