Jumat, 12 Desember 2025

“Datanglah Kepada-Ku yang Letih Lesu”; Pekan Kedua Adven 2025 dan Panggilan untuk Menjadi Pelita Harapan

KOTA DEPOK - Di tengah riuhnya dunia yang terus berlari, di antara beban hidup yang kian menekan, pekan kedua masa Adven 2025 datang membawa pesan yang lembut namun mengguncang: “Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu” (Mat 11:28). Ayat ini bukan sekadar kutipan liturgis, melainkan undangan ilahi yang menyentuh relung terdalam umat manusia.

Adven bukan sekadar hitungan mundur menuju Natal. Ia adalah masa penantian yang aktif—penantian yang penuh harap, refleksi, dan pertobatan. Dalam pekan kedua ini, lilin ungu kedua dinyalakan: simbol iman yang terus menyala di tengah gelapnya dunia. Gereja mengajak kita untuk menyiapkan hati, bukan hanya rumah dan pesta.

Namun bagaimana menanti dengan harapan ketika hidup terasa berat? Ketika ekonomi tak menentu, ketika keadilan terasa jauh, ketika luka sosial belum sembuh? Di sinilah kekuatan sabda Kristus menjadi nyata: Ia tidak menjanjikan jalan tanpa beban, tetapi menawarkan kehadiran-Nya yang memikul bersama.

Sebagai aktivis rasul awam, saya menyaksikan langsung bagaimana banyak umat hidup dalam keletihan: buruh yang upahnya tak cukup, ibu rumah tangga yang berjuang sendiri, anak muda yang kehilangan arah. Namun saya juga melihat bagaimana komunitas-komunitas Katolik hadir sebagai pelita: membuka dapur umum, memberi pendampingan hukum, mengadakan pelatihan keterampilan, hingga membentuk koperasi solidaritas.

Inilah wajah nyata dari sabda “datanglah kepada-Ku”: ketika Gereja—melalui umat awamnya—menjadi tangan yang mengangkat, telinga yang mendengar, dan hati yang mengasihi. Kerasulan awam bukan sekadar kegiatan sosial, melainkan perwujudan Injil dalam tindakan.

Dalam pekan kedua Adven ini, kita diajak untuk tidak hanya datang kepada Kristus, tetapi juga menjadi tempat orang lain datang. Menjadi pribadi yang menghadirkan kelegaan, bukan beban. Menjadi komunitas yang menyembuhkan, bukan menghakimi. Menjadi Gereja yang terbuka, bukan tertutup.

Kita dipanggil untuk menjadi “Kristus kecil” bagi sesama: hadir, peduli, dan memberi harapan. Karena di dunia yang letih ini, harapan adalah kebutuhan pokok. Dan kita, umat Katolik, adalah pembawa harapan itu.

Pekan kedua Adven 2025 bukan hanya tentang lilin kedua yang menyala. Ia adalah tentang hati yang kembali menyala. Tentang umat yang kembali percaya. Tentang dunia yang kembali menemukan jalan pulang—menuju pelukan Allah yang berkata: “Datanglah kepada-Ku…”

 

Oleh Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat dan Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik #shdariusleka

#reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang #adven2025 #katolik #kerasulanawam #kasihAllah #gerejakatolik #datanglahkepadaku #harapanuntukdunia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin