KOTA DEPOK - Di tengah riuhnya dunia yang terus berlari, di antara beban hidup yang kian menekan, pekan kedua masa Adven 2025 datang membawa pesan yang lembut namun mengguncang: “Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu” (Mat 11:28). Ayat ini bukan sekadar kutipan liturgis, melainkan undangan ilahi yang menyentuh relung terdalam umat manusia.
Adven bukan sekadar hitungan mundur menuju Natal. Ia adalah
masa penantian yang aktif—penantian yang penuh harap, refleksi, dan pertobatan.
Dalam pekan kedua ini, lilin ungu kedua dinyalakan: simbol iman yang terus
menyala di tengah gelapnya dunia. Gereja mengajak kita untuk menyiapkan hati,
bukan hanya rumah dan pesta.
Namun bagaimana menanti dengan harapan ketika hidup terasa
berat? Ketika ekonomi tak menentu, ketika keadilan terasa jauh, ketika luka
sosial belum sembuh? Di sinilah kekuatan sabda Kristus menjadi nyata: Ia tidak
menjanjikan jalan tanpa beban, tetapi menawarkan kehadiran-Nya yang memikul
bersama.
Sebagai aktivis rasul awam, saya menyaksikan langsung
bagaimana banyak umat hidup dalam keletihan: buruh yang upahnya tak cukup, ibu
rumah tangga yang berjuang sendiri, anak muda yang kehilangan arah. Namun saya
juga melihat bagaimana komunitas-komunitas Katolik hadir sebagai pelita:
membuka dapur umum, memberi pendampingan hukum, mengadakan pelatihan
keterampilan, hingga membentuk koperasi solidaritas.
Inilah wajah nyata dari sabda “datanglah kepada-Ku”: ketika
Gereja—melalui umat awamnya—menjadi tangan yang mengangkat, telinga yang
mendengar, dan hati yang mengasihi. Kerasulan awam bukan sekadar kegiatan
sosial, melainkan perwujudan Injil dalam tindakan.
Dalam pekan kedua Adven ini, kita diajak untuk tidak hanya
datang kepada Kristus, tetapi juga menjadi tempat orang lain datang. Menjadi
pribadi yang menghadirkan kelegaan, bukan beban. Menjadi komunitas yang
menyembuhkan, bukan menghakimi. Menjadi Gereja yang terbuka, bukan tertutup.
Kita dipanggil untuk menjadi “Kristus kecil” bagi sesama:
hadir, peduli, dan memberi harapan. Karena di dunia yang letih ini, harapan
adalah kebutuhan pokok. Dan kita, umat Katolik, adalah pembawa harapan itu.
Pekan kedua Adven 2025 bukan hanya tentang lilin kedua yang
menyala. Ia adalah tentang hati yang kembali menyala. Tentang umat yang kembali
percaya. Tentang dunia yang kembali menemukan jalan pulang—menuju pelukan Allah
yang berkata: “Datanglah kepada-Ku…”
Oleh Darius Leka, S.H., M.H. –
Advokat dan Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik #shdariusleka
#reels #foryou #fyp #jangkauanluas
@semuaorang #adven2025 #katolik #kerasulanawam #kasihAllah #gerejakatolik
#datanglahkepadaku #harapanuntukdunia

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin