Selasa, 09 Desember 2025

Doa dan Keadilan Sosial; Membebaskan Umat dari Belenggu Ekonomi

NAGEKEO, FLORES  - “Berilah kami rezeki pada hari ini.” Kalimat ini bukan sekadar permohonan dalam Doa Bapa Kami. Ia adalah jeritan hati jutaan umat yang setiap hari bergumul dengan realitas ekonomi yang menyesakkan. Di balik liturgi yang agung dan doa yang khusyuk, ada wajah-wajah umat yang menunduk dalam kelelahan, bukan karena kurang iman, tetapi karena beban hidup yang tak kunjung reda.

Sebagai seorang advokat dan rasul awam, saya menyaksikan langsung bagaimana krisis ekonomi bukan hanya soal angka, tetapi soal martabat manusia. Banyak umat Katolik yang terjerat utang, kehilangan pekerjaan, atau terpaksa meninggalkan pendidikan anak demi bertahan hidup. Dalam situasi seperti ini, doa mohon pembebasan dari masalah ekonomi menjadi lebih dari sekadar ritual—ia adalah napas iman yang menyelamatkan.

Gereja Katolik tidak pernah memisahkan doa dari tindakan. Katekismus Gereja Katolik menegaskan bahwa doa adalah persekutuan dengan Allah yang menggerakkan kita untuk bertindak sesuai kehendak-Nya (KGK 2565). Maka, ketika umat berdoa memohon pembebasan dari kesulitan ekonomi, Gereja terpanggil untuk menjadi jawaban atas doa itu.

Di banyak paroki, komunitas kerasulan awam telah menjadi motor penggerak perubahan. Mereka membentuk koperasi kredit, membuka pelatihan keterampilan, mendampingi keluarga miskin, dan bahkan memberikan edukasi hukum bagi pelaku usaha kecil. Ini bukan sekadar program sosial, tetapi perwujudan nyata dari ajaran sosial Gereja: bahwa setiap manusia berhak atas kesejahteraan yang adil dan bermartabat.

Dalam Injil Lukas 4:18, Yesus menyatakan bahwa Ia diutus “untuk memberitakan kabar baik kepada orang miskin.” Maka, setiap doa mohon pembebasan dari masalah ekonomi adalah gema dari misi Kristus sendiri. Gereja, sebagai tubuh mistik-Nya, tidak boleh tinggal diam.

Saya percaya, doa yang tulus akan selalu menemukan jalannya. Tetapi doa yang disertai tindakan akan menjadi kekuatan yang mengubah dunia. Dalam komunitas kerasulan awam, kami tidak hanya berdoa untuk umat yang kesulitan ekonomi—kami berjalan bersama mereka, mendengarkan, mendampingi, dan memperjuangkan hak-hak mereka.

Doa mohon pembebasan dari masalah ekonomi bukanlah akhir, tetapi awal dari perjalanan iman yang konkret. Gereja Katolik, melalui kerasulan awam, dipanggil untuk menjadi saksi kasih Allah yang membebaskan. Karena kasih tidak hanya diwartakan, tetapi juga diwujudkan.

Mari kita terus berdoa, dan lebih dari itu, mari kita bergerak. Karena dunia tidak hanya membutuhkan belas kasihan, tetapi juga keadilan yang nyata.

 

Ditulis oleh: Darius Leka, S.H., M.H. - Advokat & Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik

#shdariusleka #doakatolik #kerasulanawam #ekonomiumat #gerejabergerak #imandantindakan #doapembebasanekonomi #solidaritaskatolik #kasihuntukdunia #fyp #reelskatolik #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin