VATICAN - Sejak Santo Petrus hingga Paus Fransiskus, Gereja Katolik telah dipimpin oleh 266 Paus yang meneruskan Tahta Suci Vatikan, membentuk sejarah panjang iman, pengorbanan, dan pelayanan universal.
Di balik dinding megah Basilika Santo Petrus, tersembunyi
kisah dua milenium kepemimpinan rohani yang membentuk wajah Gereja Katolik
hingga hari ini. Dari seorang nelayan sederhana di Galilea hingga pemimpin
spiritual bagi lebih dari satu miliar umat di seluruh dunia, para Paus adalah
penjaga warisan iman yang tak tergantikan.
Gereja Katolik percaya bahwa Santo Petrus, salah satu dari
dua belas rasul Yesus, adalah Paus pertama. Ia menerima mandat langsung dari
Kristus: “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan Gereja-Ku” (Mat 16:18). Sejak saat itu, Tahta Suci Vatikan
diwariskan dari satu Paus ke Paus berikutnya dalam garis suksesi apostolik yang
tak terputus.
Menurut data resmi dari Annuario Pontificio, hingga
tahun 2025 telah tercatat 266 Paus, dengan Paus Fransiskus sebagai Paus
ke-266. Setiap Paus membawa warna dan tantangan zamannya: dari masa
penganiayaan Kekaisaran Romawi, Skisma Timur-Barat, Reformasi Protestan, hingga
era globalisasi dan digital saat ini.
Paus bukan hanya pemimpin spiritual, tetapi juga kepala
negara Vatikan dan suara moral dunia. Dalam sejarahnya, banyak Paus yang
menjadi tokoh transformasional:
- Paus
Gregorius I (590–604):
Membangun struktur liturgi dan memperkuat misi evangelisasi.
- Paus
Leo XIII (1878–1903):
Mengeluarkan ensiklik Rerum Novarum tentang keadilan sosial dan hak
buruh.
- Paus
Yohanes Paulus II (1978–2005):
Tokoh penting dalam runtuhnya komunisme di Eropa Timur dan promotor dialog
antaragama.
- Paus
Fransiskus (2013–sekarang):
Paus pertama dari Amerika Latin, membawa semangat sinodalitas, ekologi
integral, dan Gereja yang “keluar”.
Sebagai aktivis rasul awam, saya melihat bahwa peran Paus
bukanlah menara gading, melainkan mercusuar yang menuntun umat. Dalam bidang
sosial, hukum, dan ekonomi, ajaran-ajaran Paus menjadi dasar gerakan kerasulan
awam: memperjuangkan keadilan, membela martabat manusia, dan mewartakan kasih
Allah di tengah dunia yang terluka.
Komunitas-komunitas awam di Indonesia pun terinspirasi oleh
seruan-seruan Paus, seperti Laudato Si’ tentang ekologi, Fratelli
Tutti tentang persaudaraan universal, dan Evangelii Gaudium tentang
sukacita Injil.
Daftar para Paus bukan sekadar catatan sejarah. Ia adalah
kisah tentang kesetiaan, pengorbanan, dan cinta yang tak lekang oleh zaman.
Sebagai umat Katolik, kita dipanggil untuk tidak hanya mengenang, tetapi
melanjutkan warisan itu—dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat.
Karena Tahta Suci bukan hanya milik para Paus. Ia adalah
milik seluruh Gereja. Dan kita semua adalah bagian darinya.
Oleh Darius Leka, S.H., M.H. –
Advokat dan Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik
#shdariusleka #reels #foryou #fyp
#jangkauanluas @semuaorang #tahtasuci #pausvatikan #gerejakatolik
#kerasulanawam #kasihAllah #warisaniman #santopetrus #pausfransiskus

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin