Jumat, 12 Desember 2025

“Kok Bisa Begitu?”; Hal-Hal yang Sering Mengejutkan Orang Non-Katolik Saat Mengenal Umat Katolik

KOTA DEPOK
- Dalam perjalanan saya sebagai seorang rasul awam dan advokat yang kerap bersentuhan dengan masyarakat lintas agama, saya sering menjumpai ekspresi heran, kagum, bahkan bingung dari rekan-rekan non-Katolik saat mengenal lebih dekat kehidupan umat Katolik. Bukan karena perbedaan doktrin semata, tetapi karena banyak hal dalam praktik iman Katolik yang tidak terduga, mendalam, dan kadang dianggap “unik”.

Berikut ini saya rangkum beberapa hal yang sering membuat orang non-Katolik terkejut—bukan untuk membanggakan, tetapi untuk membuka ruang dialog dan pemahaman lintas iman.

1. Katolik Itu Taat Tapi Tidak Fanatik

Banyak yang mengira bahwa umat Katolik sangat kaku dan eksklusif. Namun saat mengenal lebih dekat, mereka justru menemukan bahwa umat Katolik bisa sangat terbuka, rasional, dan dialogis. Ketaatan pada ajaran Gereja tidak membuat umat Katolik menutup diri dari dunia luar. Sebaliknya, semangat aggiornamento (pembaharuan) yang diwariskan Konsili Vatikan II justru mendorong keterlibatan aktif dalam masyarakat.

2. Misa Katolik Itu Penuh Simbol dan Sakral

Bagi yang pertama kali mengikuti Misa Katolik, banyak yang terkejut dengan struktur liturgi yang teratur, simbolik, dan penuh makna. Dari tanda salib, dupa, lilin, hingga doa-doa yang diulang—semuanya bukan tanpa alasan. Liturgi Katolik adalah perayaan surgawi yang menyentuh bumi, bukan sekadar ibadah biasa.

3. Pengakuan Dosa: Mengapa Harus ke Imam?

Salah satu hal yang paling sering ditanyakan adalah: “Mengapa orang Katolik harus mengaku dosa ke imam?” Jawabannya sederhana namun dalam: karena pengampunan bukan hanya soal pribadi dengan Tuhan, tetapi juga pemulihan relasi dengan komunitas. Imam bertindak sebagai wakil Kristus dan Gereja, menghadirkan rahmat pengampunan secara nyata.

4. Bunda Maria dan Para Orang Kudus: Disembah?

Ini salah satu kesalahpahaman terbesar. Banyak yang mengira umat Katolik menyembah Maria dan para santo-santa. Padahal, yang dilakukan adalah venerasi (penghormatan), bukan penyembahan. Maria dihormati karena perannya sebagai Bunda Allah, dan para kudus dihargai sebagai teladan iman yang telah menang bersama Kristus.

5. Katolik Itu Sangat Sosial dan Terorganisir

Dari rumah sakit, sekolah, panti asuhan, hingga advokasi hukum dan lingkungan—Gereja Katolik hadir dalam berbagai lini kehidupan. Banyak orang non-Katolik terkejut melihat betapa luas dan terorganisirnya jaringan pelayanan sosial Gereja. Ini bukan karena kekayaan institusi, tetapi karena semangat diakonia—pelayanan kasih yang menjadi jantung iman Katolik.

6. Umat Katolik Bisa Sangat Kritis Tapi Tetap Setia

Umat Katolik diajarkan untuk menggunakan akal budi. Maka tak heran jika banyak Katolik yang kritis terhadap isu sosial, politik, bahkan terhadap dinamika internal Gereja. Namun di balik itu, ada kesetiaan mendalam pada ajaran dan tradisi. Iman Katolik bukan iman buta, tetapi iman yang berpikir.

Hal-hal yang mengejutkan ini seharusnya tidak menjadi tembok, tetapi jembatan. Gereja Katolik bukanlah menara gading, melainkan rumah bagi semua orang yang mencari kebenaran dan kasih. Maka, mari kita terus membuka diri, berdialog, dan menjadi saksi kasih Allah yang hidup—bukan hanya lewat kata, tetapi lewat hidup kita sehari-hari.

 

Oleh Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat dan Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik

#shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang #katolik #kerasulanawam #kasihAllah #gerejakatolik #dialoglintasiman #imanrasional #katolikituindah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin