KOTA DEPOK - Dalam semarak iman dan semangat pelayanan, Paroki Santo Paulus Depok Lama menutup rangkaian Pesta Nama ke-65 dengan penuh sukacita dan refleksi mendalam. Puncaknya, Yubileum Rekoleksi Pelayan Umat yang digelar Minggu, 29 Juni 2025, di Gedung Yohanes Paulus II, menghadirkan Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM, Uskup Keuskupan Bogor, sebagai penggugah semangat dan peneguh panggilan pelayanan.
Dimulai sejak Sabtu, 14 Juni 2025, dengan pelepasan dua burung merpati putih
oleh Romo Agustinus Anton Widarto, OFM, dan panitia, simbol kasih dan
persaudaraan menjadi benang merah seluruh kegiatan. Tidak ada pertandingan
olahraga seperti tahun-tahun sebelumnya. Sebagai gantinya, panitia menghadirkan
kegiatan massal yang inklusif: jalan sehat keluarga, senam zumba, lomba
mewarnai, cerdas cermat Kitab Suci, hingga lomba video klip lagu rohani.
Pada Sabtu, 21 Juni 2025, Gereja menjadi ruang pelayanan sosial yang nyata.
Pemeriksaan kesehatan gratis, pemeriksaan gigi dan mata, donor darah, serta
seminar kesehatan jantung menjadi bukti bahwa kerasulan awam tidak hanya
berkutat di altar, tetapi juga hadir di tengah kebutuhan konkret umat.
Sabtu, 28 Juni 2025, menjadi hari penuh warna dalam Paulus Festival
(Palfest). Dimulai sejak pagi hingga malam, kegiatan ini merupakan hasil
kolaborasi Panitia Pesta Nama, WKRI Cabang Depok, dan Panitia Renovasi Bertahap
Gereja. Jalan sehat keluarga yang diikuti hampir 1.000 peserta menjadi simbol
sinodalitas: berjalan bersama dalam iman dan persaudaraan.
Meski hujan deras mengguyur, semangat umat tak surut. Komunitas karawitan
Sekar Kedaton justru menjadikan rintik hujan sebagai iringan alami dalam
menampilkan gending-gending Jawa. Malam harinya, panggung Palfest dimeriahkan
oleh berbagai kelompok band dan penampilan seni dari Sekami, OMK, alumni KEP,
hingga SD Penabur dan SD Mardi Yuana. Penampilan Romo Anton bersama Tambal Band
menjadi penutup yang menggugah hati.
Sebagai seorang aktivis kerasulan awam, saya melihat Pesta Nama ini sebagai
cermin dari Gereja yang hidup: Gereja yang tidak hanya merayakan iman, tetapi
juga merawat persaudaraan, menjangkau yang lemah, dan menyuarakan kasih Allah
dalam tindakan nyata. Keterlibatan lintas generasi dan kolaborasi antar
komunitas adalah wajah kerasulan awam yang sesungguhnya.
Pesta memang harus berakhir, tetapi semangatnya harus terus menyala. Mari
kita terus menjadi peziarah pengharapan, mewartakan kasih dan cinta Allah
melalui setiap langkah kecil dalam kehidupan sehari-hari. Sampai bertemu di
Pesta Nama ke-66 tahun depan.
Oleh:
Darius Leka, S.H., M.H., Advokat dan Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik
#shdariusleka #kerasulanawam #pestanama65 #parokisantopaulusdepok
#gerejakatolik #pelayanankasih #omk #sekami #adiyuswa #palfest2025
#melayanidengansukacita #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin