Rabu, 25 Mei 2011

Bangkitnya Generasi Terpilih; Paskah, Anak-Anak, dan Harapan Gereja di Lingkungan St. Bonaventura

Oleh: Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat, Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik sekaligus Koordinator KOMSOS Paroki Santo Paulus Depok periode 2010-2013

KOTA DEPOK - Sabtu pagi, 14 Mei 2011, suasana di kediaman Bapak Heru Pitoyo di kawasan Poncol Atas, Depok, terasa berbeda. Sejak pukul 09.00 WIB, halaman rumah telah dipenuhi tawa anak-anak, semangat kaum muda, dan kehangatan umat lingkungan St. Bonaventura, Paroki St. Paulus Depok. Hari itu, mereka merayakan Paskah bersama—bukan di gedung gereja, tetapi di tengah komunitas, di jantung kehidupan umat.

Acara ini bukan sekadar perayaan liturgis, melainkan perwujudan nyata dari semangat kebersamaan dan keterlibatan umat. Dikoordinir secara khusus oleh Orang Muda Katolik (OMK) dan Bina Iman Anak (BIA), kegiatan ini menjadi bukti bahwa Gereja yang hidup adalah Gereja yang memberi ruang bagi generasi muda untuk bertumbuh dan bersinar.

Dengan tema “Bangkitnya Generasi Terpilih dalam Kemuliaan” yang terinspirasi dari Roma 8:29–30, acara ini diikuti oleh sekitar 30 anak dari total 50 anggota BIA dan OMK, serta dihadiri lebih dari 100 umat. Misa dipersembahkan oleh Rm. Tauchen Hotlan Girsang, OFM, dan dimeriahkan oleh koor anak-anak binaan Ibu Nicolina. “Mengumpulkan anak-anak untuk latihan koor, Rosario, atau pendalaman Kitab Suci itu gampang-gampang susah,” ujarnya. “Tapi sejauh ini berjalan lancar karena dukungan orangtua sangat luar biasa.”

Sebelum misa, anak-anak mengikuti berbagai kegiatan kreatif: lomba mencari dan mewarnai telur Paskah, membuat mozaik, kuis Kitab Suci, dan permainan edukatif lainnya. Edo, seorang OMK dari Sekolah Don Bosco Pondok Indah, mengaku senang karena semua dilibatkan. “Kami merasa dipercaya,” katanya singkat, namun penuh makna.

Bapak Yohanes Kadiman, Ketua Lingkungan St. Bonaventura, menegaskan pentingnya memberi kepercayaan kepada kaum muda. “Orangtua cukup memantau dan mengarahkan. Biarkan mereka belajar memimpin,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya keteladanan. “Data kami menunjukkan 90% umat terlibat aktif. Sisanya karena alasan pekerjaan atau studi. Maka, pemimpin harus menjadi contoh.”

Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya percaya bahwa kepemimpinan yang memberi ruang dan mendengar adalah kunci membangun komunitas yang sehat. Ketika kaum muda diberi kepercayaan, mereka akan menjawabnya dengan tanggung jawab. Ketika orangtua mendukung, anak-anak akan tumbuh dalam iman yang kokoh.

Dalam homilinya yang ringan dan penuh canda, Rm. Tauchen mengajak anak-anak untuk rajin berdoa. “Orangtua harus rela berkorban untuk memberi teladan,” katanya. Sebab iman tidak tumbuh dalam ruang kosong. Ia tumbuh dalam keluarga yang berdoa, dalam komunitas yang peduli, dan dalam lingkungan yang memberi arah.

Anak-anak adalah potensi. Mereka bukan sekadar penerus, tetapi pewarta masa kini. Maka, membina mereka bukan tugas tambahan, melainkan panggilan utama Gereja.

Paskah di Lingkungan St. Bonaventura bukan hanya perayaan, tetapi pernyataan: bahwa Gereja hidup di tengah umat. Bahwa iman bertumbuh dari rumah ke rumah, dari hati ke hati. Bahwa generasi muda bukan beban, tetapi berkat.

Mari kita terus dukung mereka. Mari kita ciptakan ruang, beri kepercayaan, dan hadir sebagai teladan. Sebab dari komunitas kecil seperti ini, Gereja universal menemukan denyut nadinya.

 

#paskahlingkungan #generasiterpilih #omkstbonaventura #biastpaulusdepok #kerasulanawam #gerejayanghidup #imananakmuda #mewartakankasihallah #katolikaktif #stpaulusdepok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin