Rabu, 25 Mei 2011

Rekoleksi Wilayah I; Ketika Paskah Menjadi Gerakan Nyata Membangun Komunitas Basis

Oleh: Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat, Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik sekaligus Koordinator KOMSOS Paroki Santo Paulus Depok periode 2010-2013

BOGOR
- Puncak, 30 April–1 Mei 2011 — Di tengah udara sejuk dan lanskap hijau Villa Erema, umat lingkungan St. Alfonsus dan Sta. Sisilia, Wilayah I Paroki St. Paulus Depok, kembali menggelar rekoleksi Paskah untuk kedua kalinya. Bukan sekadar pelarian dari rutinitas, kegiatan ini menjadi ruang spiritual untuk memperdalam makna kebangkitan Kristus dan mengawali bulan Rosario dengan semangat baru.

Dengan tema “Dengan Semangat Paskah Kita Tingkatkan Kebersamaan Umat Basis,” rekoleksi ini menjadi momentum penting untuk mempererat relasi antarumat dan membangun komunitas basis yang hidup, beriman, dan saling menopang.

Setibanya di lokasi sekitar pukul 10 pagi, peserta langsung diarahkan oleh Liaison Officer ke kamar masing-masing. Setelah snack time, suasana mulai mencair lewat sesi ice breaking yang dipandu Sr. Arini, CB. Meski telah berusia 67 tahun, suster yang penuh semangat ini berhasil mengajak anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia untuk bernyanyi dan bermain bersama. Tawa dan keceriaan menjadi awal yang hangat bagi rekoleksi yang berlangsung dua hari ini.

Sesi utama rekoleksi dimulai setelah makan siang. Dalam suasana santai namun tetap serius, umat diajak merenungkan kembali peran mereka dalam membangun komunitas basis. Diskusi dan sharing berlangsung hangat, diselingi celetukan dan canda yang mempererat rasa kekeluargaan.

Puncak hari pertama ditandai dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh Romo Stanislaus Agus Haryanto, OFM (Romo Haryo), dilanjutkan dengan doa Rosario bersama. Bulan Mei sebagai bulan Maria menjadi latar spiritual yang kuat untuk menutup hari dengan syukur dan harapan.

Keesokan harinya, setelah renungan pagi dan sarapan, peserta diajak mengikuti permainan dinamika kelompok yang dirancang oleh Orang Muda Katolik (OMK). Dari adu cepat memindahkan karet gelang dengan tusuk gigi hingga memasukkan paku ke dalam botol, semua peserta—termasuk pastor dan suster—terlibat aktif. Tawa dan semangat mewarnai setiap sesi, membuktikan bahwa kebersamaan bisa dibangun lewat hal-hal sederhana namun bermakna.

Meski hujan deras mengguyur saat makan siang, semangat peserta tak surut. Wajah-wajah ceria saat rombongan kembali ke Depok menjadi pertanda bahwa rekoleksi ini bukan hanya meninggalkan kenangan, tetapi juga membawa semangat baru untuk dibagikan di lingkungan masing-masing.

Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya percaya bahwa kekuatan Gereja terletak pada komunitas basis yang hidup. Rekoleksi seperti ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi bagian dari gerakan pastoral yang konkret. Di sinilah umat belajar saling mengenal, saling mendengarkan, dan saling mendukung dalam iman.

Komunitas basis bukan hanya struktur administratif, tetapi ruang spiritual di mana kasih Allah diwartakan dan dihidupi. Ketika umat saling berbagi dalam doa, diskusi, dan permainan, mereka sedang membangun Gereja yang hidup—Gereja yang hadir di tengah dunia.

Semoga semangat yang dibawa dari Villa Erema tidak berhenti di Puncak. Semoga ia menjalar ke rumah-rumah, ke lingkungan, ke paroki. Semoga rekoleksi ini menjadi langkah nyata menuju Gereja yang lebih bersaudara, lebih solider, dan lebih setia kepada Kristus yang bangkit.

 

#rekoleksiwilayahi #stalfonsusstasisilia #komunitasbasis #kerasulanawam #paskah2011 #omkstpaulusdepok #gerejayanghidup #mewartakankasihallah #katolikaktif #bulanmaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin