Jumat, 09 September 2011

“Ikutilah Aku”; Tahbisan Imamat dan Misi Kerasulan Awam di Tengah Dunia

️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H., Advokat & Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik

JAKARTA
- Di tengah hiruk-pikuk Jakarta yang tak pernah tidur, sebuah peristiwa iman yang penuh makna terjadi di Paroki St. Paskalis, Cempaka Putih. Pada Senin, 22 Agustus 2011, umat Katolik menyaksikan momen sakral: tahbisan imamat bagi empat diakon—tiga dari Ordo Fransiskan (OFM) dan satu dari tarekat Salesian Don Bosco (SDB). Mereka adalah Pater Martinus Wilibrodus Kowe, OFM; Pater Antonius Duma, OFM; Pater Agustinus Anton Widarto, OFM; dan Pater Hendrikus Mado Tolok, SDB.

Bukan sekadar seremoni liturgis, tahbisan ini adalah perayaan iman, panggilan, dan perutusan. Ia menjadi tanda bahwa Gereja terus hidup dan berkembang, dan bahwa panggilan untuk melayani tidak pernah berhenti.

Motto tahbisan mereka, “Ikutilah Aku” (Yoh 21:19), bukanlah pilihan sembarangan. Ia adalah jawaban atas panggilan Kristus yang menggema dalam hati mereka sejak awal perjalanan panggilan. Motto ini menjadi benang merah yang mengikat keempat imam baru dalam semangat pengabdian total kepada Allah dan umat-Nya.

Misa tahbisan yang dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta, berlangsung khidmat dan meriah. Ribuan umat hadir, memenuhi ruang utama gereja hingga ke halaman. Paduan suara Saint Paul Choir dari Paroki St. Paulus Depok mengiringi liturgi dengan lantunan yang menggugah jiwa.

Yang menarik, tahbisan ini bertepatan dengan ulang tahun ke-14 tahbisan episkopal Mgr. Suharyo. Sebuah “kebetulan” yang justru menegaskan bahwa dalam rencana Allah, tidak ada yang kebetulan.

Tahbisan bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perutusan. Ketiga imam Fransiskan langsung menerima tugas pelayanan:

  • Pater Martinus Wilibrodus Kowe, OFM akan melayani di Paroki Fransiskus Asisi, Tentang, Manggarai Barat, Keuskupan Ruteng—sebuah wilayah yang membutuhkan kehadiran pastoral yang kuat dan penuh kasih.
  • Pater Antonius Duma, OFM, yang selama masa diakonat aktif di Komisi JPIC (Justice, Peace, and Integrity of Creation), akan melanjutkan karya kerasulan sosial Fransiskan dalam bidang keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. Sebuah panggilan yang sangat relevan di tengah krisis ekologis dan ketimpangan sosial.
  • Pater Agustinus Anton Widarto, OFM, yang pernah berkarya di Paroki St. Paulus Depok, kini dipercaya menangani keuangan Provinsi OFM Indonesia—sebuah tugas yang menuntut integritas, transparansi, dan semangat pelayanan.

Sebagai aktivis kerasulan awam, saya melihat bahwa tahbisan ini bukan hanya milik para imam baru. Ia adalah milik seluruh Gereja. Sebab, misi Gereja tidak hanya dijalankan oleh para imam dan religius, tetapi juga oleh umat awam yang terlibat aktif dalam bidang sosial, ekonomi, hukum, dan kemasyarakatan.

Kehadiran para imam baru ini menjadi pengingat bahwa kita semua dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Bahwa pelayanan bukan hanya di altar, tetapi juga di pasar, kantor, pengadilan, dan jalanan. Bahwa kasih Allah harus diwartakan melalui tindakan nyata—dalam membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan merawat ciptaan.

Kita patut bersyukur dan mengucapkan proficiat kepada para imam baru. Semoga rahmat imamat yang mereka terima menjadi berkat bagi banyak orang. Dan semoga kita semua, sebagai umat Allah, terus setia menjawab panggilan-Nya: “Ikutilah Aku.”

 

#tahbisanimam #ikutilahaku #kerasulanawam #gerejahadiruntukdunia #ofmindonesia #salesiandonbosco #imamatadalahpelayanan #rasulawamberkarya #jpic #proficiatparaimambaru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin