Kamis, 17 November 2011

KURSUS EVANGELISASI PRIBADI (KEP) ANGKATAN II; MENDAPAT RESPON POSITIF DARI UMAT

"Mengikuti KEP adalah merupakan panggilan" ungkap Pastor Tauchen
Banyak orang tua katolik merasa selesai tugasnya bila sudah membaptis dan menyekolahkan anak di sekolah katolik. Sudah menjadi kenyataan umum bahwa sangat kecil kemungkinan orang tua mempersiapkan bagaimana anak tersebut mengalami penginjilan dalam dirinya. Itulah sebabnya banyak sekali (tentu tidak semua) orang katolik yang belum mengalami dirinya secara pribadi untuk diinjili apalagi menginjili orang lain.

Banyak hal yang dapat kita temukan dalam Kursus Evangelisasi Pribadi, sehingga pertanyaan dan hal-hal yang membingungkan bagi dirinya dapat terjawab. Hal sederahan namun menjadi krisis bagi sebagian orang Katolik atas keimanannya adalah mengapa terjadinya mengikuti misa Ekaristi ala kadarnya, tingginya kasus kawin campur, berpindahnya umat ke gereja Kristen non katolik, keraguan umat terhadap Bunda Maria, tradisi-tradisi katolik, dll. Sebagai umat Katolik banyak yang kehilangan kebanggaannya terhadap iman kekatolikannya. Itulah kira-kira latar belakang Bapa Uskup Bogor dan Pastor Paroki kita mendesak untuk segera diselenggarakannya kembali KEP (Kursus Evangelisasi Pribadi) di Paroki St. Paulus Depok.

Sekitar 34 peserta yang mengikuti KEP angkatan II
Mengalami Kefakuman
Kursus Evangelisasi Pribadi yang sebelumnya pernah dilaksanakan pada tahun 2007, dalam tahun-tahun terakhir ini mengalami kefakuman. Berangkat dari kerinduan itu diharapkan dapat membuahkan hasil positif dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.

Minggu 13 November 2011 oleh Pastor Paroki St. Paulus Depok secara resmi membuka diselenggarakan KEP (Kursus Evangelisasi Pribadi) angkatan II. Respon positif dari umat setempat ditandai dengan melampau target yaitu sekitar 25 orang. Kepesertaan yang mengikuti KEP angkatan II diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang lain, ujar Pastor Tauchen Hotlan Girsang, OFM dalam sambutannya.

Peserta KEP saat mendengarkan tatacara/ aturan KEP
Yang didahului dengan misa bersama pukul 17.30 akhirnya para peserta melanjutkan kegiatan perdananya dengan membentuk dinamika kelompok di ruang serba guna paroki. Dalam kesempatan itu Pastor Tauchen kepada para peserta mengatakan “mengikuti KEP merupakan sebuah panggilan. Mari membahas bersama semua hal tentang iman kekatolikan kita termasuk didalamnya adalah iman katolik yang umum diseluruh dunia dan iman katolik yang ada di paroki St. Paulus Depok.

Selain itu kita juga akan dijelaskan tentang visi dan misi paroki St. Paulus. Sangat penting, ibarat bahtera, kemana arahnya tentu kita tidak akan takut karena kita sudah tahu ke mana arahnya. Lebih lanjut hidup dijaman sekarang ini sebagai orang Katolik, model atau bentuk seperti apa yang digunakan dalam pewartaan pengkabaran injil dapat kita bahas bersama”.

Dari pihak panitia yang dikoordinir Bapak Andreas M. Sirad dari Seksi Kitab Suci “panitia siap menjalankan KEP II tahun 2012 ini. Dan tidak ada hambatan atau masalah apapun, Sementara buku KEP pegangan peserta pada pertemuan kedua siap untuk dibagikan” hal itu disampaikan Ibu Elisabeth Setyaningsih selaku sekertaris panitia KEP II angkatan II

Tampak sukacita para peserta KEP dalam acara dinamika kelompok
KEP angkatan II tahun kepersertaannya didominasi oleh perwakilan dari Lingkungan St. Alfonsus dan St. Bonaventura dari ke- 17 lingkungan yang ada. Mereka akan mengupas/ membicarakan 10 Materi yang disiapkan oleh tim BPK PKK (Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik) Keuskupan Bogor dan materi tambahan yang menjadi kebijakan dari paroki dalam hal ini pastor paroki.

Pertanyaanya anda sebagai keluarga Katolik apakah anda mau menjadi pewarta? Jika ya… itulah iman katolik. Jadilah berkat bagi orang lain sebelum terlambat. Darius AR (Artikel dan foto oleh: Darius AR dan dilindungi oleh undang-undang)

1 komentar:

  1. Selamat mengikuti KEP angkatan II umat Katolik St. Paulus Depok. Tuhan memberkati.


    Ryo Cribo

    BalasHapus

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin