![]() |
Kerajaan Allah bukanlah kerajaan seperti yang dikenal dunia:
penuh kekuasaan, dominasi, dan ketakutan. Sebaliknya, Kerajaan ini dibangun di
atas dasar kasih, ketaatan, dan kesadaran akan karya Allah dalam hidup. Di
dalamnya, hukum yang berlaku bukanlah hukum kekuasaan, tetapi hukum kasih yang
membebaskan.
Yesus mengajarkan Kerajaan ini melalui perumpamaan—bahasa
simbolik yang menyentuh hati dan menggugah kesadaran. Dalam Markus 4:26–34, dua
perumpamaan disampaikan: tentang benih yang tumbuh dan biji sesawi. Keduanya
mengandung pesan mendalam tentang proses, pertumbuhan, dan harapan.
Perumpamaan benih yang tumbuh menunjukkan bahwa Kerajaan
Allah bekerja dalam keheningan dan misteri. Si penabur tidak tahu bagaimana
benih itu bertumbuh, namun ia percaya bahwa benih itu akan menghasilkan buah.
Ini adalah gambaran iman: kita menabur, Allah yang menumbuhkan.
Biji sesawi, yang kecil dan tampaknya tak berarti, tumbuh
menjadi pohon tempat burung-burung bersarang. Ini adalah simbol kontras yang
kuat: dari yang kecil dan tersembunyi, Allah membangun sesuatu yang besar dan
melindungi. Seperti dalam nubuat Yehezkiel 17:23, Allah menanam pohon di atas
gunung Israel agar menjadi tempat naungan bagi segala makhluk.
Kerajaan Allah dimulai dari hati manusia—dari pertobatan
pribadi dan keterbukaan pada karya Roh Kudus. Namun, ia tidak berhenti di sana.
Ia berkembang dalam komunitas umat beriman, menjalar ke seluruh aspek
kehidupan: sosial, ekonomi, hukum, dan budaya. Kerajaan ini adalah benih yang
tumbuh menjadi peradaban kasih.
Sebagai aktivis kerasulan awam, saya melihat bahwa tugas
kita adalah menjadi penabur dan pemelihara benih Kerajaan ini. Dalam pelayanan
sosial, pendampingan hukum, pemberdayaan ekonomi, dan advokasi keadilan, kita
menghadirkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah dunia yang terluka.
Santo Paulus adalah teladan pewarta Kerajaan yang tak kenal
lelah. Ia menghadapi penganiayaan, penolakan, dan penderitaan, namun tetap
setia. Ia menulis, “Kami berusaha, entah hadir atau tidak, untuk menyenangkan
Tuhan” (bdk. 2 Kor 5:9). Ketekunan dan kesetiaannya menjadi inspirasi bagi kita
semua.
Kita pun dipanggil untuk terbuka pada Kristus, agar benih
ilahi yang ditanamkan dalam diri kita bertumbuh dan menghasilkan buah. Buah
yang nyata dalam kasih, keadilan, dan pelayanan kepada sesama.
Kerajaan Allah bukan utopia. Ia adalah realitas yang sedang
dan terus bertumbuh. Ia hadir dalam setiap tindakan kasih, dalam setiap upaya
perdamaian, dalam setiap langkah keadilan. Maka, Injil Kerajaan ini harus
dikabarkan—dengan kata dan perbuatan.
Mari kita menjadi penabur yang setia, pemelihara yang tekun,
dan pewarta yang berani. Karena dari benih kecil yang kita tanam hari ini,
Allah sedang membangun langit dan bumi yang baru.
Oleh: RP. Bonefasius Budiman, OFM, Komunitas Novisiat Transitus Depok
#kerajaanallah #pewartaanyesus #perumpamaanyesus #bijisesawi #benihiman #kerasulanawam #gerejahidup #imandalamtindakan #cintaallahuntukdunia #misikristiani #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin