KOTA DEPOK - Minggu, 9 Maret 2014, menjadi hari yang tak terlupakan bagi umat Paroki St. Paulus-Depok. Di tengah semarak pelantikan 147 pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Keuangan Paroki (DKP) periode 2014–2016, hadir sosok gembala baru Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM. Namun, kunjungan ini bukan sekadar seremoni. Ia adalah perjumpaan yang hidup, penuh dialog, dan menyentuh akar persoalan umat.
Pelantikan yang berlangsung dalam Misa Kudus pagi itu
menjadi momentum sakral, disaksikan ribuan umat yang memadati ruang utama hingga
pelataran gereja. Namun yang lebih menyentuh adalah komitmen Uskup Paskalis
untuk tidak hanya melantik, tetapi juga mendengar. Sejak siang hingga malam,
beliau membuka ruang dialog dengan umat, tokoh, sesepuh, dan para pengurus,
bahkan hingga pukul 21.00 WIB.
“Ini bukan hanya soal jabatan, tapi soal pelayanan,” ujar
beliau dengan nada rendah hati. Dalam suasana penuh keakraban, Uskup Paskalis
menjawab satu per satu pertanyaan dan keluhan umat—dari soal keluarga,
kepemudaan, liturgi, pendidikan Katolik, hingga tata kelola keuangan dan harta
benda gereja.
Dalam sambutannya, Uskup Paskalis menyampaikan pesan yang
menggugah: “Jalan kita adalah jalan salib, tetapi dalam jalan salib ada
kekuatan.” Ia mengajak seluruh pengurus untuk tidak berjalan sendiri. “Yesus
memulai karya-Nya dengan memanggil para rasul. Maka jangan pernah bekerja
sendiri, berpikir sendiri, atau memutuskan sendiri. Termasuk saya. Jika saya
berjalan sendiri, saya siap dikoreksi,” tegasnya.
Pernyataan ini bukan sekadar retorika. Ia adalah cermin dari
spiritualitas Fransiskan yang membumi: rendah hati, terbuka, dan solider.
Sebuah teladan bagi para pelayan awam untuk tidak menjadi “single fighter”,
tetapi membangun sinergi dalam semangat communio.
Dalam dialog malam itu, Uskup Paskalis menekankan pentingnya
perhatian terhadap Orang Muda Katolik (OMK). “Mereka adalah bagian dari
keluarga, dan keluarga adalah brand Keuskupan. Di sanalah iman pertama kali
ditanam dan dirawat,” ujarnya.
Sebagai aktivis kerasulan awam, saya melihat ini sebagai
panggilan strategis. Gereja masa depan tidak bisa dibangun tanpa memberdayakan
keluarga dan kaum muda. Mereka bukan sekadar penerus, tetapi pelaku utama dalam
pewartaan kasih Allah di tengah dunia yang terus berubah.
Menariknya, saat pembekalan malam hari berlangsung, listrik
padam sekitar pukul 20.18 WIB. Namun, dalam temaram cahaya senter, diskusi
tetap berlanjut. Uskup Paskalis bersama para pastor dan pengurus DPP membahas
isu-isu krusial, termasuk transparansi keuangan dan keamanan aset paroki.
“Saya bingung, kenapa di Paroki Paulus sering terjadi
kehilangan. Ini harus jadi perhatian serius,” tegasnya. Ia juga mengajak umat
untuk bersikap solider terhadap paroki-paroki tetangga yang membutuhkan
dukungan. Sebuah ajakan konkret untuk keluar dari zona nyaman dan menjadi
Gereja yang hadir bagi sesama.
Pastor Yosef Tote, OFM, menambahkan bahwa dalam menghadapi
persoalan, umat harus mencari informasi dari sumber yang benar. “Jangan tanya
pada sumber yang tidak jelas. Itu bisa menyesatkan dan memecah belah,”
pesannya.
Pesan ini penting di tengah era informasi yang kerap bias.
Gereja dipanggil untuk menjadi ruang dialog yang sehat, bukan arena gosip. Dan
kerasulan awam harus menjadi penjaga kebenaran dan pemersatu umat.
Kunjungan Uskup Paskalis ke Paroki St. Paulus-Depok bukan
hanya kunjungan kerja. Ia adalah perjumpaan yang menyentuh hati, membangkitkan
harapan, dan menyalakan semangat baru. Di tengah tantangan zaman, Gereja
dipanggil untuk menjadi terang—bahkan dalam gelap sekalipun.
Mari kita jaga semangat ini. Jangan biarkan pelayanan
menjadi beban, tetapi jadikan ia sebagai bentuk syukur dan cinta. Sebab,
seperti kata Uskup Paskalis, “Hidup itu nyala.” Dan nyala itu harus terus kita
jaga—dalam keluarga, dalam komunitas, dan dalam setiap tindakan kasih.
*) Ditulis oleh: Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat, Aktivis
Rasul Awam Gereja Katolik (Koordinator KOMSOS Paroki Santo Paulus Depok periode
2010-2013)
#kerasulanawam #parokistpaulusdepok #uskuppaskalis #pelantikandppdkp #gerejayangmendengar #omkharapangereja #keluargakatolik #pelayananumat #gerejasolider #uripikuurup #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin