Kamis, 07 Mei 2015

Dari Kring ke KBG; Mewartakan Kasih Allah Lewat Komunitas Basis Gerejani

KOTA DEPOK - Di tengah derasnya arus globalisasi dan urbanisasi, Gereja Katolik di Indonesia tetap menjejakkan akarnya dalam tanah budaya lokal. Salah satu bentuk inkulturasi yang paling nyata adalah keberadaan komunitas-komunitas kecil umat beriman yang dikenal dengan nama Kring, Stasi, Lingkungan, Wilayah, hingga Komunitas Basis Gerejani (KBG). Mereka bukan sekadar struktur administratif, melainkan wajah konkret dari Gereja yang hidup, bergerak, dan mewartakan kasih Allah di tengah masyarakat.

Di Yogyakarta dan sekitarnya, istilah “Kring” digunakan untuk menyebut komunitas terkecil dalam struktur Gereja. Pada masa lalu, Kring menjadi wadah utama pembinaan iman bagi calon baptisan dewasa melalui kegiatan “Wulangan” yang dipimpin oleh katekis awam. Dalam keterbatasan jumlah, para katekis ini berkeliling dari dusun ke dusun, menabur benih iman dengan ketekunan dan cinta.

Kini, meskipun kegiatan “Wulangan” mulai jarang terdengar, nama Kring tetap hidup. Ia menjadi simbol dari semangat awal Gereja yang membumi, menjangkau yang terpinggirkan, dan menghidupi iman dalam keseharian.

Stasi adalah pusat kegiatan umat Katolik yang letaknya jauh dari paroki induk. Di desa-desa pelosok, misa hanya bisa diadakan sebulan sekali, atau bahkan lebih jarang. Namun, keterbatasan itu tidak menyurutkan semangat umat. Mereka membangun kapel, mengatur administrasi, dan menghidupi iman dengan penuh tanggung jawab. Banyak stasi yang kini berkembang menjadi paroki mandiri, membuktikan bahwa Gereja hidup bukan karena gedung megah, tetapi karena umat yang setia.

Di kota-kota besar, istilah “Lingkungan” menggantikan “Kring”. Meski berbeda nama, esensinya sama: komunitas umat yang saling mengenal dan mendukung. Lingkungan bisa melintasi batas administratif, seperti di Parungpanjang, Tenjo, dan Balaraja, yang meski berbeda provinsi, tetap satu dalam paroki.

Wilayah, sebagai struktur di atas lingkungan, sering kali menghadapi tantangan dalam kejelasan peran. Namun, di sinilah kerasulan awam diuji: bagaimana menjadikan wilayah bukan sekadar struktur administratif, tetapi ruang koordinasi yang hidup dan dinamis.

Komunitas Basis Gerejani (KBG) adalah bentuk konkret Gereja yang hadir dalam kelompok kecil. Di sinilah sharing Injil menjadi nadi kehidupan rohani. Kitab Suci bukan hanya dibaca, tetapi dihidupi. Dalam sharing Injil, umat belajar mendengar suara Allah, mengalami kehadiran-Nya, dan melihat hidup dalam terang Sabda.

Namun, iman tidak berhenti di ruang doa. Aksi nyata injili menjadi bukti bahwa KBG bukan sekadar komunitas rohani, tetapi juga komunitas sosial yang mewartakan kasih Allah melalui tindakan nyata: membantu yang miskin, menyapa yang kesepian, dan memperjuangkan keadilan.

KBG tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus terikat dengan paroki, sebagai bagian dari tubuh Kristus yang utuh. Paroki adalah komunitas ekaristi, tempat di mana umat merayakan sakramen dan mengalami perjumpaan dengan Kristus. Dari perayaan ekaristi inilah, umat diutus untuk menjadi saksi di tengah dunia, melalui KBG-KBG yang tersebar.

Sebagaimana ranting tidak bisa hidup tanpa pokok anggur, demikian pula KBG harus bersatu dengan paroki. Di sinilah komunio Gereja menjadi nyata: dalam doa, dalam pelayanan, dan dalam perutusan.

Kring, Stasi, Lingkungan, Wilayah, dan KBG bukan sekadar istilah. Mereka adalah wajah Gereja yang hidup, yang hadir di tengah masyarakat, yang menyapa dunia dengan cinta Kristus. Dalam dinamika sosial, ekonomi, hukum, dan kemasyarakatan, kerasulan awam menemukan panggungnya. Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi komunitas yang bergerak, menyapa dunia dengan cinta Kristus.

Mari kita terus menyalakan semangat kerasulan awam, menjadikan setiap struktur sebagai saluran rahmat, dan setiap komunitas sebagai wajah kasih Allah yang hidup.

 

*) Ditulis oleh: Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat, Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik (Koordinator KOMSOS Paroki Santo Paulus Depok periode 2010-2013)

#kerasulanawam #kbg #stasi #kring #lingkungankatolik #gerejapinggiran #sharinginjil #aksinyatainjili #komunitasbasisgerejani #parokihidup #gerejakatolikindonesia #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin