Senin, 20 Februari 2017

Melayani Dengan Rendah Hati

Sebagian dari ke-18 Ketua Wilayah dari Paroki Santo Paulus Depok, menerima bingkisan dari panitia dalam acara pembekalan DPP/DKP, Minggu (19/2/2017) di Sasono Mulyo, Cilodong-Kota Depok
DEPOK - Kerja keras dari panitia pelaksana dari Wilayah Santo Michael dan Legio Maria dalam acara pembekalan bagi para pengurus baru Dewan Pastoral Paroki Santo Paulus Depok periode 2017-2019, patut diberikan apresiasi dan tergolong sukses.

Selama dua hari, Sabtu-Minggu (18-19/2/2017) di Sasono Mulyo, Kalimulya, Cilodong-Kota Depok, panitia sudah bekerja keras para peserta dibekali materi maupun permainan (games) untuk membangun kerjasama yang baik sehingga bisa melayani umat dengan rendah hati. Namun harus diakui masih ada beberapa materi yang kurang menyentuh ke sasaran utamanya. ‘Terlalu normatif’.

Belum lagi sebagian yang duduk sebagai pengurus adalah wajah-wajah lama dengan merotasinya ke bagian atau seksi lain. Idealnya batas maksimal dua periode berlaku untuk semua jabatan di Dewan Pastoral Paroki (DPP) atau Dewan Keuangan Paroki (DKP). Hal tersebut penting supaya umat tidak disuguhi pengurus 4L (lu lagi, lu lagi).

4L (‘lu lagi, lu lagi’)
Salah satu pembicara RP. Laurentius Tueng, OFM yang menyampaikan materi seputar Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) mengatakan untuk bisa melayani umat dengan baik, para pengurus wajib mengikuti KEP.

Menurut Pater Laurentius yang membawakan materi dengan gaya jenakanya, bahwa manfaat dari mengikuti KEP seseorang secara pribadi mulai lebih dahulu menerima dan menghayati hal yang baru tentang kabar baik di dalam dirinya sendiri dalam berelasi dengan Yesus Kristus sehingga seseorang akan mengalami perubahan visi , sikap dan perilaku dalam kehidupannya. Maka tidak akan ada lagi ‘lu lagi, lu lagi’.

“Jangan heran kalau ada istilah 4L (‘lu lagi, lu lagi’) menjadi pengurus paroki. Selalu mengatakan saya tidak mampu, saya belum siap. Yang lain saja deh. Padahal dengan mengikti KEP umat diharapkan secara aktif dapat ikut mengambil bagian dalam tugas dan panggilan gereja dalam hal penginjilan, pengudusan, pembaruan tata dunia dan dapat lebih menghayati kehidupan Kristiani yang otentik, tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Dewan Paroki Santo Paulus Depok, Anton Wibisono mengatakan hampir sebagian dari pengurus yang ada merupakan alumni KEP.

“Puji Tuhan hampir 50% dari kepengurusan yang ada telah mengikuti KEP. Semoga semua bisa ikut. Kebetulan saja panitia KEP angkatan VIII hadir, silahkan daftar. Kami DPP dan DKP akan siap mendukung, ujar Anton.

Sementara RP. Bartolomeus Jandu, OFM yang memaparkan mengenai peranan katekese dalam karya pastoral gereja bahwa dalam rangka upaya pelayanan dan pengembangan karya katekese diharapkan dapat menolong pengembangan dan pematangan iman umat harus sesuai dengan amanat agung Yesus Kristus sendiri.

“Dalam karya pastoral yang sesuai dengan amanat agung Yesus Kristus kita harus melihat kembali fungsi dasar gereja dalam mewujudkan tugas perutusan diantaranya koinonia (menghadirkan dan membangun persekutuan), diakonia (memajukan karya cinta kasih/ pelayanan), leitourgia (mengambil bagian dan terlibat dalam menghidupkan peribadatan yang menguduskan), dan kerygma (memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus). Keempat bidang itu masih bersifat umum dan luas, maka masing-masing bidang harus mewujudkannya dalam kegiatan pelayanan secara konkret”, terang Pastor Berto.

Tergantung Anda
Seluruh rangkaian pembekalan pengurus DPP/ DKP diakhiri dengan Misa Kudus yang dimpin langsung oleh pastor paroki, RP. Alferinus Gregorius Pontus, OFM didampingi RP. Bartolomeus Jandu, OFM.

Dalam kotbah singkatnya Pastor Gregorius menekankan kembali agar semua pengurus untuk melayani umat dengan rendah hati. Banyak orang pontesial yang berada di Paroki Santo Paulus Depok. Oleh sebab itu janganlah menjadi orang yang selalu dilayani tetapi melayani.

“Secara resmi kita memang belum dilantik namun kita semua sudah bekerja. Kalau kita melayani harus kita katakan jangan mau dilayani tapi melayani. Orang mau berbuat yang lebih untuk orang yang dikasihi. Kalau ada kasih orang pasti mau berbuat lebih. Tidak ingin yang biasa-biasa saja. Kalau ada yang biasa-biasa tentu kita ingin dilayani. Saya melihat banyak orang pontesial yang ada di paroki ini. Semoga semua yang baik harus kita kembalikan kepada Allah karena Allah adalah pemilik dari semua kebaikan itu”, ucapnya.

Selain itu Pastor Goris juga berpesan jika mau mengubah orang lain, syarat utamanya adalah mengubah diri sendiri.

“Ada banyak motivator terkenal di Indonesia saat ini namun harus kita ingat bahwa motivator utama dari semuanya itu adalah diri kita sendiri. Jika kita mau mengubah orang lain kita harus mengubah diri kita sendiri terlebih dahulu. Hal ini tergantung Anda”, pesanya.

Pastor Goris, juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya Wilayah Santo Michael, Legio Maria, DPP/ DKP, Ketua Wilayah, Ketua Lingkungan dan semua pihak yang telah bekerja. (Darius Lekalawo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin