Jumat, 17 Februari 2017

Empat Pilar Gereja Katolik; Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik

JAKARTA - 
Dalam dunia yang semakin terfragmentasi oleh perbedaan, polarisasi, dan relativisme, Gereja Katolik tetap berdiri teguh di atas fondasi yang tak tergoyahkan: satu, kudus, katolik, dan apostolik. Keempat sifat ini bukan sekadar slogan teologis, melainkan identitas mendalam yang membentuk wajah Gereja dan arah kerasulannya di tengah masyarakat.

Sebagai seorang aktivis kerasulan awam, saya percaya bahwa memahami keempat sifat ini bukan hanya penting bagi para teolog atau klerus, tetapi juga bagi setiap umat awam yang ingin mewartakan kasih dan kebenaran Allah di dunia yang haus akan makna.

1. SATU: Kesatuan dalam Keberagaman

Kesatuan Gereja Katolik bukanlah keseragaman. Ia adalah persekutuan yang hidup, yang menyatukan umat dari berbagai bangsa, bahasa, dan budaya dalam satu iman, satu baptisan, dan satu Kepala Gereja yang tak kelihatan: Yesus Kristus (Yoh 10:16). Paus, sebagai penerus Petrus, menjadi tanda nyata dari kesatuan ini.

Konsili Vatikan II menegaskan bahwa misteri kesatuan Gereja mencerminkan kesatuan Tritunggal Mahakudus (UR 2). Kesatuan ini bukanlah dominasi, melainkan harmoni. Dalam konteks Indonesia, kita mengenalnya sebagai “Bhinneka Tunggal Ika”—kesatuan yang lahir dari keberagaman, yang terwujud dalam liturgi, katekese, dan pelayanan sosial yang kontekstual namun tetap setia pada iman yang satu.

2. KUDUS: Kekudusan yang Menyentuh Dunia

Gereja itu kudus bukan karena anggotanya sempurna, tetapi karena Kristus sendiri yang kudus dan menguduskannya (Im 19:2; IG 39). Kekudusan Gereja bukanlah status statis, melainkan dinamika pertobatan dan pengudusan yang terus berlangsung melalui sabda, sakramen, dan kesaksian hidup.

Yesus Kristus, melalui Gereja dan tujuh sakramen, membuka jalan kekudusan bagi setiap orang. Dalam kerasulan awam, kekudusan ini diwujudkan dalam kejujuran di tempat kerja, keberanian membela keadilan, kepedulian terhadap yang miskin, dan kesetiaan dalam keluarga. Kekudusan bukan monopoli biara atau altar. Ia tumbuh di pasar, di kantor, di jalanan—di mana pun umat Allah hadir dan berkarya.

3. KATOLIK: Gereja yang Universal dan Inklusif

Kata “katolik” berasal dari bahasa Yunani katholikos, yang berarti “universal.” Gereja Katolik adalah gereja yang terbuka bagi semua orang, di segala tempat, dan sepanjang zaman (Mat 28:19). Ia tidak terikat pada bangsa, ras, atau kelas sosial. Ia hadir di setiap jemaat lokal, namun tetap satu dalam ajaran dan sakramen.

Dalam konteks kerasulan awam, sifat katolik ini mengajak kita untuk melampaui batas-batas eksklusivitas. Kita dipanggil untuk menjadi jembatan, bukan tembok. Untuk menyambut, bukan menolak. Untuk menjadi saksi kasih Allah yang melampaui sekat-sekat identitas duniawi.

4. APOSTOLIK: Setia pada Ajaran dan Perutusan Para Rasul

Gereja Katolik adalah apostolik karena didirikan di atas dasar para rasul dan terus dipimpin oleh para penerus mereka, yakni para uskup (Flp 1:1). Keapostolikan bukan hanya soal garis suksesi, tetapi juga soal kesetiaan pada ajaran dan misi para rasul.

Sebagai umat awam, kita pun turut ambil bagian dalam keapostolikan ini. Kita dipanggil untuk menjaga kemurnian iman, mewartakan Injil, dan melayani sesama. Dalam dunia yang penuh hoaks dan relativisme moral, kita harus menjadi suara yang setia pada kebenaran Kristus, dengan kasih dan keberanian.

Keempat sifat Gereja ini bukanlah warisan mati, melainkan napas hidup yang menggerakkan seluruh tubuh Kristus. Dalam kerasulan awam, kita dipanggil untuk menerjemahkan keempat sifat ini ke dalam tindakan nyata: membangun kesatuan di tengah perbedaan, mengejar kekudusan dalam kehidupan sehari-hari, merangkul semua orang tanpa syarat, dan setia pada ajaran serta misi Kristus.

Karena Gereja bukan hanya tempat kita berdoa. Gereja adalah kita. Dan dunia menanti untuk melihat wajah Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik—dalam diri kita semua.

️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H., Advokat & Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik

 

#satukuduskatolikapostolik #kerasulanawam #gerejakatolik #imanyanghidup #wartakasih #cintadalamtindakan #imandankeadilan #gerejayangberjalanbersama #kesatuandalamkeberagaman #kuduskarenakristus #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin