JAKARTA - Presiden Joko Widodo bertemu dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz
Al Saud di Hotel Raffles, Jakarta Selatan. Keduanya kemudian bertemu
dengan para tokoh lintas agama di hotel tersebut.
Pertemuan
tersebut berlangsung tertutup. Kepala Biro Pers Media dan Informasi Bey
Machmudin mengatakan ada 28 tokoh lintas agama yang hadir dalam
pertemuan tersebut.
"Pertemuan Raja Salman dengan tokoh-tokoh
agama ini sangat istimewa karena dihadiri oleh 28 tokoh lintas agama,
yakni sembilan tokoh agama Islam, empat tokoh agama Kristen Protestan,
empat tokoh agama Kristen Katolik, empat tokoh agama Buddha, empat tokoh
agama Hindu, dan tiga tokoh agama Konghucu," kata Bey, Jumat
(3/3/2017).
Tokoh dari agama Islam yang hadir yakni Din
Syamsuddin, Prof Dr Azyumardi Azra, Prof Dr Kammarudin Amin, Prof Dr
Alwi Shihab, Zannuba Arriffah C Rahman (Yenny Wahid), Abdul Mufti,
Masyakuri Abdillah, Komaruddin Hidayat dan Yudie Latief.
Sementara itu, tokoh-tokoh yang mewakili agama Kristen Protestan adalah
Hanriette T Hutabarat, Pdt Rony Mandang, Pdt Dr Jacob Nahuway dan Gomar
Gultom. Dari agama Kristen Katholik hadir Mgr Ignatius Suharyo
Harjoatmojo, Mgr Antonius Subianto Osc, Mgr Paskalis Bruno Syukur Ofm
dan Franz Magnis Suseno.
Tokoh agama Buddha yang hadir yakni S
Hartati Tjakra Murdaya, Bhikku Sri Pannyavaro, Suhadi Sanjaya dan Arif
Harsono. Sementara itu, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ir Ketut
Parwata, Letjen TNI Purn Putu Soekreta Soeranta dan Made Gede Erata
adalah para tokoh yang mewakili agama Hindu.
Tokoh agama Konghucu yang hadir adalah Uung Sendana, Ws Budi Santoso Tanuwibowo dan XS Djangrana.
Pertemuan
itu juga dihadiri oleh para menteri Kabinet Kerja, yakni Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani,
Menteri Sekrataris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung,
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Agama Lukman Hakim
Saifuddin.
_________________________
Darius Leka, SH/ Sumber: www.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin