Selasa, 21 Maret 2017

PNS Katolik Diizinkan Absen Saat Tahbisan Uskup Sintang

PONTIANAK  – Pemerintah Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, mengizinkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) beragama Katolik untuk tidak masuk kerja saat pentabhisan Uskup Sintang, Mgr Samuel Oton Sidin OFM Cap di Gedung Olah Raga, Baning, Sintang, pukul 09.00 – 12.00 WIB, Rabu (22/3).

Uskup Sintang akan ditahbiskan Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, Mgr Mgr Antonio Guido Filipazzi, dihadiri para uskup di seluruh Indonesia. Keuskupan Sintang sendiri meliputi Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi dan Kabupaten Kapuas Hulu.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang, Yosepha Asnah, Minggu (19/3), menjelaskan, usai penthabisan seluruh PNS yang menghadiri misa tabhisan, bekerja seperti biasa dan menandatangani absensi elektronik sebelum meninggalkan kantor.

Menurut Yosepha, Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, Bupati Ketapang, Martin Rantan, Bupati Sanggau Paolus Hadi, Wakil Bupati Sanggau Yohanes Ontot, Bupati Sekadau Rufinus, Wakil Bupati Sekadau, Aloysius, Bupati Melawi Panji dan Wakil Bupati Kapuas Hulu Anton Ain Pamero, merupakan apatur negara yang ikut misa penthabisan Uskup Sintang, karena beragama Katolik.

Sebagai tuan rumah, Bupati Sintang Jarot Winarno (Islam) dan Wakil Bupati Sintang Askiman (Kristen Protestan), akan menyambut setiap tamu negara yang hadir dalam penthabisan Uskup Sintang di Bandar Udara Susilo Sintang, di sektor timur Provinsi Kalimantan Barat itu.

Dalam catatan, Keuskupan Sintang sudah empat kali mengalami pergantian uskup. Saat Keuskupan Sintang dibentuk tahun 1961, Vatikan menujuk Mgr Lambertus van Kessel SMM sebagai Uskup Sintang, dan kemudian diganti Mayor (Tituler) Isak Doera Pr) dari Kodam XII/Tanjungpura terhitung 19 Mei 1977.

Terhitung tanggal 29 Oktober 1999 Uskup Sintang dijabat Mgr Agustinus Agus Pr. Saat Agustinus Agung ditunjuk Vatikan menjadi Uskup Agung Pontianak terhitung 28 Agustus 2014, Vatikan menunjuk Samuel Oton Sidin sebagai Uskup Sintang terhitung 21 Desember 2016.

Mgr Samuel Oton Sidin dilahirkan di Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, 12 Desember 1954. Usai menyelesaikan pendidikan srata-1 di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Sumatera Utara, 1984, Samuel ditahbiskan menjadi imam dari Ordo Kapusin. Setahun kemudian, 1985, Samuel berangkat ke Roma, Italia, untuk menempuh pendidikan doktorat di bidang spiritualitas fransiskan.

Pada tahun 1990, pendidikan doctorat dari Antonianum, Roma, diselesaikan dengan disertasi berjudul: The Role of Creatures in Saint Francis’ Praising of God. Pakar fransiskanologi ini terlibat lama dalam bidang pendidikan calon imam Kapusin di Parapat dan Pematangsiantar, Sumatera Utara.
Mgr Samuel Oton Sidin OFM Cap meraih penghargaan Kalpataru dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, tanggal 5 Juni 2012. Samuel Oton Sidin dinilai paling berjasa memelihara keseimbangan hutan di lahan seluas 94 hektar, yakni Rumah Pelangi di Dusun Gunung Benuah, Desa Teluk Bakung, kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.

__________________________
Darius Leka, SH/ Foto: Matakatolik.com/ Sumber: www.netralitas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin