Senin, 08 Desember 2025

Masa Adven; Panggilan Kerasulan Awam Menjadi Terang di Tengah Dunia

JAKARTA  - Pada 1 Desember 2025, Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, menyampaikan ucapan selamat memasuki masa Adven kepada seluruh umat Katolik Indonesia. Dalam pernyataannya, beliau menekankan pentingnya kesiapan batin dan penghayatan nilai-nilai iman menjelang Natal. “Saya menyampaikan selamat memasuki masa Adven dan melaksanakan ibadah masa Adven bagi seluruh umat Katolik Indonesia,” ujar Menag Nasaruddin.

Ucapan ini bukan sekadar formalitas kenegaraan. Ia mencerminkan pengakuan negara terhadap dinamika spiritual umat Katolik yang tengah menapaki masa penantian penuh harap akan kelahiran Sang Juru Selamat. Namun, lebih dari itu, masa Adven adalah momentum reflektif bagi seluruh umat, khususnya para rasul awam, untuk memperbarui komitmen dalam mewartakan kasih Allah melalui karya nyata di tengah masyarakat.

Kerasulan awam bukanlah perpanjangan tangan hirarki, melainkan panggilan baptisan yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium Konsili Vatikan II, disebutkan bahwa kaum awam dipanggil untuk “menguduskan dunia dari dalam sebagai ragi.” Artinya, keterlibatan dalam bidang sosial, ekonomi, hukum, dan kemasyarakatan bukan sekadar aktivitas tambahan, melainkan bagian integral dari iman yang hidup.

Di berbagai penjuru Indonesia, komunitas-komunitas kerasulan awam telah menjadi motor penggerak perubahan. Di Nusa Tenggara Timur, kelompok-kelompok basis beriman aktif dalam koperasi kredit dan pelatihan kewirausahaan. Di Jakarta, komunitas advokasi hukum Katolik mendampingi masyarakat kecil dalam menghadapi ketidakadilan struktural. Di Yogyakarta, para relawan pastoral sosial mengorganisir dapur umum dan layanan kesehatan bagi kaum marginal.

Masa Adven bukan hanya tentang lilin ungu dan liturgi. Ia adalah seruan untuk menjadi terang di tengah kegelapan zaman. Dalam konteks sosial-politik yang penuh polarisasi, kerasulan awam dipanggil untuk menjadi jembatan dialog, pelopor keadilan, dan saksi kasih yang konkret. Gereja bukan hanya hadir di altar, tetapi juga di pasar, pengadilan, sekolah, dan jalanan.

Ucapan Menag Nasaruddin Umar menjadi pengingat bahwa negara melihat dan menghargai kontribusi umat Katolik. Namun, pengakuan itu harus dijawab dengan kesaksian hidup yang otentik. Kita tidak bisa hanya menunggu Natal sebagai perayaan liturgis; kita harus menjadikannya sebagai peristiwa transformasi sosial.

Sebagai advokat dan aktivis kerasulan awam, saya percaya bahwa iman yang tidak menjadi aksi adalah iman yang mandek. Adven adalah waktu untuk menyalakan kembali semangat kerasulan—bukan dengan teriakan, tetapi dengan pelayanan; bukan dengan simbol, tetapi dengan solidaritas.

Mari kita sambut Adven ini dengan hati yang terbuka dan tangan yang bekerja. Karena di setiap tindakan kasih, di sanalah Kristus lahir kembali.

 

Oleh; Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat dan Aktivis Kerasulan Awam Katolik

#shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang #masaadven #katolikindonesia #kerasulanawam #menagnasaruddinumar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin