Senin, 08 Desember 2025

Sakramen Tobat di Masa Adven: Jalan Sunyi Menuju Terang

KOTA DEPOK - Masa Adven bukan sekadar hitungan empat minggu menjelang Natal. Ia adalah perjalanan batin, sebuah ziarah rohani menuju kelahiran Sang Terang Dunia. Dalam perjalanan ini, Gereja Katolik mengajak umatnya untuk tidak hanya menghias rumah dan menyiapkan hadiah, tetapi terlebih dahulu menata hati. Dan salah satu cara paling mendasar untuk itu adalah melalui Sakramen Tobat.

Menurut ajaran Gereja, Sakramen Tobat adalah sarana rahmat di mana umat menerima pengampunan dosa dan dipulihkan dalam persatuan dengan Allah dan Gereja. Dalam konteks Adven, sakramen ini menjadi sangat penting karena:

  • Membersihkan hati menyambut Kristus: Seperti rumah yang dibersihkan sebelum menyambut tamu agung, hati kita pun perlu dibersihkan dari dosa sebelum menyambut kelahiran Sang Juru Selamat.
  • Menghidupkan kembali relasi dengan Allah: Dosa memisahkan kita dari kasih Allah. Tobat adalah jembatan yang menghubungkan kembali relasi yang retak itu.
  • Membuka ruang bagi pertobatan sejati: Adven adalah masa pertobatan, bukan sekadar penantian. Sakramen Tobat menjadi tindakan konkret dari pertobatan itu.

Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya menyaksikan bagaimana dosa tidak hanya berdampak secara pribadi, tetapi juga sosial. Ketidakadilan, korupsi, kekerasan, dan ketidakpedulian adalah buah dari dosa yang terstruktur. Maka, pertobatan sejati tidak berhenti pada pengakuan pribadi, tetapi harus menjelma dalam tindakan sosial.

Di berbagai komunitas Katolik, saya melihat bagaimana Sakramen Tobat menjadi titik balik. Seorang pengusaha yang setelah bertobat memutuskan untuk menggaji karyawannya secara adil. Seorang pejabat yang berhenti menerima suap setelah mengalami pertobatan batin. Seorang pemuda yang kembali ke jalan pelayanan setelah bertahun-tahun menjauh dari Gereja. Inilah buah nyata dari sakramen yang sering dianggap “biasa” itu.

Dalam Reconciliatio et Paenitentia, Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa pertobatan adalah tindakan profetik. Ia bukan hanya soal menyesal, tetapi juga soal keberanian untuk mengubah arah hidup. Dalam dunia yang sering kali membenarkan dosa atas nama kebebasan, Sakramen Tobat adalah pernyataan iman bahwa kasih Allah lebih besar dari segala luka.

Menerima Sakramen Tobat di masa Adven bukanlah kewajiban administratif. Ia adalah undangan kasih. Undangan untuk kembali. Untuk memulai lagi. Untuk menjadi terang di tengah dunia yang gelap.

Mari kita sambut Natal bukan hanya dengan lilin dan lagu, tetapi dengan hati yang diperbarui. Karena hanya hati yang bersih yang mampu mengenali Kristus yang lahir dalam kesederhanaan.

 

Oleh; Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat dan Aktivis Kerasulan Awam Katolik

#shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang #sakramentobat #adven #pertobatan #kerasulanawam #gerejakatolik #imanaktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin