KOTA DEPOK - Masa Adven bukan sekadar hitungan empat minggu menjelang Natal. Ia adalah perjalanan batin, sebuah ziarah rohani menuju kelahiran Sang Terang Dunia. Dalam perjalanan ini, Gereja Katolik mengajak umatnya untuk tidak hanya menghias rumah dan menyiapkan hadiah, tetapi terlebih dahulu menata hati. Dan salah satu cara paling mendasar untuk itu adalah melalui Sakramen Tobat.
Menurut ajaran Gereja, Sakramen Tobat adalah sarana rahmat
di mana umat menerima pengampunan dosa dan dipulihkan dalam persatuan dengan
Allah dan Gereja. Dalam konteks Adven, sakramen ini menjadi sangat penting
karena:
- Membersihkan
hati menyambut Kristus:
Seperti rumah yang dibersihkan sebelum menyambut tamu agung, hati kita pun
perlu dibersihkan dari dosa sebelum menyambut kelahiran Sang Juru Selamat.
- Menghidupkan
kembali relasi dengan Allah:
Dosa memisahkan kita dari kasih Allah. Tobat adalah jembatan yang
menghubungkan kembali relasi yang retak itu.
- Membuka
ruang bagi pertobatan sejati:
Adven adalah masa pertobatan, bukan sekadar penantian. Sakramen Tobat
menjadi tindakan konkret dari pertobatan itu.
Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya
menyaksikan bagaimana dosa tidak hanya berdampak secara pribadi, tetapi juga
sosial. Ketidakadilan, korupsi, kekerasan, dan ketidakpedulian adalah buah dari
dosa yang terstruktur. Maka, pertobatan sejati tidak berhenti pada pengakuan pribadi,
tetapi harus menjelma dalam tindakan sosial.
Di berbagai komunitas Katolik, saya melihat bagaimana
Sakramen Tobat menjadi titik balik. Seorang pengusaha yang setelah bertobat
memutuskan untuk menggaji karyawannya secara adil. Seorang pejabat yang berhenti
menerima suap setelah mengalami pertobatan batin. Seorang pemuda yang kembali
ke jalan pelayanan setelah bertahun-tahun menjauh dari Gereja. Inilah buah
nyata dari sakramen yang sering dianggap “biasa” itu.
Dalam Reconciliatio et Paenitentia, Paus Yohanes
Paulus II menegaskan bahwa pertobatan adalah tindakan profetik. Ia bukan hanya
soal menyesal, tetapi juga soal keberanian untuk mengubah arah hidup. Dalam
dunia yang sering kali membenarkan dosa atas nama kebebasan, Sakramen Tobat
adalah pernyataan iman bahwa kasih Allah lebih besar dari segala luka.
Menerima Sakramen Tobat di masa Adven bukanlah kewajiban
administratif. Ia adalah undangan kasih. Undangan untuk kembali. Untuk memulai
lagi. Untuk menjadi terang di tengah dunia yang gelap.
Mari kita sambut Natal bukan hanya dengan lilin dan lagu,
tetapi dengan hati yang diperbarui. Karena hanya hati yang bersih yang mampu
mengenali Kristus yang lahir dalam kesederhanaan.
Oleh; Darius Leka, S.H., M.H. –
Advokat dan Aktivis Kerasulan Awam Katolik
#shdariusleka #reels #foryou #fyp
#jangkauanluas @semuaorang #sakramentobat #adven #pertobatan #kerasulanawam
#gerejakatolik #imanaktif

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin