![]() |
Sifat Allah selalu mempersatukan |
(Mrk 10:2). Pertanyaan yang diajukan untuk Yesus tersebut menarik, setidak-tidaknya bagi saya. Mengapa? Pertanyaan itu menyiratkan keingintahuan untuk mencari celah-celah aturan atau hukum agar bebas menceraikan. Ada harapan bahwa celah-celah ditemukan sehingga bisa mengayunkan langkah berikutnya, yaitu cerai. Jadi, pertanyaan itu seputar hukum-aturan dan celahnya. Jika pola pertanyaan itu tetap dipertahankan sampai sekarang, saya khawatir angka perceraian semakin tinggi. Kesadaran bahwa perkawinan tidak semata-mata masalah hukum, tetapi juga terlebih-lebih iman kian tipis.
Perkawinan bukan pertama-tama masalah hukum, tetapi masalah iman. Yesus mengajak untuk melompat tinggi ke arah iman itu, yaitu dengan mengatakan, Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. (10:6-8). Dalam terang iman, Allah sendirilah yang menyatukan laki-laki dan perempuan agar mereka bisa hidup bahagia dalam keluarga. Allah menyatukan, tetapi seringkali manusia memisahkan. Apa sebab? Manusia berhati tegar, ketus, keras kepala, egois…. Tuhan, kasihanilah kami!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin