Pastor Agustinus Anton Widarto,OFM (tengah) dalam misa perdananya |
Setelah ditahbiskan oleh Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo, masih ingat dalam benak kita Pastor Agustinus Anton Widarto, sabtu, (3/9) pada misa pukul 17.30 WIB mengadakan misa perdana. Misa perdana yang didampingi oleh: Pater Stanislaun Agus Haryanto, OFM, Pater Bonefasius Budiman, OFM, Pater Tauchen Hotlan Girsang, OFM dan Frater Leon Hambur, OFM dilanjutkan dengan acara ramahtama bersama umat St. Paulus Depok.
Orang baik adalah orang yang berani memperbaiki kesalahannya. Terima kasih atas perhatian dan dukungan atas panggilan saya. Itulah ungkapan pastor Anton dalam kotbah singkat putra kedua dari pasangan FX. Srinyoto dan Fransiska Romana Sriwarti, yang lahir tanggal 8 April 1983 di Magelang.
Atas pilihannya sendiri ia bertekad menjadi seorang imam, hingga ditabiskannya Rm. Anton, OFM tanggal 22 Agustus 2011 menjadi imam adalah pilihan pribadi. Selain itu adanya dukungan keluarga, kenalan serta teman-teman, walaupun ada yang tidak menyetujui atas panggilan yang saya pilih.
Koor dari Ling. St. Laurensius dalam misa perdana Rm. Anton |
Selama menjalani masa diakonat di gereja St. Paulus Depok, pastor Anton yang belajar Teologia dan Filsafat di Jakarta sejak tahun 2004 – 2010 bagi paroki St. Paulus Depok ia mendapat kesan dan pesan tersendiri. “Bersyukur diterima di paroki ini, pastor paroki selalu mengingatkan dan memototifasi atas panggilan yang dijalankan, untuk mau lebih menyapa umat” ujarnya. Sesuai denga kata-kata St. Fransiskus Asisi, Perbaikilah gerejamu, untuk terlibat dalam setiap kegiatan. OMK itu kritis namun harus diimbangi dengan aksi. Apa yang bisa kita perbuat untuk gereja untuk lebih baik, harapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan “selama menjalani hidup hingga ditahbiskannya menjadi seorang imam, “saya sangat dikuatkan semua orang terutama orangtua ketika aku mau jatuh” kata pastor yang kini bertugas menangani keuangan Provinsi OFM Indonesia.
Bersama Saudara-Saudara Dina
Yang melatar belakangi pastor Anton untuk memilih bergabung dengan saudara-saudara ordo OFM, hal itu terlihat dari keberadaanya di Novisiat Transitus Depok sejak 2003-2004. “saya yakin ada maksud Tuhan dibalik ini semua ini. Selain itu nama besar St. Fransiskus Asisi”, katanya.
Kepada kaum muda St. Paulus Depok, beliau berharap; pada dasarnya kaum muda St. Paulus Depok adalah masa depan gereja. Untuk itu mereka harus menghidupinya. Mereka harus lebih dewasa. Artinya jika melihat sesuatu yang dianggap tradisional atau ketinggalan jaman dan semacamnya, mereka tidak hanya menjadi seorang pengkritik tetapi mereka harus berbuat apa terhadap gereja. Bagi kaum muda St. Paulus Depok jika ada hal-hal yang kurang berkenan baik untuk saat sekarang maupun masa yang akan datang harus adanya komunikasi dan siap untuk menerima teguran dan kritikkan.
Keluarga Darius AR; foto bersama Rm. Anton |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin