Jumat, 08 April 2011

KESATUAN TUBUH DAN DARAH KRISTUS DALAM EKARISTI

Oleh: Rm. Stanilaus Agus Haryanto, OFM
Syalom Romo yang terkasih……, saya akan bertanya mengapa pada saat komuni, umat hanya diberi hostia kudus saja? Bukankah dengan komuni; yang sebelumnya didahului dengan doa Syukur Agung, merupakan kenangan perjamuan suci terakhir dimana Yesus tidak hanya memberikan roti (hosti) saja tetapi juga Anggur? Terimakasih, salam dari; Hendrik - Citayam.

Terimakasih dan berkat Tuhan sebelumnya. Sakramen Ekaristi adalah kurban Tubuh dan Darah Tuhan Yesus sendiri yang ditetapkan-Nya untuk mengabadikan kurban salib selama perjalanan waktu sampai kembali-Nya dalam kemuliaan. Dia mempercayakan kepada Gereja kenangan akan wafat dan Kebangkitan-Nya. Sakramen Ekaristi merupakan tanda kesatuan, ikatan cinta kasih, perjamuan Paskah, saat Kristus diterima sehingga jiwa dipenuhi rahmat dan jaminan kemuliaan yang akan datang diberikan kepada kita.

Dalam Sakramen Ekaristi, kurban Kristus juga menjadi kurban anggota-anggota Tubuh-Nya. Kehidupan kaum beriman, pujian mereka, doa-doa, pekerjaan, dipersatukan dengan kehidupan Kristus. Sejauh merupakan kurban, Sakramen Ekaristi juga dipersembahkan untuk semua umat beriman, yang hidup dan yang mati, untuk pengampunan dosa-dosa semua orang dan untuk mendapatkan anugerah rohani dan jasmani dari Allah. Gereja di surge juga dipersatukan dengan persembahan Kristus ini.

Yesus Kristus hadir dalam Sakramen Ekaristi dalam cara yang unik dan taktertandingi. Dia hadir dengan cara yang sungguh-sungguh, nyata, dan substansial, dengan Tubuh dan Darah-Nya, dengan Jiwa dan Keilahian-Nya. Karena itu dalam Ekaristi, Dia hadir secara sakramental yaitu dalam rupa roti dan anggur ekaristi, Kristus penuh dan total, Allah dan Manusia.

Keikutsertaan umat beriman dalam Ekaristi itu ditunjukkan melalui penerimaan Tubuh dan Darah Kristus dalam Ekaristi. Tubuh dan darah Kristus adalah dua hal rupa dan berhakekat satu. Didalam Tubuh ada darah-Nya dan di dalam darah ada Tubuh-Nya. Menjadi satu kesatuan yang terus lestari atau abadi. Dalam kehidupan umat beriman, kadang ini dimengerti secara berbeda. Maka pada kesempatan ini saya hendak menyampaikan pertimbangan pastoral yang dapat dipegang bagi kita semuanya.

Karena hakekatnya Tubuh dan Darah Kristus itu adalah satu kesatuan, maka penerimaan Tubuh dan darah Kristus juga menjadi kesatuan itu. Didalam Tubuh-Nya terkandung darah-Nya. Maka sekarang penerimaan Tubuh dan darah Kristus dilambangkan denngan kesatuan Tubuh Kristus itu, orang menerima Tubuh (saja) juga akan selalu mengandung darah-Nya. Demikian pertimpangan teologis-pastoral. Kemudian pertimbangan pastoral praktisnya adalah tidak memungkinkan semua orang yang hadir dalam Ekaristi dapat secara efektif dari segi waktu untuk menerima Sakramen Ekaristi dalam dua rupa. Coba saudara bayangkan misalnya dalam satu kali kesempatan Perayaan Ekaristi yang hadir 1000 orang. Berapa liter anggur yang harus disediakan untuk dapat disambutnya. Maka atas dasar pertimbangan praktis, penerimaan Darah Kristus hanya dilakukan oleh imam yang membawakan Ekaristi, atas nama semua orang beriman yang hadir.

Namun dalam perayaan Ekaristi dalam kelompok kecil, dapat dimungkinkan untuk penerimaan Sakramen Ekaristi dalam dua rupa, Tubuh dan Darah Kristus. Intinya adalah bahwa; penerimaan komuni Kudus pada hakekatnya adalah penerimaan Tubuh dan Darah Kristus, meskipun yang diterima oleh umat (hanya) Tubuh Kristus saja. Demikian semoga amanat Sakramen Ekaristi dapat berkembang dalam diri saudara.
Tuhan memberkati kita!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin