Ribuan umat Katolik Paroki St. Paulus Depok, mengawali Tri Hari Suci menjelang perayaan Paskah dengan menggelar misa Kamis Putih (21/04/2011) Berbagai persiapan telah dilakukan oleh panitia Paskah 2011 Gereja Katolik Santo Paulus Depok dengan tujuan agar misa dapat berjalan lancar.
Misa Kamis Putih yang digelar dua kali, yakni pada pukul 16.00 WIB dan 19.30 WIB ini tidak menghalangi niat suci umat ditengah guyuran hujan deras yang melanda Depok dan sekitarnya“Satu jam sebelum misa dimulai, umat telah datang ke gereja. Selain mempersiapkan batin, umat juga tidak ingin kehabisan tempat duduk,” kata salah seorang umat yang ternyata Panitia Paskah 2011 jika dilihat dari tanda pengenal yang melintang di lehernya. Menurutnya, dalam misa yang digelar untuk merayakan Tri Hari Suci menjelang perayaan Paskah ini, jumlah umat yang datang ke gereja akan jauh lebih banyak dibandingkan pada misa hari Minggu biasa. Hal ini disebabkan dengan adanya umat yang datang dari tempat/ paroki lain yang sengaja untuk berlibur atau berakhir pekan. Untuk itu, kami telah menambah kapasitas tempat duduk bagi umat dari halaman utama hinggga halaman belakang gereja.
Hidup Suci
Selain tempat duduk, panitia juga telah mempersiapkan altar dengan liturgi perayaan yang didominasi dengan warna putih. Pilihan warna putih ini mungkin mau mengungkapkan betapa penting saatnya umat Katolik untuk memurnikan hati dalam kehidupannya. “Secara umum, panitia beserta seluruh pengurus Dewan Pastoral telah mempersiapkan segala sesuatunya. Namun jika ada kejadian-kejadian kecil seperti rubuhnya tenda dibelakang gereja pada misa jam 19.30 WIB adalah sesuatu hal yang terjadi diluar perkiraan. Hal ini disebabkan oleh derasnya curah hujan, namun panitia dengan sigap langsung mengatasinya.
Pastor kepala Paroki Santo Paulus Depok, Romo Tauchen Hotlan Girsang, OFM dalam kotbah misa Kamis Putih yang didampingi Rm. Alex Lanur, OFM mengatakan “teruslah berjuang untuk menjadi suci, kita diajak untuk mengenang perjamuan Yesus Kristus dan pendirian sakramen Ekaristi atau sakramen misa kudus malam ini dalam rangka hidup suci. Oleh sebab itu mari kita berlomba untuk hidup suci/ kudus tidak hanya para imam saja tetapi termasuk umat sekalian”.Melalui perayaan Kamis Putih, pihak gereja juga bermaksud mengenang pendirian sakramen Ekaristi dan sakramen Imamat. Dua sakramen yang menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Sakramen Ekaristi merupakan makanan rohani dan sumber kekuatan dalam perziarahan hidup manusia Katolik menuju Tuhannya. Melalui sakramen Ekaristi, umat Katolik meyakini Tuhan hadir dalam rupa roti dan anggur yang perayaannya dipimpin oleh imam. “Di sinilah letak dua sakramen yang menjadi satu kesatuan,” ungkap pastor yang akrab disapa romo Tauchen ini. (DAR-KOMSOS)
Halaman gereja menjadi alternatif |
Hidup Suci
Selain tempat duduk, panitia juga telah mempersiapkan altar dengan liturgi perayaan yang didominasi dengan warna putih. Pilihan warna putih ini mungkin mau mengungkapkan betapa penting saatnya umat Katolik untuk memurnikan hati dalam kehidupannya. “Secara umum, panitia beserta seluruh pengurus Dewan Pastoral telah mempersiapkan segala sesuatunya. Namun jika ada kejadian-kejadian kecil seperti rubuhnya tenda dibelakang gereja pada misa jam 19.30 WIB adalah sesuatu hal yang terjadi diluar perkiraan. Hal ini disebabkan oleh derasnya curah hujan, namun panitia dengan sigap langsung mengatasinya.
Rm. Tauchen Hotlan Girsang, OFM |
Perarakan Sakramen Maha Kudus |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin