
✍️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H., Advokat & Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik
KOTA DEPOK - Minggu pagi, pukul 07.00 WIB, di Gereja Paroki
St. Herkulanus, Depok, suasana Misa Ekaristi tampak berbeda. Di antara umat
yang hadir, tampak sekelompok siswa dan siswi Katolik dari SMA Negeri 1 Depok
mengenakan wajah penuh semangat. Mereka bukan sekadar hadir untuk mengikuti
Misa, tetapi juga bersiap untuk sebuah misi pewartaan: mengikuti lomba drama
dalam rangka Pesta Syukur Pewartaan Komisi Kateketik Keuskupan Bogor di SMA
Regina Pacis, Bogor.
Didampingi oleh Frater Agustinus Deddy Budiawan, para siswa
ini membawa semangat “nothing to lose”—meski persiapan mereka minim, bahkan
beberapa rekan tidak bisa ikut karena sakit. Namun, semangat mereka tidak
surut. Mereka tahu, pewartaan bukan soal kesempurnaan, tetapi soal keberanian
untuk bersaksi.
Drama bukan sekadar seni panggung. Dalam konteks iman
Katolik, drama adalah media pewartaan yang hidup. Ia menghidupkan pesan Injil
dalam bentuk yang bisa dirasakan, dilihat, dan dihayati. Ketika anak-anak muda
ini berdiri di atas panggung, mereka bukan hanya berakting. Mereka sedang mewartakan
kasih Allah dengan bahasa yang dimengerti generasi mereka.
Rombongan ini terdiri dari wajah-wajah muda dari berbagai
paroki:
- Dari
Paroki St. Herkulanus: Dea Irene, Maria Kharisma B.G., Monica Agustin S.,
dan Yose Gregory Tarigan
- Dari
Paroki St. Paulus: Angela Pingkan Pustika R., Stella Adriana Putri,
Stevanny Putri, dan Jonathan Odilo
- Dari
Paroki St. Joannes Baptista: Margaretha Silia K. Herin
- Dari
Paroki St. Matius: Felicius Wayandhana
- Dari
Paroki St. Thomas: Nicolaus Ernest Mamonto
Mereka adalah wajah-wajah muda Gereja yang bersatu dalam
semangat kerasulan awam.
Setiba di lokasi lomba, mereka mendaftarkan diri dan
mendapat nomor urut dua untuk kategori SMA. Acara ini juga dimeriahkan oleh
siswa SD dan SMP se-Keuskupan Bogor, termasuk dari SMP Mardi Yuana Depok. Meski
tanpa target juara, mereka tetap tampil dengan sukacita dan optimisme.
Dan benar, seperti kata pepatah: “Rejeki tak akan ke mana.”
Dengan segala keterbatasan, mereka justru keluar sebagai juara pertama lomba
drama tingkat SMA se-Keuskupan Bogor. Sebuah pencapaian yang bukan hanya
membanggakan, tetapi juga menyentuh: bahwa Tuhan bekerja melalui siapa saja
yang mau melayani, bahkan dalam kesederhanaan.
Tak hanya itu, OMK Wilayah IV dari Paroki St. Herkulanus
juga menyabet juara pertama dalam lomba audiovisual. Sebuah bukti bahwa
pewartaan bisa dilakukan melalui berbagai media—panggung, layar, dan hati.
Sebagai aktivis kerasulan awam, saya melihat peristiwa ini
sebagai cermin dari harapan Gereja. Anak-anak muda ini bukan sekadar peserta
lomba. Mereka adalah pewarta masa kini. Mereka menunjukkan bahwa iman Katolik
tidak hanya hidup di altar, tetapi juga di panggung, di sekolah, dan di
ruang-ruang publik.
Kita, para orang dewasa, para pendamping, para imam, dan
para penggerak komunitas, memiliki tanggung jawab untuk terus mendampingi
mereka. Memberi ruang, memberi kepercayaan, dan memberi teladan. Sebab
pewartaan bukan hanya tugas para imam, tetapi juga tugas setiap orang yang
telah dibaptis—termasuk para pelajar SMA yang berani tampil di atas panggung
dengan iman yang hidup.
Proficiat untuk para juara dari SMA Negeri 1 Depok dan OMK
Wilayah IV Paroki St. Herkulanus. Kemenangan ini bukan hanya soal piala, tetapi
tentang keberanian untuk bersaksi. Semoga semangat ini terus menyala, dan
menjadi inspirasi bagi komunitas-komunitas lain untuk terus mewartakan kasih
dan cinta Allah dengan cara yang kreatif, kontekstual, dan menyentuh hati.
#pewartaanlewatdrama
#kerasulanawammuda #omkberdaya #gerejahadiruntukdunia #rasulawamberkarya
#imanyanghidup #komisikateketikbogor #pestasyukurpewartaan #omkjuara
#panggungpewartaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin