Jumat, 21 Oktober 2011

Umat Katolik St. Paulus Depok; Meriahkan Hari Pangan Sedunia

Ibu-ibu WKRI St. Paulus Depok
Sejak pagi, suasana pada misa pagi kedua, sangat berbeda dengan hari minggu sebelumnya. Para ibu berseragam Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) yang dikoordinir oleh Ibu Agustin Widodo dari Sie PSE, sibuk mempersiapkan segala macam rebusan yang dikirim dari 17 lingkungan dan 7 wilayah Paroki St. Paulus Depok seperti: ubi, singkong, kacang, pisang, dll. Selain makanan rebusan tersedia pula beberapa minuman tradisional seperti wedang jahe, dll dihalaman utama gereja. Tampak mereka sangat antusias mempersiapkan segala sesuatunya dalam merayakan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) yang jatuh pada 16 Oktober 2011.

Ibu WKRI St. Paulus  Depok, dalam HPS 16/10/2011
Tepat pukul 08.00 WIB peringatan HPS dimulai. Misa yang diawali dengan perarakan dari halaman pastoral diringi gamelan khas Jawa. Semua aneka hasil bumi ditandu oleh umat lingkungan St. Laurensius yang ketika itu sebagai petugas tata tertib, menjadi pemandangan unik dan menarik perhatian umat. Sebagai simbolisasi dari aneka hasil bumi yang dihasilkan oleh umat paroki setempat seperti: singkong, padi, kacang, pisang, melon, semangka, mangga, cabe, bawang, pete, wortel, terong, jambu, belimbing, kendondong, timun, kedelai, kelapa, papaya, jeruk, dll dipersiapkan dan dihias sedimikian rupa oleh Bapak FX. Marjono beserta umat lingkungannya.

Ekaris dalam HPS 2011 dipimpin Pastor Stanislaus Agus Suharyanto, OFM
Perayaan ekaristi Minggu (16/10) dimpin oleh Pastor Stanilaus Agus Suharyanto, OFM dan koor dipersembahkan oleh anak-anak SMP Desa Putera. Dalam kotbahnya Pastor Haryo mengajak untuk menjadi orang katolik dan orang Indonesia yang 100%. Keprihatinan ini sama halnya seperti yang dikatakan (alm.) Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ. Sekitar 25 atau 30 tahun yang lalu, dimana orang katolik yang sebelumnya unggul kini sudah hilang lenyap, tidak tahu apa alasannya. Jika hal itu terjadi pada diri kita, berarti kualitas kekatolikan kita harus dipertanyakan, ujarnya.

Kamu Harus Memberi Mereka Makan
Sehabis Perayaan Ekaristi, semua umat yang hadir diundang dalam acara makan bersama. Dalam gerakan Hari Pangan Sedunia 2011 yang bertema “KAMU HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN” Pastor Tauchen Hotlan Girsang, OFM yang turut hadir dalam menikmati makanan rebusan bersama sekitar 1500-an umatnya yang membanjiri halaman utama gereja dalam wawancara singkat dengannya, beliau menuturkan “pangan adalah sesuatu yang paling kita diandalkan. Artinya kita dihimbau khususnya kepada keluarga-keluarga untuk menghargai makanan. Karena dari sanalah hasil pangan itu berasal/ datang. Untuk ke depan diharapkan akan terus kita lakukan hal yang sama dalam perkenalkan manfaat pangan bagi kehidupan kita” harapnya.

Rm. Tauchen Hotlan Girsang, OFM di sela-sela acara HPS 2011
Kegiatan yang berlangsung meriah dari tahun-tahun sebelumnya ini, Pastor Tauchen menyimpulkan ada tiga hal penting yang dapat dijadikan bahan refleksi bagi kita. Ketiga hal itu adalah:
  1. Kita diajak untuk lebih peduli kepada mereka yang kurang berutung, teristimewa kepada mereka yang mengalami kelaparan yang disebabkan oleh berbagai hal.
  2. Dalam acara seperti ini kita tidak disekat-sekat. Hal yang nampak sekali adalah suasana kekeluargaan sebagai saudara. Kita tidak dibeda-bedakan. Orang kaya atau miskin ternyata sama dihadapan pangan. Mengapa? Karena kita mengkonsumsi dari hasil pangan yang sama seperti ubi, singkong, jangung, kacang, dll.
  3. Seruan/ panggilan bagi kita adalah bahwa Tuhan ternyata sudah menyediakan segala sesuatu yang cukup bagi kita. Namun terkadang kita terlalu rakus dan egois. Kita cendrung untuk menutup mata dan hati nurani kita kepada sesama yang berkekurangan pangan dan cendrung memperkaya diri sendiri.
Rm. Haryo bersama beberapa anggota DPP St. Paulus Depok
Hal yang sama diutarakan Pastor Haryo, “semoga dengan adanya gerakan hari pangan sedunia, kita juga mampu membuka pikiran dan hati kita untuk mau peduli terhadap mereka yang lapar. Kita harus solider terhadap mereka yang membutuhkan”. Beliau juga berharap Komisi PSE baik tingkat Keuskupan maupun Paroki sebaiknya digiatkan dalam sebuah program kerja, karena selama ini sepertinya belum ada yang memikirkan tentang hal ini. Mudah-mudahan dalam pertemuan para imam nanti diharapkan bisa diusulkan akan adanya kesadaran gerakan pangan. Dengan cara ini kita juga diajak untuk menghargai jerih payah para petani yang menghasilkan pangan, ujarnya.

Luar biasa...itu kesan yang didapat dari umat...
Mendapat Kesan Positif
Dari hasil pantauan, banyak umat yang puas dan mendapatkan kesan positif. Meriah dan luar biasa ungkap salah seorang umat, ternyata dengan hari pangan sendunia menyadarkan kita untuk tidak bergantung pada beras. Kita bisa gunakan dari potensi pangan yang ada. Sebut saja Bapk Nobertus Danun dari Lingkungan St. Yosep.

Makanan rebusan bisa dijadikan alternatif untuk segala kegiatan
Ketika ditanya soal kesan dan pesannya atas terselenggaranya HPS tahun ini. Bapak yang kini menjabat sebagai Ketua dari Lingkungan St. Yosep mengatakan “sebuah ajakkan yang baik sekali. Dia juga mengusulkan agar dalam setiap rapat apapun yang dilakukan baik lingkungan maupun paroki semoga bisa diganti dengan rebusan untuk menggantikan kue”. Foto dan tulisan oleh: Darius AR
(Perhatian: Foto atau tulisan ini, dilindungi oleh undang-undang)


Foto-foto kegiatan Hari Pangan Sedunia di Gereja Katolik St. Paulus Depok, Minggu (16/10/2011)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin