Selasa, 03 Januari 2012

HIDUP ADALAH PERUBAHAN

Sebut saja ia Tan Poo Cwan [ bukan nama sebenarnya ]. Tangannya begitu gesit memainkan pisau. Sebentar ia mengambil daging ayam, dengan sekejap ayam telah terpotong sesuai ukuran yang ia inginkan. Mentimun, wortel dan sayuran lainnya berurutan ia cincang dengan berbagai ragam model potongan. Sepasang tangannya begitu gesit dan tepat mengerjakan banyak hal, seperti tangan robot Jepang yang bekerja di berbagai perusahaan rakitan barang elektronik.

Pisau besar itu sebentar ia bersihkan sebentar ia tajamkan untuk kemudian melaksanakan segala keinginannya. Semua sayur dan daging segera berurutan ia masukan ke penggorengan yang kadang ia goyang goyangkan, diatasnya ia mainkan sendok atau sumpit besar. Kegiatannya bagai seorang pesilat sedang memainkan perisai dan pedangnya, diatas penggorengan yang kadang tersambar api dan berkobar untuk sesaat.

Masakan Tan Poo Cwan begitu terkenal dan nyaris tak pernah sepi dari pelanggan. Kami sekeluarga termasuk juga anjing saya sangat sering mengunjungi warung makannya. Nikmatnya masakan dan asiknya melihat proses memasak ditambah bonus daging sayap ayam ( sisa rebusan untuk kaldu ) diberikan khusus untuk anjing saya, “memaksa” kami sekeluarga rajin menyantap makanan hasil olahan Tan Poo Cwan.

Dua belas tahun kemudian.
Warung Tan Poo Cwan telah pindah dari kontrakan ke rumahnya yang berhasil ia beli. Warungnya yang baru lebih besar dan lebih nyaman, anaknya yang dulu balita kini telah membantu menjadi kasir, Pembantunya yang setia kini telah terlihat dewasa. Masakan Tan Poo Cwan masih juga enak. Namun warung Tan Poo Cwan tidak lagi ramai seperti dulu.

Tangan Tan Poo Cwan tidak lagi gesit. Ketika memotong daging ayam ia potong pelan pelan, tangannya sedikit bergetar ketika memegang pisau besar yang setia menemaninya dari dulu. Sambaran api di penggorengan tidak lagi terjadi, ia seperti sangat berhati hati memasukan satu persatu sayuran yang telah ia persiapkan. Sekarang waktu memasaknya menjadi lebih lama, atraksi memasaknya seperti adegan “slow motion”. Tidak atraktif dan nyaris seperti tukang masak yang sedang belajar. Tan Poo Cwan tidak lagi berdiri tegap dan gesit bergerak kesana kemari. Ia memasak sambil duduk di kursi yang dibuat khusus untuknya. Pembantunya benar  benar  membantu menyiapkan segala sesuatu keperluan Tan Poo Cwan.

Waktu terus berjalan, masakan pesananku juga sudah selesai, aku pulang membawa masakan dan “pesan alam”. Hidup adalah perubahan, seperti juga perubahan kehidupan Tan  Poo Cwan. Pada saatnya semuanya akan berubah.

Sebentar lagi tahun 2011 juga akan berubah menjadi 2012. Kita berharap hidup kita menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Desember adalah harapan karena disana ada Natal. Natal adalah harapan karena Natal-lah manusia mendapat pencerahan. Natal adalah jalan menuju kebahagiaan yang kekal. Natal adalah kesempatan memerdekaan diri.

Selamat Natal 2011 dan Tahun Baru 2012.

Yulianto Liestiono
yuliantoliestionoart.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin