Senin, 06 Agustus 2012

MOTIVASI

Oleh: P. Yan Ladju, OFM
Pengalaman menunjukkan bahwa orang yang imannya kuat akan tetap setia mengikuti Yesus biar pun banyak tantangan, kesulitan dan badai topan terus mengancam. Tetapi sebaliknya, orang yang imannya tidak kuat cepat menyerah. Imannya cepat luntur karena penderitaan atau kesulitan ; ia akan meninggalkan Gereja, bahkan rela meninggalkan Yesus (pindah agama) untuk mencari “aman”.
Tetapi iman yang kuat tidak muncul secara otomatis dan tidak tumbuh tanpa motivasi yang benar. Motivasi dalam hal iman berarti: “alasan paling dasar” atau “sebab yang paling utama” mengapa orang percaya kepada Yesus Kristus. Apabila orang mempunyai alasan yang kuat atau motivasi yang benar untuk percaya kepada Yesus, dan sungguh yakin bahwa Yesus adalah satu-satunya Penyelamat yang mampu memberi kebahagiaan sejati, - maka imannya kepada Yesus tak akan goncang. Ibarat “rumah yang didirikan di atas batu” : ia kokoh, kuat dan tak akan roboh biar pun “hujan, badai serta topan dan banjir datang menghantam”, seperti dikatakan Yesus dalam Mat. 7:24-27. Macam apakah motivasi iman yang benar ?
Injil Yohanes 6:24-25 yang dibacakan minggu ini menjelaskan hal itu melalui sebuah cerita tentang pertemuan Yesus dengan orang banyak. Mula-mula diceritakan bahwa orang berbondong mengikuti Yesus ; Ia menyembuhkan orang-orang sakit dan mengerjakan banyak mujizat. Kemudian, ketika melihat bahwa orang-orang itu lapar padahal tidak ada persiapan makanan Yesus lalu memperbanyak 5 potong roti dan 2 ekor ikan untuk memberi makan 5.000 orang yang hadir saat itu. Setelah itu, Ia menyeberang danau dan sampai ke kota Kapernaum. Tetapi orang-orang itu terus mencari dan mengejar-ngejar-Nya. Maka Yesus bertanya, “Mengapa kamu terus mencari Aku ?” Kata-kata Yesus itu sebetulnya memuat pertanyaan mengenai motivasi. Apa motivasi (=alasan)mu mencari Aku ? Apakah kamu sungguh-sungguh mencari Aku karena percaya kepada-Ku, ataukah kamu mencari Aku karena kamu sudah kenyang oleh roti yang saya berikan ? demikian kira-kira maksud Yesus.
Terhadap pertanyaan itu, ada 2 kemungkinan jawaban, - dan keduanya menunjuk kepada motivasi mencari Yesus.
Pertama, orang mencari Yesus karena senang menyaksikan kehebatan Yesus dan karena Yesus mampu memenuhi lapar mereka dengan roti, apalagi roti gratis. Dalam hal ini, motivasi mereka adalah perasaan mereka sendiri. Mereka senang karena mendapat sesuatu dari Yesus. Jawaban kedua sedikit lain. Mereka mencari Yesus karena tertarik oleh pribadi Yesus. Mereka menyaksikan mujizat-mujizat-Nya dan “melihat tanda-tanda keilahian” pada Yesus. Seperti orang-orang lain, mereka juga senang dan telah makan roti, tetapi mereka lebih fokus pada pribadi Yesus. Mereka percaya bahwa dalam diri Yesus ada “daya ilahi” yang bekerja ; artinya, mereka percaya bahwa Allah bekerja dalam Yesus dan Yesus mengerjakan pekerjaan Allah, sebab hanya Allah yang dapat membuat mujizat menyembuhkan penyakit serta memperbanyak roti/ikan, seperti yang dikerjakan-Nya pada zaman dulu di padang gurun, waktu Ia memberi manna dan burung puyuh sebagai makanan bagi seluruh umat Israel.
Dua macam motivasi itulah yang menjadi pelajaran bagi kita. Dan dari keduanya, yang benar adalah motivasi yang kedua, yaitu mencari Yesus karena pribadi-Nya, bukan karena merasa senang dan telah makan roti-Nya. Dalam motivasi yang kedua ini, orang tertarik karena “melihat tanda-tanda ilahi” pada Yesus dan percaya bahwa Allah hadir dalam Yesus. Karena itu, bagi mereka Yesus bukan “tukang sihir” atau pembuat mujizat yang mau menghibur orang yang susah dan sanggup menjawab semua keinginan, melainkan Allah yang hadir ke tengah dunia. Singkatnya, mereka mencari Yesus karena percaya kepada-Nya bahwa Ia adalah Allah yang hadir dan memperhatikan kebutuhan umat-Nya. Itulah motivasi iman yang benar.
Banyak orang yang meninggalkan Gereja Katolik karena kecewa, sakit hati atau karena alasan-alasan lain. Bahkan ada yang meninggalkan Yesus dan pindah agama lain. Semua itu bisa saja terjadi, bahkan cukup sering terjadi. Beberapa tahun lalu misalnya, ada sekelompok orang yang ramai-ramai pindah ke gereja Sungai Yordan karena tidak menerima keputusan hirarki (Uskup) terkait salah satu soal. Pernah juga terjadi, bahwa seorang tokoh umat pindah ke gereja lain karena tersinggung bahwa sumbangan dan jasanya kurang dihargai oleh Pastor Paroki dan Dewan Paroki. Juga sering terjadi bahwa orang meninggalkan iman katolik karena jodoh atau karena godaan pangkat/jabatan. Yang lain lagi, pindah gereja karena merasa tidak dihargai dan tidak diperhatikan secara ekonomis. Masih banyak contoh lain.
Sebenarnya, beriman kepada pribadi Yesus samasekali tidak berarti bahwa orang bebas dari bentrok, dari rasa kecewa atau dari macam-macam kesulitan. Yesus sendiri berkata “Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah dari pada-Ku sebab Aku lembut dan rendah hati”. Artinya, menjadi pengikut Kristus juga tetap ada kesulitannya. Hidup Yesus sendiri adalah contohnya : Ia menghadapi banyak kesulitan, mulai dari lahirnya sampai wafat di salib.
Tetapi kepada semua orang yang percaya kepada-Nya, Yesus juga menjanjikan bantuan langsung. Ia berkata,”Datanglah kepada-Ku, dan Aku akan menyegarkan kamu”. Yesus menawarkan bantuan-Nya melalui kitab suci, melalui sesama manusia dan alam semesta, melalui sakramen-sakramen terutama Komuni kudus, “roti kehidupan” yang menguatkan kita. ”Akulah roti hidup” kata Yesus. Barangsiapa datang kepada-Ku tidak akan lapar lagi dan barangsiapa percaya kepada-Ku ia tidak akan haus lagi”. Jadi, kuncinya adalah percaya kepada pribadi Yesus.
Dalam iman kepada pribadi Yesus juga ada hal yang perlu kita usahakan yaitu memurnikan motivasi. Kita berdoa, kita membaca Kitab suci, kita rajin menerima sakramen-sakramen bukan pertama-tama karena takut dihukum atau karena takut neraka, melainkan semata-mata karena mau pasrah kepada-Nya. Karena mau bersujud, memuji dan memuliakan Dia. Kita melakukan semua hal itu semata-mata karena sadar bahwa Dia adalah Allah mahakasih yang lebih dahulu mengorbankan diri-Nya untuk kita tanpa jasa kita sedikit pun. Kita mau terus mencari Yesus karena Dia senantiasa mengasihi kita, jauh melampaui apa yang kita harapkan dan kita usahakan.
Itulah makna motivasi iman. Motivasi itulah yang membuat kita terus mencari Yesus. Dan kalau kita rajin mencari-Nya, Ia akan memberi kita “roti kehidupan” lebih banyak lagi.


Depok, 2 Agustus 2012

Pesta Bunda Maria Ratu Para Malaikat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin