Imbauan ini bukan sekadar dokumen. Ia adalah seruan profetik
yang menggugah: bahwa setiap orang Katolik dipanggil untuk menjadi pewarta.
Bahwa pewartaan bukan tugas segelintir imam atau biarawan, tetapi panggilan
seluruh umat beriman.
Di Paroki Santo Paulus Depok, Keuskupan Bogor, semangat Evangelii
Nuntiandi menjelma dalam bentuk konkret: Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP).
Sejak dicanangkan pada tahun 2007, KEP menjadi ruang formasi yang menyentuh
dimensi terdalam dari penginjilan: bahwa sebelum seseorang menginjili, ia harus
terlebih dahulu mengalami dirinya diinjili oleh Yesus sendiri.
KEP bukan sekadar kursus. Ia adalah perjalanan rohani. Dari
rekoleksi, pengajaran, ujian, hingga retret pengutusan, setiap peserta diajak untuk
mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus, agar pada akhirnya mampu menjawab
panggilan Ekaristi: “Pergilah, kita diutus!”
Pada Minggu malam, 25 September 2016, sebanyak 59 peserta
KEP Angkatan VII dinyatakan lulus. Dalam sebuah seremoni sederhana namun penuh
makna di Ruang Roma, sertifikat kelulusan diserahkan, dan tongkat estafet
kepanitiaan berpindah dari Bapak RB Suyono (Ketua KEP VI) kepada Bapak
Caracciolus Birana (Ketua KEP VII).
Romo Alfons Suhardi, OFM, hadir memberikan berkat dan
dukungan. Para alumni KEP dari angkatan sebelumnya turut hadir, menciptakan
suasana kekeluargaan yang hangat dan penuh semangat.
Dalam acara tersebut, penghargaan khusus diberikan kepada
beberapa peserta yang menunjukkan ketekunan luar biasa:
- Maria
Imaculata Widiastuti sebagai peserta terajin
- Pricilia
Chika Alexandra sebagai peserta termuda
- FX
Suharto sebagai peserta tertua
- Pasangan
suami-istri Antonius Bayu Nugroho dan Kristina Marindra Mayasari, yang
selalu hadir bersama anak mereka di setiap sesi
Mereka adalah wajah-wajah pewarta masa kini—yang menunjukkan
bahwa tidak ada batas usia, status, atau kesibukan untuk menjawab panggilan
Tuhan.
“Tidak ada yang tak mungkin untuk mengikuti Kursus KEP,”
ujar mereka dengan penuh keyakinan.
Sebagai aktivis kerasulan awam, saya melihat KEP sebagai
salah satu bentuk konkret dari pembaruan Gereja yang diimpikan Konsili Vatikan
II. Ia mengembalikan pewartaan Injil ke tangan umat. Ia mengubah pewartaan dari
program menjadi gaya hidup. Ia menjadikan setiap rumah, kantor, dan komunitas
sebagai ladang misi.
KEP bukan hanya tentang berbicara. Ia tentang menjadi saksi.
Tentang hidup yang mencerminkan kasih Kristus. Tentang keberanian untuk
menyapa, mendengarkan, dan mengajak orang lain kepada terang Injil.
Dari angkatan ke angkatan, KEP di Paroki Santo Paulus Depok
terus bergulir. Ia adalah gema pewartaan yang tak pernah padam. Ia adalah api
yang terus menyala, menerangi generasi demi generasi.
Dan kita, sebagai umat, dipanggil untuk menjaga api itu.
Untuk terus diinjili, agar kita mampu menginjili. Karena pewartaan bukan tugas
tambahan. Ia adalah identitas kita sebagai murid Kristus.
✍️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H., Advokat &
Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik
#kursusevangelisasipribadi
#kepstpaulusdepok #kerasulanawam #gerejakatolik #wartakasih #imanyanghidup
#evangeliinuntiandi #pergilahkitadiutus #cintadalamtindakan
#pewartaanyangmenyentuh #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin