Rabu, 22 Februari 2017

Ritus Baptisan: Simbol dan Makna

“Inilah malam yang kini di seluruh dunia memisahkan umat Kristiani dari kejahatan duniawi dan dari kegelapan dosa, menuntun mereka kepada rahmat dan menggabungkannya kepada yang kudus.” ~Exsultet~

Pada perayaan Sabtu Suci terdapat dua hal yang memiliki makna yang sangat mendalam, yakni upacara cahaya dan liturgi pembaptisan. Keduanya memiliki unsur yang kaya makna dan terjalin erat, yakni terang dan air.

Pada bacaan pertama kita mendengarkan kembali tentang kisah penciptaan, kemudian diikuti dengan kisah pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Kisah menciptakan menggambarkan karya Allah yang menciptakan keteraturan, harmoni. Karya penciptaan Allah diawali dengan kata “Jadilah Terang – Fiat Lux!”. Terang menggambarkan ciptaan baru, kelahiran baru. Dan Allah melihat bahwa “semuanya ini baik.”

Namun gambaran yang bertentangan dengan kisah penciptaan terlihat dalam bacaan tentang pembebasan bangsa Israel.Dunia yang diciptakan baik adanya, menjadi tidak baik sejak dosa masuk ke dalam dunia melalui dosa orang tua pertama kita, Adam dan Hawa. Manusia diusir dari taman Eden, dan diasingkan ke dalam dunia yang dikuasai oleh kegelapan dan dosa. Perbudakan bangsa Mesir terhadap Israel menggambarkan sebuah tatanan dunia yang dipengaruhi oleh dosa, dan karenanya umat Israel membutuhkan Sang Pembebas.

Seseorang yang belum dibaptis berada dalam kondisi seperti bangsa Israel. Mereka masih berada di bawah pengaruh kegelapan dan dosa. Oleh karena itu, ritus baptisan pada masa Gereja perdana, calon baptis menghadap ke barat. Arah barat menandakan matahari terbenam, kematian, kegelapan, dosa. Sambil menghadap ke barat mereka menyatakan diri untuk menolak setan, kebesarannya, dan dosa. Kemudian pakaian lama mereka dilepas. Gestur ini menandakan bahwa mereka yang hendak menerima Kristus dan menjadi bagian dari Gereja Allah, harus meninggalkan gaya hidup mereka yang lama. St. Paulus mengungkapkan gaya hidup yang lama ini sebagai “perbuatan daging…yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.”(Gal 5:19-21)

Lalu calon baptis menghadap ke timur. Arah timur menandakan matahari terbit, kebangkitan, terang, Yesus Kristus. Menghadap ke timur berarti menghadap kepada Tuhan – conversi ad Dominum. Dalam liturgi, kita juga diingatkan untuk “sursum corda – mengarahkan hati kepada Tuhan kita”.
Karenanya, ketika menghadap ke timur, kita berkata: saya mau keluar dari kegelapan. Saya mau menyambut datangnya sang Terang dalam hidup saya. Hari ini juga, kehidupan lama saya, manusia lama saya, telah mati. Saya mau menjadi manusia baru, dengan Kristus yang menjadi pusat keberadaan saya.

Setelah itu mereka masuk ke dalam kolam baptisan. Kemudian mereka menyatakan pengakuan iman, lalu dibenamkan tiga kali dalam air kemudian keluar dari air. Simbolisme masuk ke dalam merupakan simbol Kristus yang turun dari salib dan berada di makam. Untuk mengalahkan kematian, maka Kristus harus masuk ke dalam kematian. Pangeran kehidupan, agar dapat bangkit, harus mati terlebih dahulu. Kematian-Nya di salib adalah tindakan kasih yang tertinggi. Melalui kematian-Nya, Ia menegaskan eksistensi-Nya sebagai “gembala yang baik, yang mau menyerahkan nyawa-Nya demi sahabat-sahabat-Nya”. Melalui kematian-Nya, menjadi nyata bahwa “kasih lebih kuat daripada maut”“Tiga kali” menandakan Kristus yang berada di makam selama tiga hari. Setelah dibenamkan, mereka juga keluar sebanyak tiga kali. Tindakan keluar dari air ini menandakan kebangkitan, kelahiran dan kehidupan yang baru. Simbolisme ini dipertegas dengan pakaian baru yang dikenakan oleh calon baptis. Sebuah pakaian berwarna putih yang menandakan sebuah cara hidup yang baru. Tidak lagi kita hidup menurut daging, melainkan hidup menurut roh. Dan buah-buah roh yang diterima adalah “kasih, sukacita, kedamaian, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kelemahlemmbutan, kesetiaan, pengendalian diri” (Gal 5:22)

Lalu, mereka yang dibaptis menerima lilin baptisan Terang yang dipancarkan dari cahaya lilin melambangkan Kristus, sang terang. Penerimaan lilin ini menjadi ungkapan bahwa Allah sendiri berkata kepada mereka,”jadilah terang.” Sekarang mereka menjadi anak-anak terang. Terang Kristus memisahkan yang benar dari yang salah, yang baik dari yang jahat. Oleh karena itu pula sakramen baptis juga disebut sebagai sakramen penerangan.

Ketika kita memperbaharui janji baptis, kita diajak untuk mengingat kembali realita yang dinyatakan melalui berbagai simbol dalam ritus baptisan. St. Agustinus menjabarkan bahwa Kristus, yang adalah terang, menerangi manusia dan memberikan kepadanya pengetahuan tentang dirinya. Kini manusia tidak perlu lagi menatap masa lalu dan terjebak dalam kegelapan dosa-dosanya yang lama, karena Kristus yang menjadi pelita yang menuntun langkah kaki kita. Kini, manusia tidak lagi hidup demi dirinya, melainkan hidup demi Kristus.

Mungkin ada yang bertanya, kalau Kristus sungguh mengalahkan maut dan dosa, mengapa manusia masih tetap berbuat dosa? Mengapa wafat dan kebangkitan Kristus tidak melenyapkan kecenderungan manusia untuk berdosa? Apakah kemenangan Kristus hanyalah kebohongan belaka?

Pembaptisan menghapuskan dosa asal dan seluruh dosa pribadi, serta memberikan manusia rahmat pengudusan. Rahmat inilah menjadi daya dan sumber kekuatan bagi kita untuk selalu memilih Allah dan menolak setan. Memang, pembaptisan tidak menghapuskan kecenderungan manusia untuk berdosa, karena Allah adalah kasih dan Ia ingin agar ciptaan-Nya mengasihi Ia dengan pilihan bebasnya, dan rahmat Allah mendorong kita untuk mencintai Allah, untuk selalu memperbaharui pertobatan kita. Kita memang masih bisa berdosa, tapi kita juga selalu diberikan rahmat untuk mengalahkannya, untuk berjuang memenangkan mahkota kemuliaan. (Sumber: luxveritatis7.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin