Rabu, 22 Februari 2017

Siapa Saja yang Dilahirkan Tanpa Dosa Asal?

Bagaimana seseorang dapat dilahirkan tanpa Dosa Asal?
Adam dan Hawa, dengan melanggar perintah Allah untuk tidak memakan buah Pohon Pengetahuan yang Baik dan yang Jahat (Kejadian 2:16-17; 3:1-19), membawa dosa dan kematian ke dalam dunia. Ajaran dan Tradisi Katolik Roma memegang bahwa dosa Adam diturunkan dari generasi ke generasi. Tidak hanya dunia di sekitar kita terkorupsi sedemikian rupa oleh dosa Adam sehingga hampir tidak mungkin tidak berbuat dosa (sebuah versi sederhana dari pandangan saudara-saudara dari Gereja Timur), melainkan juga kodrat kita pun telah begitu terkorupsi hingga hidup tanpa dosa itu menjadi tidak mungkin. Rusaknya kodrat kita inilah yang disebut sebagai Dosa Asal.

Tetapi, doktrin dan tradisi Katolik Roma, juga memegang teguh bahwa ada tiga orang yang dilahirkan tanpa Dosa Asal. Nah, bagaimana hal itu terjadi, jika Dosa Asal diwariskan secara fisik dari generasi ke generasi? Jawabannya berbeda dalam setiap kasus.

Yesus Kristus: Dikandung tanpa Dosa
Yesus Kristus dilahirkan tanpa dosa karena Ia pun dikandung tanpa dosa. Putera dari Perawan Maria, Kristus, juga adalah Putera Allah. Dalam tradisi Katolik Roma, Dosa Asal, seperti telah dijelaskan di atas, diwariskan dari ayah ke anaknya; hal ini terjadi melalui hubungan seksual. Karena Bapa dari Kristus adalah Allah sendiri, maka tidak ada Dosa Asal yang diwariskan. Dengan dikandung dari Roh Kudus melalui kerjasama sukarela Maria pada peristiwa Anunsiasi, Kristus tidak diperbudak oleh dosa Adam atau akibat-akibatnya.

Santa Perawan Maria: Dikandung tanpa Dosa
Sama halnya, Santa Perawan Maria juga dilahirkan tanpa Dosa Asal karena ia pun dikandung tanpa Dosa Asal. Konsep Maria dilindungi dari Dosa Asal inilah sebabnya kita menyebut Maria sebagai Yang Dikandung Tanpa Noda.

Akan tetapi, Maria terlindung dari Dosa Asal dengan cara yang berbeda dari Kristus. Maria adalah puteri Allah sama seperti Kristus adalah Putera Allah. Ayah Maria, Santo Yoakim, adalah seorang manusia, dan seperti semua manusia keturunan Adam, ia pun berada di dalam Dosa Asal. Normalnya, Yoakim akan mewariskan dosa ini kepada Maria melalui konsepsinya di dalam rahim Santa Anna.

Namun Allah memiliki rencana lain. Paus Pius IX mengatakan bahwa Santa Maria dilindungi dari Dosa Asal “sejak awal konsepsinya, oleh sebuah rahmat tunggal dan hak istimewa yang dianugerahkan oleh Allah yang Mahakuasa.” (Lihat Konstitusi Apostolik Ineffabilis Deus, di mana Pius IX secara infallibel mempromulgasikan doktrin Maria Dikandung Tanpa Noda). “Rahmat tunggal dan hak istimewa” tersebut dikaruniakan kepada Maria oleh karena pengetahuan awal (foreknowledge) Allah bahwa Maria akan setuju untuk menjadi ibunda dari Putera-Nya. Maria memiliki kehendak bebas; mungkin saja ia akan mengatakan tidak; namun Allah tahu bahwa ia tidak melakukan demikian. Dan karena itulah, “berkat jasa-jasa Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia,” Allah melindungi Maria dari noda Dosa Asal yang sudah menjadi kondisi umat manusia sejak Kejatuhan Adam dan Hawa.

Penting dicatat bahwa perlindungan Maria dari Dosa Asal sebetulnya tidak harus; Allah melakukannya atas dasar kasih yang begitu besar kepada Maria, dan melalui jasa-jasa penebusan Kristus. Karena Dosa Asal diwariskan dari ayah ke anak, Kristus tetap akan dikandung tanpa Dosa Asal bahkan meskipun Maria dilahirkan dengan Dosa Asal. Maka dari itu, penolakan dari kaum Protestan akan Maria Dikandung Tanpa Noda yang menyatakan bahwa hal tersebut memerlukan pembebasan orangtua Maria juga, dan seterusnya hingga Adam sendiri, adalah sebuah kekeliruan tentang bagaimana Dosa Asal diwariskan.

Agar Kristus dapat dilahirkan tanpa Dosa Asal, tidak wajib Maria juga dilahirkan tanpa Dosa Asal. Perlindungan Allah atas Maria merupakan sebuah tindakan murni karena kasih. Maria ditebus oleh Kristus; tetapi penebusannya dilaksanakan oleh Allah pada waktu konsepsinya, dalam antisipasi akan penebusan seluruh umat manusia oleh Kristus di kayu salib.

Yohanes Pembaptis: Dilahirkan tanpa Dosa Asal
Banyak orang Katolik hari ini terkejut saat mengetahui bahwa tradisi Katolik mengajarkan bahwa ada orang ketiga yang juga dilahirkan tanpa Dosa Asal. Akan tetapi, ada perbedaan antara kelahiran tanpa dosa Santo Yohanes Pembaptis dengan kelahiran tanpa dosa Yesus dan Maria: Tidak seperti Yesus dan Maria, Yohanes Pembaptis dikandung dengan Dosa Asal, namun dilahirkan tanpanya. Bagaimana bisa demikian?

Ayah Yohanes, Zakaria, seperti juga Yoakim ayah Maria, berada dalam Dosa Asal. Namun Allah tidak melindungi Yohanes Pembaptis dari noda Dosa Asal pada saat konsepsinya. Jadi Yohanes pun, seperti kita semua keturunan Adam, juga berada di bawah Dosa Asal. Namun kemudian sebuah peristiwa mencengangkan terjadi. Maria, setelah diberi tahu oleh Malaikat Gabriel bahwa sepupunya, Elisabet, ibu dari Yohanes Pembaptis, sedang hamil pada usia tuanya (Lukas 1:36-37), pergi untuk membantu sepupunya tersebut. (Luk 1:39-40)

Peristiwa Visitasi ini ditemukan dalam Luk 1:39-56. Ini adalah kejadian yang menyentuh tentang kasih antara dua orang sepupu, namun kejadian tersebut juga menceritakan banyak mengenai keadaan spiritual Maria dan Yohanes Pembaptis. Malaikat Gabriel telah mengumumkan Maria sebagai “yang diberkati di antara wanita” (Luk 1:28), dan Elisabet, yang dipenuhi Roh Kudus, mengulang sapaan tersebut dan menambahnya: “Terberkatilah engkau di antara wanita, dan terberkatilah buah rahimmu” (Luk 1:42).

Dan sementara keduanya saling menyambut, “bayi [Yohanes Pembaptis] melonjak kegirangan di dalam rahim [Elisabet]” (Luk 1:41). Lonjakan ini oleh tradisi dipandang sebagai pengakuan Yohanes atas kehadiran Kristus; di dalam rahim ibunya, yang dipenuhi oleh Roh Kudus, Yohanes juga ikut dipenuhi oleh Roh Kudus, dan “lonjakan”-nya adalah sebuah bentuk Pembaptisan. Menurut catatan Catholic Encyclopedia tentang Sto. Yohanes Pembaptis:
Dalam enam bulan setelah peristiwa Anunsiasi, dan, setelah Maria mendengar kabar malaikat bahwa sepupunya sedang mengandung, ia pergi “cepat-cepat” untuk memberi ucapan selamat. “Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya”, seolah mengenali kehadiran Tuhannya. Maka terpenuhilah nubuat malaikat bahwa anak tersebut akan “dipenuhi oleh Roh Kudus sejak di dalam rahim ibunya.” Karena keberadaan dosa apapun tidak sejalan dengan tinggalnya Roh Kudus di dalam jiwa, maka ini berarti bahwa sejak kejadian tersebut Yohanes dibersihkan dari noda Dosa Asal.
Jadi Yohanes, tidak seperti Kristus dan Maria, dikandung dengan Dosa Asal; namun tiga bulan sebelum kelahirannya, ia dibersihkan dari Dosa Asal, dan dengan demikian ia dilahirkan tanpa Dosa Asal.

Dilahirkan tanpa Dosa Asal versus Dikandung tanpa Dosa Asal
Seperti sudah kita lihat, faktor-faktor yang membuat ketiga orang tersebut—Yesus Kristus, Santa Perawan Maria, dan Santo Yohanes Pembaptis—dilahirkan tanpa noda ternyata berbeda satu sama lain; dan efeknya pun berbeda juga, paling tidak bagi Yohanes Pembaptis. Kristus dan Maria, yang sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan Dosa Asal, tidak pernah terpapar juga dengan akibat-akibat merusak dari Dosa Asal, yang tetap ada meski Dosa Asal tersebut telah diampuni. Akibat-akibat yang dimaksud mencakup lemahnya kehendak, kaburnya daya pikir, dan kecenderungan berdosa—yaitu kecenderungan untuk memuaskan hasrat-hasrat kita, bukannya menaruh mereka di bawah kendali akal budi. Akibat-akibat inilah yang menyebabkan kita tetap sering jatuh ke dalam dosa bahkan setelah Pembaptisan kita, dan ketiadaan akibat-akibat tersebut adalah mengapa Kristus dan Maria dapat tetap bebas dari dosa sepanjang hidup mereka.

Namun demikian, Yohanes Pembaptis, pernah berada dalam Dosa Asal, walaupun ia dibersihkan sebelum kelahirannya. Pembersihan ini meletakkan Yohanes di posisi yang sama dengan kita setelah kita dibaptis: terbebas dari Dosa Asal, namun tetap disandera oleh akibat-akibatnya. Karena itulah ajaran Katolik tidak mengajarkan bahwa Yohanes Pembaptis tetap bebas dari dosa sepanjang hidupnya. Sekalipun peristiwa pembersihannya dari Dosa Asal termasuk luar biasa, Yohanes Pembaptis, sama seperti kita, tetap hidup di bawah bayang-bayang dosa dan kematian yang dijatuhkan Dosa Asal ke atas umat manusia.
_____________________________
Artikel asli:
Richert, Scott P. “Who Was Born Without Original Sin?” About – Catholicism.
Diterjemahkan oleh Anne untuk (Lux Veritatis 7)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin