Jumat, 17 Februari 2017

Tjhai Chui Mie, Wanita Tionghoa Pertama di RI Jadi Wali Kota

Foto: TheTanjungpuraTimes
Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (F-PDIP DPRD) Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, Tjhai Chui Mie (44 tahun), merupakan wanita Tionghoa pertama di Indonesia, bakal menjadi Wali Kota di Indonesia.

Kepastian Tjhai Chui Mie bakal jadi Wali Kota pertama dalam sejarah perjalanan politik masyarakat Tionghoa di Indonesia, karena dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Rabu, 15 Februari 2017, istri Lim Hok Nen, kelahiran Singkawang, 27 Februari 1972, berhasil meraih perolehan suara mutlak.

Ibu tujuh anak ini hampir pasti dinyatakan menang satu putaran dalam pemilihan Wali Kota Singkawang periode 2017 – 2022, berpasangan dengan Irwan. Total perolehan suara Tjhai Chui Mie – Irwan di atas 40%, jauh menggungguli tiga pasangan calon lainnya.

Tjhai Thui Mie, berasal dari Suku Hakka, pemeluk Agama Budha yang taat, mengembalikan tradisi politik masyarakat Tionghoa di Singkawang, setelah Bong Sau Fan alias Hasan Karman pernah menjadi Wali Kota Singkawang, 2007 – 2012.

Pada Pilkada langsung pertama kali digelar tahun 2007, Bong Sau Fan atau Hasan Karman, dipilih menjadi Walikota Singkawang. Tapi pada Pemilukada tahun 2012, Hasan Karman dikalahkan mantan Wali Kota Singkawang, Awang Ishak.

Mengacu hasil Pilkada tahun 2012, berarti baik Awang Ishak maupun Hasan Karman, sama-sama pernah dikalahkan dalam Pemilihan Wali Kota Singkawang. Awang Ishak dikalahkan Hasan Karman tahun 2007 dan Hasan Karman dikalahkan Awang Ishak tahun 2012.


Sesuai ketentuan, Wali Kota Singkawang periode 2012 – 2017, Awang Ishak tidak boleh lagi mencalonkan diri pada Pilkada tahun 2017, karena pernah menjadi Wali Kota Singkawang periode 2002 – 2007.

Tjhai Chui terjun ke bidang politik pertama kali pada Pemilu 2004 menjadi anggota DPRD Kota Singkawang, melalui pergantian antar waktu  Bong Wui Khong dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB). Pada Pemilu 2009, Tjhai Chui Mie kembali mencalonkan diri dari PIB dan berhasil menjadi Ketua DPRD Kota Singkawang, periode 2009 – 2014.  

Lantaran PIB tereliminasi secara nasional, Tjhai Chui Mei bergabung dengan PDIP dalam Pemilu 2014, sehingga menghantarkannya menjadi bakal Calon Wali Kota Singkawang Terpilih periode 2017 – 2022.

Tjhai Chui Mie mengaku, terjun ke bidang politik atas dorongan dari suami, anak-anak dan keluar besar. Jadi peserta Pilkada Kota Singkawang tahun 2017, atas dorongan penuh dari Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Provinsi Kalimantan Barat, Cornelis yang akan menghabisi masa jabatan periode kedua sebagai Gubernur Kalimantan Barat tanggal 14 Januari 2018.

Sekretaris DPD PDIP Provinsi Kalimantan Barat, Kebing Lyah, mengatakan, di samping Tjhai Chui Mie, partai berlambang kepala banteng moncong putih itu, menempatkan Karolin Margret Nathasa (34 tahun) sebagai bakal Calon Bupati Landak terpilih di Kabupaten Landak, berpasangan dengan Wakil Bupati Landak, Herculanus Heriadi.

“Dalam Pilkada serentak tahun 2017, PDIP hampir dipastikan menempatkan dua perempuan sebagai kepala pemerintahan otonom, yakni Tjhai Chui di Kota Singkawang dan Karolin Margret Nathasa di Kabupaten Landak,” kata Kebing, Jumat (17/2).

Karolin Margret Nathasa, lahir di Mempawah, tanggal 12 Maret 1982, merupakan anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP, puteri sulung Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis. Istri Andreas Adhy Nugroho dan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, meraih suara terbanyak dalam Pemilu legislatif seluruh Indonesia dalam kapasitas calon anggota DPR tahun 2014, yakni mengantongi 397.481 suara.

Saat Karolin dicalonkan di Kabupaten Landak, partai politik lain keroyokan mendukung, sehingga dinyatakan sebagai calon tunggal. Dalam perhitungan perolehan suara Pilkada serentak, Rabu, 15 Februari 2017, Karolin meraih perolehan suara di atas 90% dari keseluruhan suara diperebutkan di Kabupaten Landak.(dr/ist)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin