Kita menyaksikan bagaimana ayat-ayat suci dijadikan senjata politik. Nama
Allah diteriakkan bukan untuk menyembuhkan, tetapi untuk menghakimi. Tempat
ibadah berubah menjadi panggung agitasi. Bahkan orang mati pun tak luput dari
tarik-menarik kepentingan. Ini bukan lagi soal iman, tapi soal kekuasaan. Dan
ketika kekuasaan menunggangi agama, yang lahir bukan keselamatan, melainkan
ketakutan.
Sebagai seorang aktivis kerasulan awam, saya merasa terpanggil untuk
bersuara. Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman tidak boleh dipisahkan dari
akal budi. Fides et ratio—iman dan akal—adalah dua sayap yang membawa
manusia menuju kebenaran. Maka, beragama tanpa akal sehat adalah bentuk
pengkhianatan terhadap hakikat iman itu sendiri.
Kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa agama telah dijadikan
komoditas. Dalam Pilgub DKI Jakarta, misalnya, kita melihat bagaimana ayat-ayat
suci dijual untuk mendulang suara. Ada yang memanen rupiah dari mimbar, ada
yang memanen suara dari propaganda. Ini adalah politik sektarian dalam
bentuknya yang paling vulgar. Dan yang paling menyedihkan: semua itu dilakukan
atas nama Tuhan.
Ajaran Sosial Gereja menegaskan bahwa agama harus menjadi kekuatan pembebas,
bukan penindas. Ia harus hadir di tengah dunia, bukan untuk membangun menara
gading, tetapi untuk berpeluh bersama umat manusia. Namun, ketika agama terlalu
dalam tercebur dalam dunia tanpa kendali moral, ia bisa menjadi sumber
kejahatan. Ia bisa bersatu dengan kegelapan, bersekutu dengan kemungkaran.
Maka, kita harus mengembalikan agama pada hakikatnya. Biarkan agama menjadi
ruang perjumpaan, bukan arena perpecahan. Biarkan tempat ibadah kembali menjadi
tempat suci, bukan panggung kampanye. Biarkan orang mati menghadap Tuhannya
dengan damai, tanpa dihakimi oleh pilihan politiknya.
Keselamatan adalah milik semua orang. Surga tidak ditentukan oleh warna
partai atau pilihan di bilik suara. Ia ditentukan oleh kasih, oleh iman yang
hidup, oleh hati yang bersih. Maka, beragamalah dengan sadar. Dan berimanlah
dengan akal sehat.
✍️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H., Advokat
& Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik
#kerasulanawam
#gerejauntukkeadilan
#ajaransosialgereja
#agamadanakalsehat
#tolakpolitikidentitas
#100persenkatolik100persenindonesia
#martabatmanusia
#tempatibadahadalahsuci
#kasihmelawankebencian
#cintaallahuntukdunia

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin