New York - UnicefMohannad Ali (5) duduk di sebuah rumah sakit diYaman, pada
Desember 2016 lalu. Sepupunya yang berusia dua tahun meninggal dunia
akibat kelaparan.
Dunia saat ini sedang menghadapi krisis kemanusiaan
terbesar sejak 1945, kata kepala bidang kemanusiaan Perserikatan
Bangsa-Bangsa seraya memohon bantuan agar krisis itu tidak berubah
menjadi "sebuah malapetaka".
Di hadapan Dewan Keamanan PBB,
Stephen O'Brien mengatakan lebih dari 20 juta orang terancam kelaparan
dan kekurangan pangan yang ekstrem di Yaman, Somalia, Sudan Selatan, dan
Nigeria.
Sebelumnya, badan PBB yang menangani anak-anak (UNICEF)
sudah memperingatkan bahwa sebanyak 1,4 juta anak-anak berpotensi mati
kelaparan tahun ini.
Untuk menghindari bencana tersebut, menurut O'Brien, diperlukan dana sebesar US$4,4 miliar paling lambat pada Juli mendatang.
"Kita
berada pada titik kritis dalam sejarah. Pada awal tahun ini kita
menghadapi krisis terbesar kemanusiaan sejak pembentukan Perserikatan
Bangsa-Bangsa," tegas O'Brien kepada Dewan Keamanan PBB.
"Kini,
lebih dari 20 juta orang di empat negara menghadapi bahaya kelaparan dan
kekurangan pangan ekstrem. Tanpa upaya kolektif dan koordinasi dunia,
orang-orang akan mati kelaparan. Banyak lainnya akan menderita dan
meninggal dunia akibat penyakit," tambahnya.
Disebutkan O'Brien,
pertumbuhan banyak anak terhambat dan tidak bisa bersekolah. "Banyak
yang akan tercerabut dan terus bergerak mencari penghidupan dan
menciptakan instabilitas di seluruh kawasan."
Pernyataan O'Brien
senada dengan permohonan serupa yang diserukan Sekretaris Jenderal PBB,
Antonio Guterres, bulan lalu. Saat itu, dia mengungkap bahwa PBB hanya
menerima US$ 90 juta sepanjang 2017, meskipun banyak komitmen sejumlah
pihak untuk menyumbang.
Seperti O'Brien, Guterres, mendesak dunia
menyediakan sokongan finansial untuk empat negara, Yaman, Sudan Selatan,
Nigeria, dan Somalia. Apa alasannya?
Sunday Alamba / AP Seorang bayi yang mengalami kekurangan gizi sedang ditimbang oleh relawan organisasi Doctors Without Borders,
diMaiduguri,Nigeria, pada 2016 lalu. PBB memperingatkan adanya bahaya
kelaparan diYaman, Sudan Selatan,Nigeria, danSomalia.Yaman
Foto-foto
tentang kondisi Yaman termasuk yang mencengangkan tahun lalu. Seorang
anak yang kurus bertahan hidup dengan sisa kekuatannya. Anak itu berusia
empat tahun, tapi tidak lebih besar dari seorang bayi. Kaum ibu di sana
tidak dapat berbuat apapun untuk menghentikan penderitaan anak mereka.
Diperkirakan
satu orang anak meninggal dunia setiap 10 menit di Yaman akibat
penyakit yang tidak bisa dicegah. Sementara itu, setengah juta anak di
bawah usia lima tahun menderita kekurangan gizi akut.
PBB
memperkirakan sebanyak 19 juta orang, atau dua-pertiga populasi Yaman,
memerlukan bantuan kemanusiaan akibat dua tahun pertempuran antara
pemberontak Houthi dan pemerintah sokongan koalisi pimpinan Arab Saudi.
Sudan SelatanSejumlah
badan PBB mengatakan 100.000 orang menghadapi kelaparan di Sudan
Selatan, sedangkan satu juta lainnya dikategorikan nyaris dilanda
bencana kelaparan.
Kekurangan pangan di Sudan Selatan termasuk sangat akut dan menyebar ke seantero negeri.
Secara
keseluruhan, PBB memperkirakan 4,9 juta orang atau 40% dari seluruh
populasi "memerlukan pangan darurat dan pendampingan nutrisi serta
pertanian".
George Fominyen / AP Sebuah keluarga menunggu bantuan makanan
yang didistribusikan Badan Pangan Dunia (WFP) diThonyor, salah satu
daerah yang dilanda bencana kelaparan di Sudan Selatan.Nigeria
PBB
menggambarkan bencana yang terjadi di bagian timur laut Nigeria sebagai
"krisis terbesar di Benua Afrika". Gambaran itu baru terungkap secara
utuh saat kelompok milisi Boko Haram dipukul mundur.
Kelompok itu
diketahui telah membunuh sekira 15.000 orang dan menyebabkan lebih dari
dua juta orang terusir dari rumah mereka. Namun, saat mereka mundur,
baru terlihat bahwa ada ribuan orang hidup dengan kondisi kelaparan dan
perlu bantuan darurat.
PBB memperkirakan pada Desember 2016 lalu
ada 75.000 anak berisiko mati kelaparan. Adapun 7,1 juta lainnya di
Nigeria dan kawasan Danau Chad dianggap "sangat tidak aman di bidang
pangan".
SomaliaEnam tahun lalu bencana kelaparan terjadi di Somalia dan mengakibatkan hampir 260.000 orang meninggal dunia.
Pada awal Maret, ada berbagai laporan yang menyebutkan 110 orang sekarat di satu kawasan dalam tempo 48 jam.
Sejumlah
kelompok kemanusiaan menduga itu hanyalah permulaan. Kekurangan air,
sebagian disebabkan fenomena El Nino, telah menewaskan ternak dan pangan
sehingga membuat 6,2 juta orang memerlukan bantuan darurat.
___________________
Darius Leka, SH/ detikNews/ Bbc-world
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin