Pernyataan ini bukan sekadar retorika politik. Ia adalah panggilan moral dan
spiritual bagi seluruh elemen bangsa, khususnya bagi para sarjana Katolik yang
telah menerima anugerah pendidikan dan kepercayaan publik.
Sebagai bagian dari kerasulan awam, ISKA bukan hanya organisasi profesi,
tetapi juga perpanjangan tangan Gereja dalam dunia sosial, ekonomi, hukum, dan
kemasyarakatan. Dalam terang Injil, para sarjana Katolik dipanggil untuk
menjadi garam dan terang dunia—menghadirkan nilai-nilai kasih, keadilan, dan
kebenaran di tengah masyarakat yang kompleks dan sering kali terpecah oleh
kepentingan politik.
Uskup Agung Medan, Mgr. DR AB Sinaga OFM Cap, dalam kotbahnya menyebut tiga
bencana moral yang menggerogoti bangsa: korupsi, narkoba, dan pornografi. “ISKA
harus berada di garda terdepan,” tegasnya. Ini bukan sekadar ajakan, tetapi
mandat kerasulan yang harus dijawab dengan tindakan nyata.
Keuskupan Agung Medan telah mencanangkan perang terhadap tiga bencana moral
tersebut. ISKA, sebagai mitra strategis Gereja, diminta untuk menjadikan Munas
sebagai momentum kampanye nasional melawan korupsi, narkoba, dan pornografi.
Ini adalah bentuk konkret pewartaan kasih Allah kepada dunia—kasih yang
membebaskan, menyembuhkan, dan memulihkan martabat manusia.
Selain itu, ISKA juga diberi mandat untuk menyuarakan dukungan terhadap
Badan Otorita Danau Toba (BODT), sebagai langkah pemberdayaan masyarakat lokal.
Ini menunjukkan bahwa kerasulan awam tidak hanya bergerak di ruang spiritual,
tetapi juga di ruang pembangunan dan kebijakan publik.
Dalam sambutannya, Ketua PP ISKA, Muliawan Margadana, menegaskan bahwa ISKA
akan berada di garda terdepan menjaga kesaktian Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika. “NKRI dan Merah Putih harus menjadi rumah bersama yang indah untuk semua,”
katanya.
Sebagai umat Katolik, kita percaya bahwa cinta kepada tanah air adalah
bagian dari cinta kepada Allah. Maka, menjaga persatuan, merawat keberagaman,
dan melawan segala bentuk perpecahan adalah bentuk nyata dari iman yang hidup.
Munas ISKA 2017 bukan hanya peristiwa organisasi. Ia adalah peristiwa iman.
Ia adalah panggilan untuk bertindak. Di tengah tantangan zaman, ISKA harus
menjadi suara profetik Gereja—menyuarakan kebenaran, membela yang lemah, dan
membangun Indonesia yang adil, damai, dan sejahtera.
Karena pada akhirnya, mewartakan kasih Allah berarti hadir di tengah dunia,
membawa terang Injil ke dalam setiap aspek kehidupan, dan menjadikan Indonesia
sebagai ladang kerasulan yang subur.
Oleh: Darius
Leka, S.H., M.H., Advokat dan Aktivis Kerasulan Awam Gereja Katolik
#kerasulanawam
#iska2017 #gerejauntukbangsa #cintatanahair #gerejakatolikindonesia
#melawankorupsi #stopnarkoba #tolakpornografi #pancasilasakti
#bhinnekatunggalika #cintaallahuntukdunia

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin