KOTA DEPOK - Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang kerap kali menenggelamkan nilai-nilai kemanusiaan, kerasulan awam hadir sebagai denyut nadi Gereja yang hidup. Bukan sekadar pelengkap dalam struktur Gereja, umat awam adalah ujung tombak pewartaan Injil di tengah masyarakat. Mereka adalah para guru, pengacara, petani, pedagang, ibu rumah tangga, dan aktivis yang menjadikan iman sebagai dasar dalam bertindak.
Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya
menyaksikan langsung bagaimana iman yang hidup mampu mengubah wajah masyarakat.
Di ruang sidang, di lorong-lorong pengungsian, di kampung-kampung miskin kota,
saya melihat bagaimana kasih Allah menjelma dalam tindakan nyata umat awam.
Kekuatan kerasulan awam tidak lahir dari semangat sosial
semata, melainkan berakar pada tiga sumber utama iman Gereja Katolik:
- Kitab
Suci: Firman Allah yang menjadi
pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mzm 119:105). Di sinilah
umat awam menemukan inspirasi dan kekuatan untuk bertindak adil dan penuh
kasih.
- Tradisi
Suci: Warisan iman yang hidup, yang
mengalir dari para rasul dan diteruskan oleh Gereja. Tradisi ini menjadi
bingkai yang menjaga agar kerasulan tidak kehilangan arah.
- Magisterium: Wewenang mengajar Gereja yang menjamin bahwa
pewartaan dan tindakan umat tetap setia pada kebenaran iman.
Ketiganya menjadi fondasi yang kokoh bagi setiap gerakan
kerasulan awam yang bertanggung jawab dan terarah.
Di Jakarta Timur, Komunitas Kasih Imanuel menjadi contoh
nyata bagaimana kerasulan awam bekerja. Mereka mendampingi keluarga miskin
dalam mengakses bantuan hukum, menyelenggarakan pelatihan keterampilan, dan
membangun koperasi umat. Di Nusa Tenggara Timur, kelompok rasul awam membentuk
jaringan petani organik yang tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi
juga menjaga kelestarian lingkungan.
Semua ini bukan sekadar aktivitas sosial, melainkan
perwujudan iman yang hidup. Mereka tidak hanya berbicara tentang kasih Allah,
tetapi menghadirkannya dalam tindakan nyata.
Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium mengajak
Gereja untuk menjadi “Gereja yang keluar”—yang tidak takut menjangkau
pinggiran, yang hadir di tengah luka-luka dunia. Kerasulan awam adalah jawaban
konkret atas panggilan ini.
Sebagai umat awam, kita dipanggil untuk:
- Menjadi
suara bagi yang dibungkam
- Menjadi
pembela keadilan di tengah ketidakadilan
- Menjadi
saksi kasih Allah di tengah dunia yang haus akan pengharapan
Kerasulan awam bukanlah pilihan, melainkan konsekuensi dari
baptisan. Dunia membutuhkan lebih dari sekadar wacana; dunia membutuhkan
kesaksian. Mari kita terus menimba kekuatan dari Kitab Suci, Tradisi Suci, dan
Magisterium, agar pewartaan kita bukan hanya lantang, tetapi juga setia dan
penuh kasih.
Oleh; Darius Leka, S.H., M.H. - Advokat dan
Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik
#shdariusleka #reels #foryou #fyp
#jangkauanluas @semuaorang
#kitabsuci #tradisisuci #magisterium
#kerasulanawam #gerejakatolik #kasihAllah #imanaktif #katolikberaksi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin