Rabu, 17 Desember 2025

Kerasulan Awam; Menjadi Wajah Kasih Allah di Tengah Dunia

KOTA DEPOK - Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang kerap kali menenggelamkan nilai-nilai kemanusiaan, kerasulan awam hadir sebagai denyut nadi Gereja yang hidup. Bukan sekadar pelengkap dalam struktur Gereja, umat awam adalah ujung tombak pewartaan Injil di tengah masyarakat. Mereka adalah para guru, pengacara, petani, pedagang, ibu rumah tangga, dan aktivis yang menjadikan iman sebagai dasar dalam bertindak.

Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya menyaksikan langsung bagaimana iman yang hidup mampu mengubah wajah masyarakat. Di ruang sidang, di lorong-lorong pengungsian, di kampung-kampung miskin kota, saya melihat bagaimana kasih Allah menjelma dalam tindakan nyata umat awam.

Kekuatan kerasulan awam tidak lahir dari semangat sosial semata, melainkan berakar pada tiga sumber utama iman Gereja Katolik:

  • Kitab Suci: Firman Allah yang menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mzm 119:105). Di sinilah umat awam menemukan inspirasi dan kekuatan untuk bertindak adil dan penuh kasih.
  • Tradisi Suci: Warisan iman yang hidup, yang mengalir dari para rasul dan diteruskan oleh Gereja. Tradisi ini menjadi bingkai yang menjaga agar kerasulan tidak kehilangan arah.
  • Magisterium: Wewenang mengajar Gereja yang menjamin bahwa pewartaan dan tindakan umat tetap setia pada kebenaran iman.

Ketiganya menjadi fondasi yang kokoh bagi setiap gerakan kerasulan awam yang bertanggung jawab dan terarah.

Di Jakarta Timur, Komunitas Kasih Imanuel menjadi contoh nyata bagaimana kerasulan awam bekerja. Mereka mendampingi keluarga miskin dalam mengakses bantuan hukum, menyelenggarakan pelatihan keterampilan, dan membangun koperasi umat. Di Nusa Tenggara Timur, kelompok rasul awam membentuk jaringan petani organik yang tidak hanya meningkatkan ekonomi lokal, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.

Semua ini bukan sekadar aktivitas sosial, melainkan perwujudan iman yang hidup. Mereka tidak hanya berbicara tentang kasih Allah, tetapi menghadirkannya dalam tindakan nyata.

Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium mengajak Gereja untuk menjadi “Gereja yang keluar”—yang tidak takut menjangkau pinggiran, yang hadir di tengah luka-luka dunia. Kerasulan awam adalah jawaban konkret atas panggilan ini.

Sebagai umat awam, kita dipanggil untuk:

  • Menjadi suara bagi yang dibungkam
  • Menjadi pembela keadilan di tengah ketidakadilan
  • Menjadi saksi kasih Allah di tengah dunia yang haus akan pengharapan

Kerasulan awam bukanlah pilihan, melainkan konsekuensi dari baptisan. Dunia membutuhkan lebih dari sekadar wacana; dunia membutuhkan kesaksian. Mari kita terus menimba kekuatan dari Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium, agar pewartaan kita bukan hanya lantang, tetapi juga setia dan penuh kasih.

 

Oleh; Darius Leka, S.H., M.H. - Advokat dan Aktivis Rasul Awam Gereja Katolik

#shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang
#kitabsuci #tradisisuci #magisterium #kerasulanawam #gerejakatolik #kasihAllah #imanaktif #katolikberaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin