Rabu, 17 Desember 2025

Pace e Bene; Kerasulan Awam dalam Mewarta Kasih Allah di Tengah Dunia

KOTA DEPOK - “Pace e bene”—dua kata sederhana dalam bahasa Italia yang berarti “damai dan kebaikan”—bukan sekadar salam, melainkan sebuah panggilan hidup. Dalam tradisi Fransiskan, ungkapan ini mencerminkan semangat Injil yang mengajak setiap insan untuk hidup dalam damai dan menyebarkan kebaikan. Namun, bagaimana makna ini diterjemahkan dalam konteks kerasulan awam di Indonesia?

Kerasulan awam bukanlah peran pinggiran dalam Gereja Katolik. Konsili Vatikan II, melalui dokumen Lumen Gentium dan Apostolicam Actuositatem, menegaskan bahwa kaum awam dipanggil untuk menjadi garam dan terang dunia. Mereka hadir di tengah masyarakat sebagai saksi Kristus dalam bidang sosial, ekonomi, hukum, dan budaya.

Di Indonesia, kerasulan awam telah mengambil bentuk yang konkret dan berdampak. Komunitas-komunitas awam Katolik terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat, advokasi hukum, pendidikan, dan pelayanan sosial. Mereka bukan hanya pelengkap, tetapi penggerak perubahan.

Dalam pengamatan saya sebagai advokat dan aktivis, banyak komunitas awam yang bekerja dalam senyap namun berdampak besar. Di Nusa Tenggara Timur, misalnya, kelompok kerasulan awam mendampingi petani kecil dalam menghadapi konflik agraria. Di Jakarta, komunitas Katolik menginisiasi klinik hukum gratis bagi masyarakat miskin. Di Yogyakarta, para aktivis awam mengembangkan koperasi berbasis nilai-nilai Injil.

Semua ini bukan sekadar kegiatan sosial. Ini adalah bentuk pewartaan Injil yang hidup. Ini adalah “pace e bene” yang menjelma dalam tindakan nyata.

Namun, kerasulan awam tidak lepas dari tantangan. Minimnya dukungan struktural, kurangnya formasi iman yang berkelanjutan, dan tekanan sosial-politik sering kali menjadi batu sandungan. Di sinilah pentingnya sinergi antara hierarki Gereja dan kaum awam, agar misi bersama dapat berjalan harmonis.

Harapan saya, Gereja Katolik di Indonesia semakin membuka ruang partisipasi awam secara nyata dan strategis. Bukan hanya sebagai pelaksana, tetapi sebagai mitra dalam merancang dan mewujudkan misi Gereja di tengah dunia.

Kita hidup di zaman yang penuh luka: ketimpangan sosial, krisis lingkungan, intoleransi, dan kekerasan. Dalam konteks ini, kerasulan awam dipanggil untuk menjadi saksi kasih Allah yang menyembuhkan. Melalui kehadiran yang solider, advokasi yang adil, dan pelayanan yang tulus, kita mewartakan bahwa Allah hadir dan bekerja di tengah dunia.

Mari kita hidupkan semangat “pace e bene”—bukan hanya dalam kata, tetapi dalam seluruh hidup kita.

#paceebene #kerasulanawam #gerejakatolik #kasihallah #advokasiiman #imandankeadilan #solidaritaskristiani #cintakasihdalamtindakan #shdariusleka #reels #foryou #fyp #jangkauanluas @semuaorang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin