Senin, 14 Maret 2011

Oleh-Oleh Untuk BIA St. Paulus Depok

Mereka adalah generasi penerus Gereja
Dalam meningkatkan kualitas para Pembina Bina Iman Anak, Komisi Kerasulan Kitab Suci Keuskupan Bogor mengadakan Temu karya Pendamping Bina Iman Anak. Kegiatan ini diikuti oleh 21 Paroki yang ada di Keuskupan Bogor.

Temu karya yang diselenggarakan di Lembah Karmel Cikanyere pada tanggal 19 – 20 Februari 2011 ini Paroki St Paulus Depok tidak ketinggalan. Hadir dalam acara itu adalah para pembimbing seperti: Ibu Andys, Ibu Vero, Kak Yesika dan Kak Noven. Banyak materi yang bisa dijadikan oleh-oleh untuk anak-anak bimbingannya antara lain: Iman Katolik, Arah Dasar Keuskupan Bogor Tahun 2011, Pemahaman Kitab Suci PL & PB, Pendampingan Bina Iman Anak serta Tehnik dongeng Kitab Suci & Lagu.

Sharing pelaksanaan BIA yang di sampaikan oleh masing-masing paroki, ternyata mendapat kelonggaran waktu yang lebih lama. Tujuannya agar para pembimbing bisa saling belajar, mendapatkan masukkan, dan saling mengisi sehingga dalam menanganai anak-anak bina Iman di paroki masing-masing paroki menjadi lebih baik sesuai yang diharapkan. Ternyata banyak sekali kendala dan tantangan pelaksanaan BIA. Hampir terjadi di semua paroki. Seperti kurangnya sarana dan prasarana (tidak adanya ruangan yang memadai), serta kurangnya keterlibatan umat yang memiliki kemampuan dibidangnya dalam hal pendampingan.

Namun di tengah keterbatasan yang ada BIA St Paulus mengalami kemajuan dibandingkan dengan beberapa paroki lain. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah kelas. Ada kelas PG dan TK, Kelas 1dan 2, Kelas 3, Kelas Persiapan Komuni Pertama dan juga Bina Iman Remaja (BIR).

Di tempat terpisah, frater dari Novisiat Transitus Depok yang menjadi selama ini membantu mendampingi Bina Iman Anak (BIA) dan Bina Iman Remaja (BIR) menuturkan “ anak-anak sekarang berbeda dengan jaman saya dulu, mereka lebih kritis. Artinya para pendamping dituntut untuk lebih kreatif. Untuk tidak mengendorkan minat anak-anak dalam mengikuti kegiatan BIA, sebagai generasi penerus Gereja maka sangat dibutuhkan perhatian dari berbagai pihak dalam hal ini Keuskupan, Dewan paroki dan para orang tua. (Andys-BIA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin