Selasa, 26 April 2011

DIBALIK PENYALIBAN TUHAN YESUS

Hanyalah keiri-hatian dan dengki para tetua bangsa Yahudi
Tradisi penghukuman dengan penyaliban berasal dari bangsa Persia. Orang Yunani mempraktekkannya tetapi tidak begitu banyak. Penyaliban lebih banyak dipakai oleh orang Kartago dan Romawi.

Penghukuman atas cara penyaliban ini dikenal sebagai penghukuman yang amat kejam dan ditakuti. Orang yang dihukum atas cara ini adalah mereka yang melakukan pembunuhan, perampokan, pembajakan, pembakaran, dan pemberontakan. Namun ini hanya dilakukan untuk para budak belian dan tak diterapkan untuk warga Negara Romawi.

Dihadapan Pilatus Yesus dihukum mati dengan penyaliban karena dituduh melakukan pemberontakan (Luk. 32:2). Tetapi Pilatus tak menemukan kesalahan itu pada Yesus (Luk. 23:14). Herodes pun tidak menemukan kesalahan pada Yesus (Luk. 23:15). Hanyalah keiri-hatian dan dengki para tetua bangsa Yahudi sehingga mereka menghasut rakyat untuk meyalibkan Yesus (Luk. 23:23). Itulah yang membuat Pilatus tak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan Yesus untuk disalibkan.

Proses penyaliban adalah sebagai berikut: Setelah keputusan hukuman dijatuhkan, korban dibantai dengan cemeti berjarijari kulit. Ini tentu melemahkan dan mempercepat proses kematian. Sesudahnya korban harus memikul balok kayu salib yang horizontal (patibulum) karena yang vertical atau tegak biasanya sudah tersedia di tempat penyaliban.

Setibanya di tempat penyaliban, korban ditelanjangi dan tubuhnya dibaringkan pada kayu horizontal dengan tangan terikat dan dipaku pada kayu tersebut, kemudian kayu horizontal itu diangkat dan diapasang pada kayu vertical kemudian tubuh dan kakinya diikat atau dipaku pada bagian bawah dari kayu vertical itu. Dengan cara tergantung ini, korban akan mati lemas karena deraan dan darah yang mengucur, kelelahan dan kepayahan.

Jika pada saatnya korban belum mati, maka kakinya dipatahkan seperti terjadi pada kedua penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus. Hanya tombak yang menembus lambung Yesus, untuk memastikan kematian-Nya agar sesudahnya mayat segera diturunkan sebelum hari Sabat tiba.

Sumber: 1. Dictionary of the Bible 2. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. (DAR/PH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin