Semoga kalimat "Marilah pergi, kita diutus” tidak sekedar formalitas |
Harapan dari program yang dibentuk oleh Pastor. L. Sugiri van den Heuvel, SJ sekitar tahun 1988 ini adalah pertama-tama membantu perserta kursus dan umat yang dilayani untuk mengalami pendalaman hidup doa, firman Tuhan, kecintaan akan Sakramen-sakramen Gereja, pengertian akan ajaran-ajaran Gereja Katolik (Dogma), menginjili diri sendiri, serta menambah semangat umat dalam menyampaikan kesaksian hidup kristiani baik terhadap dirinya sendiri (pribadi), keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Mengingat akan arti pentingnya kursus ini, Paroki St. Paulus Depok, pada tahun ini kembali mengadakan Kursus Evangelisasi Pribadi angkatan ke-2. Berdasarkan informasi yang didapat dari Sie Kitab Suci, Bapak Andreas Muhammad Sirad, jumlah peserta kursus hingga tanggal 30 Oktober 2011 tercatat sekitar 20 orang. Menurut hasil rapat pada hari Sabtu (1/10) lalu, direncanakan akan berlangsung pada awal November dimundur sekitar pertengahan November 2011. Dari berbagai pertimbangan maka pelaksanaannya akan dimulai tanggal 13 November 2011 setiap hari Sabtu – Minggu, Pukul 19.00 – 21.00 WIB
Marilah Kita Diutus
“Marilah pergi, kita diutus” yang diserukan di akhir Misa, rumusan itu ternyata bukanlah sekedar formalitas atau pelengkap upacara belaka. Tetapi Tuhan sungguh menjadikan setiap orang yang mengikuti perayaan Ekaristi menjadi utusan-Nya. Maksudnya kita diutus untuk mewartakan Kabar Gembira kepada setiap orang. Dari semangat yang sama dalam misa kedua, minggu (30/10) Pastor Stanislaus Agus Haryanto, OFM baik dalam kotbah dan pesannya tentang Evangelisasi, mengatakan ada 4 hal yang perlu dilakukan oleh kita sebagai orang Katolik dalam hidup kesehariannya yaitu adanya kegiatan yang bersifat:
- Missioner: Bahwa umat katolik harus hidup dalam perwartaan, hidup dalam kebaikan sehingga menghadirkan Yesus sendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak mesti menjadikan orang lain menjadi katolik.
- Mandiri: Umat katolik hendaknya menghidupi iman dengan tidak menggantungkan diri pada bantuan pihak lain, tidak bergantung pada paroki. Karena justru paroki itu hidup dari umat.
- Berdaya Tahan: Hidup menggereja di jaman sekarang ini perlu memiliki daya tahan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dapat muncul setiap saat.
- Berdaya Pikat: Agar kiranya kehidupan menggereja membuahkan hal-hal yang menarik, dan juga harus mampu mengadakan kegiatan lintas agama.
Semoga dalam KEP kali ini, Evangelisasi yang sejak Konsili Vatikan ke II merupakan tugas pokok Gereja Katolik, mengajak awam turut bertanggungjawab dan berperan serta menjalankan misi ini, karena awam telah diberi kuasa oleh Tuhan untuk melakukan tugas Evangelisasi dalam bentuk yang khusus.
Sehingga Evangelisasi bukan lagi hanya tugas dan tanggung jawab para hierarki Gereja saja tetapi juga seluruh umat Gereja turut bertugas dan bertanggungjawab menjalankannya. Oleh: Darius AR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin