Oleh: Sdr. Ophin Agut, OFM |
Lao Tse, seorang filsuf China mengatakan bahwa perjalanan hidup ini selalu dimulai dari langkah-langkah kecil. Hanya satu langkah kecil pertama yang harus kita ambil untuk memulai suatu perjalanan yang mungkin sangat panjang. Tujuan yang benar-benar membuat anda merasakan kepuasan dan kebahagiaan apabila kita sudah memulai untuk melangkah ke arahnya.
Kiranya itu yang diangkat dan diingatkan Yesus melalui perumpamaan tentang Gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis bodoh. Nasib para gadis ini ditentukan oleh kemampuan mereka untuk menata diri dalam menantikan Sang Mempelai. Gadis-gadis itu disebu bijaksana karena sudah memulai sudah memulai langkah kecil melalu persiapan yang matang. Sedangkan yang lainnya tidak, lantas kehilangan kesempatan berharga untuk berbahagia bersama mempelai. Permintaan mereka agar pintu dibuka tidak dilayani dan mereka dianggap orang yang tak dikenal.
Dalam penafsiran, kerap ada uraian mengenai pelita dan minyak. Pelita dapat dilihat sebagai lambang terang iman yang menuntun pembawanya. Penolakan lima gadis yang bijaksana untuk memberi minyak kepada lima gadis lainnya tidak usah ditafsirkan sebagai sikap menaruh kepentingan diri di atas kebutuhan sesama. Penolakan itu menunjukkan betapa minyak dan pelita menjadi bagian yang tak terpisahkan dari yang membawanya.
Jelas yang dimaksud bukan minyak sungguhan, melainkan minyak yang menghidupkan orang dari dalam dan tak dapat diparuh untuk orang lain. Juga angka sepuluh sering dilihat sebagai cara mengatakan seluruh komunitas orang yang percaya, Gereja, di situ ada yang sigap dan ada yang lamban dalam menunggu sang Mempelai, yakni Kristus. Bila begitu, maka ada imbauan untuk membantu agar jangan sampai orang jadi lamban, siap-siaplah dengan bekal. Juga agar yang sigap hendaknya agar tetap awas.Dalam konteks sebagai umat beriman, kita perlu untuk selalu mempersiapkan pelita dan minyak dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk menjadi bijaksana terlihat dari cara kita berada bersama orang lain di sekitar kita dan cara kita memaknai setiap peristiwa dalam hidup kita.
Penggambaran Kitab Kebijaksanaan sekiranya dapat membantu kita untuk menjadi bijaksana. Kebijaksanaan itu dipersonifikasikan dalam wujud seorang gadis manis yang selalu menanti orang untuk datang kepadanya. Artinya, menjadi bijaksana itu bukanlah sesuatu yang menakutkan, tetapi sesuatu yang indah. Ia tidak dapat layu karena selalu mengabarkan kebaikan dalam hidup kita. Karena itu, kejarlah kebijaksanaan dalam hidupmu!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin