Jumat, 18 Mei 2012

Rasul Cinta Kasih


Oleh: RP. Stanislaus Agus Haryanto, OFM 
Ketika seorang mau merenung dan berdoa atas hidupnya, maka orang tersebut akan dapat menemukan suatu pijakan untuk berbenah. Tidak banyak orang yang bisa dan mau melewati jalan yang sempit seperti ini. Atas dalih kesibukan dan pekerjaan harian, orang beriman kurang membiasakan diri untuk memberikan ruang dan waktu sejenak untuk menarik diri dari kesibukan hariannya.
Setelah pengkhianatan dan kematian Yudas, para murid merasa perlu dan penting untuk mengakrabkan diri dengan Yesus Kristus. Hal inilah yang mendorong setiap para murid yang percaya pada Yesus yang Bangkit untuk selalu berkumpul dan berbenah diri, mulai dari dalam diri mereka masing-masing. Dan mereka merasa saling membutuhkan satu sama lain untuk meneruskan dan menyuburkan karya Roh Kudus yang telah mereka terima dari Yesus.  Dirasa perlu, bagi mereka untuk mengganti Yudas yang telah mengambil jalan lain dalam hidupnya. Komunikasi telah diperbaiki dalam komunitas mereka, relasi antar pribadi telah diperbarui sehingga pada gilirannya Matias masuk untuk menggenapi bilangan para rasul Yesus. Suatu penerusan tradisi yang sebelumnya diberikan oleh Yesus, kelompok dua belas. Kelompok dua belas harus tetap ada sebagai pengingat akan kedua belas suku Israel kesayangan Allah sendiri. Hal inilah yang akan di komunikasikan kepada para pendengar dari kisah para rasul ini.
 “Barang siapa tinggal dalam cinta kasih, tinggal dalam Allah dan Allah dalam dia”, demikian pernyataan yang ditegaskan oleh Rasul Yohanes dalam bacaan II. Allah terlebih dahulu mengasihi manusia. Kasih karunia yng diberikan Allah kepada manusia bukanlah atas dasar manusia itu berkelebihan dalam kasih, bukan itu. Tetapi memang Allah sendiri yang terlebih dahulu mempunyai inisiatif untuk mengasihi manusia. Dan dalam pengalaman hidup manusia, pengalaman akan Allah yang meng-komunikasikan dirinya itu, ditanggapi oleh manusia dalam bentuk iman, harapan dan cinta kasih. Maka atas dasar itulah maka, setiap orang dimeteraikan dan digerakkan oleh daya kerja/roh yang membuat manusia untuk ber-ekspresi, mengungkapkan, mengkomunikasikan , tindakan cinta kasih, persekutuan dan persaudaraan yang sejati. Disini komunikasi tercipta dalam kesadarn iman bahwa Allah terlebih dahulu mengasihi manusia, maka tindakan manusia seharusnya dan selayaknya memang harus mengasihi dan mencintai sesamanya.
 “Komunio atau dan  kesatuan” adalah gagasan yang paling digemari dan disukai oleh Tuhan Yesus sendiri. Hal ini bukalah ide atau gagasan yang serba kosong, melainkan suatu langkah dan keputusan yang dihidupi dan telah diperjuangkan oleh Yesus sendiri bersama Allah Bapa disurga. Dan ketika Tuhan Yesus akan naik kesurga dan ada bersama dengan Bapa, satu lagi tindakan Tuhan Yesus untuk mengkomunikasikan cinta kasihNya kepada manusia adalah dalam bentuk doa demi kesatuan, komunio dan persatuan para murid yang amat dikasihiNya. “Semoga mereka bersatu seperti kita”.
Pada hari Komunikasi sedunia ini kita semua diajak untuk membumikan semangat Yesus ini, yaitu Komunikasi Cinta Kasih yang tak bertepi....artinya; seperti Yesus Kristus yang selalu mengingat dan berupaya agar para muridnya tinggal didunia dalam suasana damai dan tentram, terhindar dari segala cobaan. Maka perlu dibangun dalam setiap pribadi bahwa komunikasi dengan hati yang penuh cinta kasih itu mesti mendapat perwujudan dalam setiap tindakan konkret. Dalam karya, hidup ditengah keluarga, ditengah masyarakat dan dimana tempat, kita dipanggil menjadi Rasul-rasul Cinta Kasih pengganti Yudas.
Rasul Cinta kasih sangat dibutuhkan dalam hidup kita sekarang ini. Dalam hidup yang serba tidak puas dengan segala sesuatu, penuh curiga dan emosianal yang kadang tak terkendali kehadiran rasul Cinta Kasih sangat-sangat diperlukan. Kehadiran Rasul cinta kasih senantiasa membuat, yang buntu nyambung lagi, yang gagap menjadi fasih dan yang terkulai bangkit lagi. Karena Rasul Cinta kasih, akan membawa kegenapan, mengisi yang kosong dan menyatukan yang tercerai berai karena membawa semangat Yesus, “biarlah mereka menjadi satu, sama dengan Bapa dan Aku adalah satu”.
Mungkin anda sekalian salah satu Rasul Cinta kasih yang dinantikan dalam hidup bersama di Paroki Paulus ini. Maka siap sedialah untuk berbagi, karena berbagi itu indah....semoga Amin dan Berkah Dalem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin