Sabtu, 26 Mei 2012

ROH KUDUS MEMBARUI HIDUP DALAM SEGALA DIMENSINYA

Oleh: RP. Stanislauw Agus Hariyanto, OFM
Berabad-abad lamanya Gereja Kristus tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang ada. Kegembiraan, harapan, duka dan kecemasan Gereja menjadi kegembiraan, harapan, duka dan kecemasan murid-murid Kristus yang menatap pada masa depannya. Inilah usaha dan karya baru Gereja dewasa ini, dalam menghadapi segala tantangan yang ada sejak Gereja membuka diri dalam kancah kehidupan yang semakin kompleks.
Semangat pembaruan ini terus-menerus dikumandangkan oleh Gereja yang mau mencoba menanggapi perkembangan zaman, namun tetap menghayati nilai-nilai Kristiani yang hakiki dalam Gereja dengan mencintai lagi lebih dalam akan sakramen Gereja, khususnya sakramen Tobat dan Ekaristi. Dan tidak meninggalkan pula nilai-nilai Injili yang ada dalam Kitab Suci, dengan cara ikut aktif mewartakan sabda, taat kepada Gereja dan menata cara hidup rumah tangga dengan mengutamakan hidup penuh kasih, sukacita,damai sejahtera, kesabaran, kemurahan , kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri ( Gal 5:22-23 ).
Ditengah menguatnya kecederungan hidup yang dipengaruhi oleh dosa dan kesombangan rohani, Gereja dewasa ini terus berbenah dan membenahi diri dengan memohon bimbingan Roh Kudus. Gereja menyakini bahwa karya Roh Kudus terus menerus masih dan masih akan dibutuhkan oleh orang beriman untuk menata hidupnya agar sepadan dengan Tuhan Yesus yang telah naik ke Surga. Dasar inilah yang juga diyakini oleh para murid perdana dalam membimbing kawanannya akan pengaruh roh kudus dalam hidup persekutuan.
Tatakelola dan tata kerja Roh Kudus tidak  terwujud dalam kata-kata indah yang sering kita perdengarkan dalam hidup kita atau bahkan kalaupun kita dapat berbahasa dan berkata-kata lain sama sekalipun itu belum tentu karya-karya roh kudus. Roh kudus hadir dan memberikan semangat baru yang menghidupkan. Roh Kudus mempengaruhi dan menjadi jembatan bagi setiap orang untuk mengalami Kasih Allah, meskipun bahasa-bahasa yang terucap itu lain sama sekali. Bacaan Pertama memberikan penegasan, bahwa walaupun para murid itu berkata-kata mempergunakan bahasa ibu mereka (baca: bahasa daerah), namun bahasa itu bisa dimengerti dan dirasakan maknanya,  yaitu sebagai pengungkapan bahwa Allah mengasihi para murid sampai akhir. Inilah bahasa roh...bahasa yang sungguh-sungguh dimengerti dan didalami maknanya karena akan menggambarkan kebesaran kasih Allah bagi manusia dan juga berfungsi membarui hidup para pendengarnya kepada yang lebih baik lagi. Bahasa roh bukanlah bahasa yang terasa aneh dan susah kita dengarkan dan kita artikan menggunakan indra kita. Bahasa roh adalah bahasa yang dapat membuat orang yang mendengarnya semakin mengerti bahwa roh Allah ada dan mempengaruhi tutur bahasa itu sendiri.
Roh kudus yang sama juga dijanjikan oleh Tuhan Yesus yang sudah naik ke Surga. “ Aku akan mengutus kepadamu  Penghibur yang berasal dari Bapa, yaitu Roh Kebenaran”.(bacaan Injil). Roh Kudus , yaitu Roh Kebenaran ini akan memimpin kita kepada kebenaran. Peran Roh Kudus akan membawa umat beriman siapapun kepada kebenaran. Membawa berarti mengarahkan diri dan seluruh hidup umat beriman kepada kebenaran yang sejati. Berarti pula memberi ruang dan waktu yang bebas kepada setiap umat beriman untuk menyadari dirinya, apakah memang diperlukan campurtangan Roh Kudus itu dalam seluruh hidupnya? Jawaban ya,  atas   pertanyaan ini memberi penegasan akan buah-buah Roh Kudus dalam hidup setiap orang beriman.
Penganugerahan Roh Kudus akan semakin dirasakan oleh mereka yang menantikan dan memohon agar Roh Kudus juga turun atas hidup kita dewasa ini. Peristiwa Pentakosta adalah merayakan turunnya Roh Kudus dalam diri para rasul yang notabene mempunyai rekor dalam mengobarkan hati para umat pilihan untuk semakin percaya dan semakin bersatu hati bahkan dengan sepenuh hati bersatu dengan yang lain demi tegak dan kokohnya Gereja Kristus.
Bagaimana dengan kita??? Apakah kita juga bertindak seperti para rasul?? Mengedepankan kasih persaudaraan, damai sejahtera, penuh kasih, lemah lembut, tidak dengki dan irihati, sopan dan masih banyak lagi perilaku para rasul yang menunjukkan dimensi hidup yang dibarui oleh Roh Kudus. Kalau kita sudah dan akan terus mengedepankan semangat hidup para rasul ini, saudara-saudari sekalian anda semua berhak untuk menerima Roh Kudus yang sama seperti yang diterima para rasul. Berkah Dalem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin