Selasa, 24 April 2012

Anak-Anak Misioner di Jejak Kristus yang Bangkit

️ Oleh: Darius Leka, S.H., M.H. – Advokat dan Aktivis Kerasulan Awam Katolik

KOTA DEPOK - Pagi itu, Minggu 15 April 2012, mentari belum sepenuhnya meninggi ketika pelataran Gereja Katolik St. Paulus-Depok mulai dipenuhi tawa dan semangat anak-anak. Mereka datang bukan sekadar untuk bermain, tetapi untuk menapaki jejak Yesus yang bangkit—sebuah perjalanan iman yang dikemas dalam kegiatan Bina Iman Anak dan Remaja dalam rangka menyambut Tahun Anak dan Remaja yang dicanangkan Keuskupan Bogor.

Dengan mengusung tema “Mengikuti Jejak Yesus Yang Sudah Bangkit,” kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari komitmen Gereja untuk membina generasi muda dalam semangat misioner. Pastor Urbanus Kopong Ratu, OFM, yang turut hadir dalam pembukaan kegiatan, menegaskan pentingnya membangun fondasi iman sejak dini. “Anak-anak bukan hanya masa depan Gereja, mereka adalah Gereja masa kini,” ujarnya.

Perjalanan menuju Novisiat Transitus bukan sekadar fisik, tetapi juga spiritual. Anak-anak melewati beberapa pos yang dirancang untuk menguji kekompakan, kecekatan, dan ketepatan mereka. Angela dan Marianne dari Lingkungan St. Laurensius mengaku kelelahan, namun tetap bersemangat. “Asyik dan seru banget tapi capek juga ya…!!!” kata mereka sambil tersenyum.

Menurut Ibu Veronika Dwi Kurnia Sari, salah satu pembimbing, kegiatan ini bertujuan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang misioner. “Mereka diajak mengenal diri, sesama, dan lingkungan. Bahkan belajar memilah sampah organik dan non-organik. Ini bagian dari pendidikan iman yang menyeluruh,” jelasnya.

Tak hanya remaja, anak-anak TK pun turut ambil bagian. Aula Novisiat dipenuhi keceriaan saat mereka mengikuti kuis berhadiah dan permainan edukatif. Kegiatan ini berlangsung hingga pukul 13.30 WIB, namun semangat anak-anak tak surut. Mereka belajar bahwa iman bukan hanya soal doa, tetapi juga tentang kebersamaan, tanggung jawab, dan cinta terhadap ciptaan.

Dari 17 lingkungan yang ada, 12 lingkungan mengirimkan perwakilan, dengan total peserta sekitar 500 anak. Berdasarkan penilaian panitia, juara pertama diraih oleh Lingkungan St. Agustinus, disusul St. Thomas Aquinas dan St. Laurensius.

Namun lebih dari sekadar kompetisi, kegiatan ini adalah cerminan dari Gereja yang hidup. Gereja yang tidak hanya berkutat di altar, tetapi hadir di tengah anak-anak, membentuk mereka menjadi saksi Kristus yang tangguh dan penuh kasih.

Sebagai seorang advokat dan aktivis kerasulan awam, saya melihat kegiatan ini sebagai bentuk konkret dari misi Gereja dalam bidang sosial, pendidikan, dan kemasyarakatan. Anak-anak diajak untuk tidak hanya mengenal iman secara teoritis, tetapi juga menghidupinya dalam tindakan nyata.

Kita semua, sebagai bagian dari umat Allah, dipanggil untuk mendampingi mereka. Karena dalam diri anak-anak, kita melihat harapan. Dalam semangat Paskah, kita diajak untuk terus mewartakan kasih dan cinta Allah kepada dunia—melalui tangan-tangan kecil yang kini sedang belajar menapaki jejak Sang Penebus.

 

#tahunanakremaja #binaimananak #kerasulanawam #gerejahidup #stpaulusdepok #kristusbangkit #misianakkatolik #solidaritasiman #cintaallahuntukdunia #gerejamini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin