Jumat, 19 Juli 2013

“Compassion”

Kosa kata yang pas dalam Bahasa Indonesia yang setara dalam mengartikan “Compassion” adalah ‘bela rasa’ seperti yang sering saya dengar dari Mgr Suharyo. Jadilah orang katolik yang berbela rasa. Compassion hanya dimiliki manusia dan merupakan tanda keberadaban tertinggi dimana manusia merasakan dorongan yang kuat untuk menolong, mencarikan jalan keluar bagi orang lain. Hati yang tergerak karena kesulitan orang lain. Ia tidak bisa berdiam diri dan berhenti dengan kata-kata belas kasihan, tetapi ia akan terus berusaha mencari jalan keluar sampai orang lain mendapatkan jalan keluar. Tidak berhenti hanya berharap dan mendoakan tapi harus dilanjutkan dengan perkataan dan perbuatan nyata. Termasuk menggerakkan orang lain untuk turut bertindak. Compassion juga didengungkan oleh  Romo Ophin, OFM dalam kotbah misa Minggu Sore , 7 Juli 2013.
Hati yang tergerak, yang memiliki compassion, adalah hati yang bisa memahami perasaan orang lain sebelum mereka mengatakannya. Yesus mengajarkan dan melatih serta mengutus para murid-Nya, juga kita semua untuk belajar memiliki kepekaan dan kepedulian yang luar biasa. Ia memperlengkapi murid-murid-Nya agar bisa dan mampu melakukan apa yang terbaik bagi mereka yang membutuhkan pertolongan. Memastikan bahwa setiap domba mendapatkan penggembalaan yang baik. Ia tidak melakukannya sendiri, Ia melatih dan mengutus semua murid-Nya untuk dapat melakukan apa yang Yesus lakukan.

Dalam rangka memperingati Ulang Tahun WKRI yang ke 89, tanggal 26 Juni 2013 silam, WKRI St. Paulus-Depok berbela rasa dengan memberikan Beasiswa kepada anak anak tidak mampu di Ranting Ranting yang tersebar di DPC St. Paulus-Depok. Ada sekitar 8 anak yang mendapatkan beasiswa. Beasiswa diberikan dalam bentuk buku serta peralatan sekolah yang disaksikan Romo Haryo OFM yang turut hadir dalam acara itu. VIVA WKRI ST. PAULUS-DEPOK. (Elisabeth SetyaningsihKoordinator Bidang Kesejahteraan WKRI St. Paulus Depok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berbicara adalah hak asasi manusia dari setiap individu, tetapi gunakan hak itu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta budaya lokal yang membangun. Salam kasih. Admin